Selain itu diterangkan Azis, Hatta memang sudah diberikan amanat ketum setelah ikut sumbangsih dalam menjadikan Zulhas kembali jadi ketum, sehingga wajar diberikan kepercayaan untuk mengurus PAN di Sumsel.
• Kapolri dan Panglima TNI Saksikan Vaksinasi 2.000 Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Pakri Palembang
"Saat rakernas di Kendari dulu kita tahu ada 3 kekuatan besar meskipun ada 4 calon yang maju (Mulfachri Harahap, Dradjad Wibowo, Asman Abnur dan Zulhas).
Sedangkan kekuatan sebenarnya Amir Rais yang mendukung Mulfachri, Hatta mendukung Asman dan Zulhas.
Perjalanan berikutnya Mulfachri yang dinilai kuat, maka dibangun koalisi antara kekuatan Zulhas dan pak Hatta, sehingga bukan perjuangan pak Zulhas sendiri tapi ada pak Hatta juga yang akhirnya pak Zulhas kembali jadi Ketum.
Nah, masa tidak dihormati permintaan pak Hatta mengurusi Sumsel dan itu tidak gagagahan, mengingat tokoh PAN lainnya seperti Sutrisno Bachir juga diberikan kepercayaan mengurus di Jawa Tengah.
Jadi, wajar- wajar saja permintaan di politik itu, termasuk seperti Marzuki Ali di Demokrat yang meminta Opat untuk di Sumsel," tandasnya.
• Seorang Anggota Polri Gugur Saat Buru 11 DPO Teroris MIT Poso Jaringan Santoso, Lari ke Dalam Hutan
Azis pun menerangkan, jika ada anggapan kepengurusan Palembang yang mayoritas diisi krabat dan loyalitas Hatta Rajasa, itu sudah kesepakatan utuh semua formatur terpilih, dan tetap mengakomodir sosok potensial seperti Ruspanda untuk di kepengurusan.
"Sedangkan di Muba tidak ada kami menghalang-halangi kader loyalis Zulhas seperti Rabbik, tetapi nyatanya yang menandatangani fakta integritas seperti untuk membesarkan partai kedepan melainkan formatur lainnya, mengingat syarat utama jadi ketua adalah kepala daerah, anggota DPRD, pengusaha besar atau tokoh masyarakat," tukasnya.
Dilanjutkan Azis, pihaknya (DPW) tidak memiliki kewenangan melakukan intervensi untuk kepengurusan yang ada, yang dimana pada akhirnya setrlah ada musyawarah mufakat DPP yang menetapkan dimana neken SK bersama Sekjen dan Ketum.
Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Andrias leonardo menilai, dengan semakin kuat cengkraman atau kekuasaan Iskandar di DPW PAN Sumsel yang meletakkan loyalis Hatta pada jabatan startegis partai, setelah membersihkan pesaingnya (Kms H Umar Halim), upaya memuluskan Iskandar untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel mendatang.
"Jelas ini upaya Iskandar membangun kekuatan untuk arah menuju Pilgub Sumsel mendatang, dengan menguasai gerbong atau jabatan startegis di DPW maupun di DPD mengingat penunjukan itu terkadang jadi hak preogratif DPW untuk menentukan kepengurusan internal kedepan," kata Andrias.
Dijelaskan dosen Fisip Unsri ini, kepentingan Iskandar "membersihkan" orang-orang yang tidak sejalan dengan keinginannya, agar tujuannya mendapat perahu di Pilkada tidak sulit dan tidak ada saingan di PAN. Mengingat, Iskandar sudah menjabat dua periode sebagai Bupati OKI.
• JOROK dan Kotor, Penampakan Tumpukan Sampah di Jalan Alternatif Pagaralam-Lahat Simpang Mbacang
"Syarat untuk maju Pilkada, termasuk Pilgub Sumsel nanti, harus ada parpol sebagai pengusung dan ia (Iskandar) sudah mulai membentuk jaringan massanya melalui mesin parpol saat ini," ucapnya.
Ditambahkan Andrias, nantinya juga Iskandar dipastikan akan memperkuat kepengurusan partai di 17 Kabupaten/ kota se Sumsel, dengan sedikit "mengintervensi" Musda PAN Kabupaten/ kota dalam menentukan kepengurusan yang ada.
"Termasuk dalam kepengurusan DPD PAN Kabupaten/ kota, pasti Iskandar berkepentingan besar, dengan meletakkan orang- orang loyalnya bersama dia, agar sosialisasi nantinya semakin mudah," tukasnya.