SRIPOKU.COM - Kepala Staf Presiden, Moeldolo tengah menjadi sorotan terkait isu kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Moeldoko dituding terlibat dalam rencana kudeta Partai Demokrat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Senin (1/1/2021).
"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," katanya seperti dikutip dari Tribunnews.
Seperti diketahui, Moeldoko merupakan kandidat terkuat untuk mengisi ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres luar biasa (KLB) yang digelar di satu hotel di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Lantas siapa Moeldoko Mantan Panglima TNI, kandidat terkuat calon ketua umum partai Demokrat, berikut ulasannya.
Baca juga: SBY dan AHY Nyaris tak Mampu Berbuat untuk Jegal KLB Demokrat, Pengamat : Terkesan Lancar
Baca juga: Siapa Max Sopacua yang Sebut Moeldoko Bakal Jadi Ketua Umum Partai Demokrat & Pencetus KLB di Sumut
Baca juga: Seorang Kader Demokrat Lubuklinggau Digoda Ikut KLB : Kita Solid Satu Komando Setia dengan Ketum AHY
Profil
Moeldoko ini merupakan putra bungsu dari 12 bersaudara pasangan Moestaman dan Masfu'ah. Saudara-saudaranya adalah Moesadi, Muhammad Sujak, Poerwono, Suyono, Sugeng Hariyono, Supiyani, dan Siti Rahayu.
Ia menikah dengan Koesni Harningsih dan memiliki 2 anak, yaitu: Randy Bimantara dan Joanina Rachmaa.
Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko yang lahir di Kediri pada 8 Juli 1957 ini merupakan tokoh militer Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia.
Dahulu Moeldoko pernah menjabat sebagai panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.
Moeldolo juga pernah menjabat sebagai kepala staf TNI Angaktan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.
Semasa kecil, Moeldoko berada dalam lingkungan keluarga sederhana.
Orang Tuanya serba kekurangan untuk membiayai anak-anaknya yang terbilang banyak karena pendapatan orang tuanya tidak menentu.
Bahkan semasa kecil Moeldoko pernah membantu mengerjakan proyek pembangunan desa.
Hal itu dilakukannya untuk membantu perekonomian keluarganya.
Dilansir Tribunnews Wiki, ia juga menyediakan batu dan pasir yang diangkut dari pinggir kali setiap pulang sekolah.
Kemudian, semasa masih aktif menjabat Panglima TNI, Moeldoko mendirikan masjid megah, Masjid Dr. H. Moeldoko.
Masjid yang berada dalam kompleks Islamic Center itu berlokasi di perbatasan kota Jombang dan Kediri.
Masjid ini diresmikan pada 1 Juni 2016, lebih cepat dari peresmian Islamic Centre Dr. H. Moeldoko yang baru diresmikan pada 6 Juni 2016.
Masjid ini dilengkapi fasilitas pendidikan dan sosial seperti panti asuhan, madrasah, gedung TKA Dharma Wanita, Taman Pendidikan Al Qur'an.
Moeldoko juga mendirikan M Foundation, sebuah yayasan sosial yang memiliki fokus kegiatan sosial dalam hal memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak yatim hingga jenjang perguruan tinggi.
Bantuan pendidikan M Foundation diberikan dengan persyaratan siswa akan diseleksi dan dievaluasi prestasi belajarnya secara berkala.
Moeldoko ingin agar anak-anak yang dibantu M Foundation ini menjadi manusia Indonesia yang lengkap seutuhnya, hablum minan-nas pun juga hablum minallah.
Baca juga: MOELDOKO Booking Kamar Hotel, Pecatan Partai Demokrat Berani Gelar KLB 3 Hari
Baca juga: Kader Demokrat Sumut Loyalis AHY Berencana Bubarkan KLB Pimpinan Moeldoko di The Hill Sibolangit
Baca juga: Jelang KLB, Ponsel Ketua DPC Demokrat Muba tak Aktif, Waketum Pastikan Tegak Lurus dengan AHY
Riwayat Pendidikan Militer
Moeldoko menempuh pendidikan di sekolah SD dan SMP di Kediri sedangkan sekolah menengah atasnya di Jombang.
Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Pada usia 24 tahun, Moeldoko menyelesaikan dan berhasil menjadi lulusan terbaik Akmil pada tahun 1981 dengan dianugrahi Bintang Adimakayasa.
Moeldoko mengawali karier di militer sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana. Moeldoko juga dapat melaksanakan tugas dengan baik saat operasi Seroja Timor-Timur dan penugasan lainnya seperti ke Singapura, Jepang, Irak-Kuwait, Amerika Serikat, dan Kanada.
Pada 2008, ia menjabat sebagai Kasdam Jaya, dan pada tahun 2010-2011, ia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat.
Mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, panglima III/Siliwangi, hingga menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Kariernya terus meroket, dua tahun kemudian dengan cepat menduduki Wakil Kepala Staf AD hingga dipercaya sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) tahun pada 22 Mei 2013.
Selang tiga bulan, menginjak usia 56 tahun, Moeldoko ditetapkan sebagai Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di tengah kesibukannya di dunia militer, dia tidak melupakan pentingnya pendidikan.
Dia terus mengasah intelektualnya di perguran tinggi hingga gelar tertinggi.
Dalam usia 57 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar doktor Ilmu Administrasi Negara di Universitas Indonesia dengan nilai sangat memuaskan.
Dua tahun lepas dari tugas kemilitiran, pada 17 Januari 2018, purnawirawan jenderal bintang empat ini diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai kepala Staf Kepresidenan menggantikan Tetan Masduki.
Kandidat Terkuat Calon Ketuam Umum Partai Demokrat
Melansir Tribunnews, Hencky mengatakan sebenarnya ada sembilan nama yang masuk dalam bursa calon ketua umum.
"Ada sembilan nama yang masuk bursa calon ketua umum (caketum), Hencky Luntungan; Yahya Sacawiria; Anton Rifai; Tri Yulianto; Darmizal; Moeldoko; Jhoni Allen Marbun; Marzuki Alie; dan Hasan Noor Hasnaeni," ujar Hencky, Jumat (5/3/2021).
Akan tetapi, Hencky mengungkap dari sembilan nama itu sudah terungkap lima nama dengan dukungan terkuat.
Moeldoko, Marzuki Alie dan Jhoni Allen Marbun termasuk didalamnya.
Hanya saja, dari lima nama itu disebutnya dapat mengerucut lebih kecil lagi selama perhelatan KLB nantinya.
"Sudah ada lima nama paling kuat, yaitu Hencky Luntungan; Jhoni Allen Marbun; Marzuki Alie; Tri Yulianto; dan Moeldoko. Bisa mengerucut lagi," kata dia.
Pendidikan militer
- Akabri (1981) (Lulusan Terbaik - Adhi Makayasa & Tri Sakti Wiratama)
- Kursus Dasar Kecabangan Infanteri
- Kursus Dasar Para
- Susjurpa Jumpmaster
- Sus Bahasa Inggris
- Sus Kasi Ops
- Suslapa-1 Inf
- Suslapa Inf
- Seskoad (1995) (Lulusan Terbaik)
- Sesko TNI (2001)
- Susdanrem
- Susstrat Perang Semesta
- PPRA XLII Lemhannas (2008)
Baca juga: KLB Abal-Abal, Sudah Tak Waras Lagi, BAPILU Demokrat Pastikan Ilegal: 1.200 Undangan
Baca juga: 15 Kader Demokrat Sumsel Terdeteksi Ikut KLB, Terkuak Identitasnya Dibongkar Pengurus
Baca juga: Mbalelo, Sejumlah Kader Demokrat Sumsel Terbang Ikuti KLB, Pengurus DPD Lapor DPP
Riwayat jabatan
- Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981)
- Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983)
- Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
- Perwira Operasi Kodim 1408/BS Makassar
- Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela
- Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS
- Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995)
- Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat (1996)
- Sespri Wakasad (1998)
- Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad
- Komandan Brigif-1/Jaya Sakti (1999)
- Asops Kasdam VI/Tanjungpura
- Dirbindiklat Pussenif
- Komandan Rindam VI/Tanjungpura (2005)
- Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone (2006)
- Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
- Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
- Kasdam Jaya (2008)
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
- Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
- Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
- Wakasad (2013)
- KSAD (2013)
- Panglima TNI (2013-2015)
- Kepala Staf Kepresidenan (2018-sekarang)
Penghargaan
- Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV,
- Satya Lencana Seroja
- Tanda jasa dari PBB
- Satya Lencana Santi Dharma
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Bintang Yudha Dharma Nararya
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama.
- Bintang Jalasena Utama (2014)
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (2014)
- Bintang Bhayangkara Utama (2013)[8]
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Pingat Jasa Gemilang (Tentera/Singapura)
- Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang (DPKT Utama/Brunei)
- Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera/Singapura) (2015)
Baca juga: Palembang Dicap Zona Merah, Terlibat Gerakan Kudeta Demokrat, 2 Mantan Kader Penyebabnya
Baca juga: DPC Demokrat Pagaralam, OI dan Muba Menghilang Jelang KLB, Ishak Mekki Minta Sharelock
Baca juga: Politisi Asal Sumsel Sesumbar, KLB Demokrat Diikuti 1200 Peserta, Klaim sudah Sesuai AD ART