Wanita Ngaku Simpanan Anggota DPR Kini Ancam Ngadu ke Istri Sah, Imbas Tolak Omnibus Law UU Ciptaker

Penulis: fadhila rahma
Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ancaman para wanita mengaku-ngaku simpanan anggota DPR rata-rata menolak atau merevisi Omnibus Law yang disahkan oleh DPR, viral di media sosial (medsos) Twitter. Jika tidak merevisi UU Cipta Kerja tersebut, para wanita ini akan mengadukan ke istri-istri anggota DPR tersebut. (Kolase Wartakotalive.com/Istimewa/Tangkapan Layar Twitter)

Lalu terkait UU Omnibus Low menurut Indah, banyak pasal yang perlu ditinjau ulang sebab merugikan banyak lapisan masyarakat Indonesia.

Berikan juga penjelasan yang baik untuk masyarakat dengan alasan dan point sejelas-jelasnya.

Dengan adanya keterbukaan dan penjelasan yang baik, jika dirasa interpretasi antara pembuat undang undang dengan masyarakat berbeda maka jangan biarkan banyak orang turun ke jalan dan tidak mendapatkan jawaban apa-apa atas kebingungan ini.

Sementara itu terkait ia mentraktir para mahasiswa yang demo menurutnya, itu berlatar belakang dari beberapa hari yang lalu bahwa ia sedih sekali rasanya melihat mereka yang terlihat sangat lelah menyampaikan aspirasi di saat masa pandemi.

Mereka pasti mengorbankan banyak hal termasuk mereka mungkin mengorbankan kondisi ekonomi keluarga mereka secara pribadi.

"Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa covid-19 ini telah membuat jumlah orang miskin melonjak pesat.

Ketika mereka mengorbankan banyak hal, lalu daripada saya berdiam diri saja di rumah, tanpa melakukan apa-apa, sementara saya juga tidak mampu seperti mereka anak-anak muda yang energik.

Jadi saya memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki," katanya.

Lalu habis uang berapa Indah mentraktir para mahasiswa yang demo di Kantor Gubernur Sumsel pada Jumat (9/10/2020).

"Saya anggap hari Jumat kemarin adalah bersedekah, baik kepada mereka mahasiswa yang membutuhkan makanan dan minuman, juga kepada mereka yang berjualan di sana," kata Indah, Sabtu (10/10/2020).

Aksi Kapolsek IT I Palembang Kompol Deni Triyana saat menenangkan massa aksi yang menggelar demo di halama kantor Gubernur Sumsel. (sripoku.com/chairul nisyah)

Indah mengatakan bahwa kebetulan ia juga memang aktivis yang selalu sering mengedukasi netizen untuk senantiasa bersedekah.

"Kalau uangnya dari uang penghasilan bisnis saya, saya anggap ikut mencicipi mereka jerih payah ini.

Sekaligus mengharapkan pahala dari Tuhan. Uang yang dikeluarkan tidak banyak, lebih dari Rp 5 juta dan tidak sampai Rp 10 juta," katanya.

Masih kata Indah, sebenarnya memang tidak perlu diumbarkan agar tidak menjadi riya yang mengurangi pahala.

Tapi dalam hal ini Indah justru ingin memotivasi orang yg mungkin berprofesi sama dengannya, untuk senantiasa menyisihkan uang seberapapun untuk bersedekah, kepada siapapun yang membutuhkan seperti yang ia lakukan kemarin.

"Saat saya mentraktir para mahasiswa yang sedang demo kemarin, saya melihat muka-muka kegembiraan seperti anak kecil yang dibelikan mainan.

Mereka makan dengan lahap, juga bersemangat mendengarkan nasehat dan edukasi dari saya," katanya.

Sementara itu menurut Indah makanan yang ia traktir semua makanan yang dijajakan pedagang yang ada di sana saat demo.

Seperti pempek ada beberapa unit sepeda, ada siomai, beberapa gerobak minuman, bahkan kerupuk.

"Tidak hanya untuk penjual makanan saya juga memberi mereka yang bertugas membersihkan jalan dari sampah-sampah yang ada.

Saya juga bahkan memarahi anak kecil yang kerja nya ikut-ikutan padahal seyogyanya mereka berada di rumah," katanya.

Berita Terkini