WARNING Pasca Vaksin COVID-19 'Anda Belum Aman' Jika Tunda Suntik Dosis Kedua Bisa Picu Mutasi Virus

Editor: Hendra Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WARNING Pasca Vaksin COVID-19 'Anda Belum Aman' Jika Tunda Suntik Dosis Kedua Bisa Picu Mutasi Virus

Seperti diketahui di Inggris menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech, dimana pemberian vaksin ini dilakukan dua tahapan.

Ketakutan para pakar karena pemberian vaksin di Inggris untuk tahapan kedua ditunda. Padahal dalam proses uji klinis hanya ditenggal dalam toleransi 21 hari hingga 42 hari dari pemberian dosis tahap pertama.

Seperti diketahui, ada dua tahap pemberian vaksi untuk jenis vaksi Pfizer-BioNTech, yakni pemberian dosis tahap pertama yang dikatakan kekebalan di tahap pertama mencapai 90 persen, kemudian menunggu jeda sekitar 21 hari hingga 42 hari, baru kemudian diberikan dosis kedua dengan asumsi uji klinis di pemerima vaksin mendapatkan kekebalan 100 persen.

Namun di Inggris justru menunda pemberian dosis kedua, dengan harapan dan memberikan kesempatan kepada semua warga untuk lebih banyak mendapatkan dosis tahap pertama, sehingga ditunda 12 minggu atau hingga 84 hari. Lamanya jeda inilah yang diprotes karena terlalu lama dan dikhawatirkan dalam kondisi baru 95 persen, Virus Covid-19 menyerang dan bisa bermutasi menjadi varian baru.

Seperti diketahui, kebijakan ini dikeluarkan pemerintah Inggris karena stok Pfizer-BioNTech tebatas, sehingga ditunda untuk suntik vaksin Pfizer-BioNTech tahap kedua.

Hal inilah yang ditakutkan oleh para pakar. Sebab strategi ekstrem Inggris ini bisa memicu dan memberikan kesempatan kepada Virus untuk bermutasi.

Memicu Mutasi Baru

Sementara dari Kompas.com seperti dilansir Sripoku.com, bahwa The Doctors' Association UK mengingatkan efek terhadap efikasi vaksin jika ditunda.

Hasil serupa juga dikatakan oleh pihak The British Medical Association, bahwa langkah penundaan "tidak adil" bagi mereka yang sudah mendaftar dan mendapat suntikan.

Karena itu, beberapa ahli menyebut ini sebagai hal tak biasa karena artinya secara sengaja melanggar prosedur yang sudah diteliti lewat proses uji klinis.

Pfizer sendiri sebagai pihak yang memproduksi vaksin mengatakan, tidak memiliki data apakah satu dosis vaksin saja sudah cukup bisa melindungi setelah 21 hari.

"Studi uji klinis tingkat tiga Pfizer-BioNTech didesain untuk mengevaluasi keamanan dan efikasi vaksin yang mengikuti jadwal pemberian dua dosis suntikan berjarak 21 hari," tulis Pfizer dalam pernyataan yang dikutip dari CNN, Sabtu (2/1/2021).

Sebab, Tidak ada data yang bisa menunjukkan efek perlindungan yang dihasilkan."Dari suntikan pertama dapat bertahan setelah 21 hari," lanjutnya.

Adapun Skema pemberian vaksin dosis kedua ala Inggris itu dikhawatirkan bisa memicu laju kecepatan mutasi virus corona, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Rabu (13/1/2021).

"Terdapat kemungkinan, perubahan skema pemberian dosis kedua vaksin virus corona semacam itu akan mempertinggi laju mutasi virus," demikian peringatan Florian Krammer, peneliti vaksin dari Icahn School of Medicine di New York dalam sebuah konferensi pers Science Media Center (SMC).

Halaman
123

Berita Terkini