Wanita Ngaku Simpanan Anggota DPR Kini Ancam Ngadu ke Istri Sah, Imbas Tolak Omnibus Law UU Ciptaker

Penulis: fadhila rahma
Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ancaman para wanita mengaku-ngaku simpanan anggota DPR rata-rata menolak atau merevisi Omnibus Law yang disahkan oleh DPR, viral di media sosial (medsos) Twitter. Jika tidak merevisi UU Cipta Kerja tersebut, para wanita ini akan mengadukan ke istri-istri anggota DPR tersebut. (Kolase Wartakotalive.com/Istimewa/Tangkapan Layar Twitter)

Karena memang kebetulan properti tersebut standby untuk shooting di beberapa comedi singkat.

Jadi saya pergunakan saja untuk datang dan secara tiba-tiba berorasi singkat," ungkapnya.

Orasi-orasi yang Indah sampaikan pun cukup mengedukasi mahasiswa yang demo, sebab Indah menyarankan agar yang berdemo tidak anarki.

"Aku bukan polisi, aku bukan istri polisi, anak aku tidak ada yang polisi. Keluarga aku tidak ada yang polisi, tapi jangan mahasiswa sampai bentrok dengan polisi." Demikian penggalan yel-yel yang Indah sampaikan.

Menurut Indah ia yakini bahwa tidak ada yang salah dalam hal ini, mahasiswa mungkin sudah merasa terlalu lelah menyampaikan aspirasinya yang seperti diabaikan dan tidak didengarkan.

Sementara polisi juga menggemban tugas berat, untuk memelihara keamanan selama berlangsungnya demonstrasi.

"Polisi hanya menjalankan tugas dengan sebaik baiknya, sebagai penegak hukum.

Ya pada intinya mahasiswa atau dalam hal ini katakanlah rombongan demonstran dan polisi adalah manusia yang sama-sama memiliki tugas, atau hak dan kewajiban yang sama atas Indonesia negara kita," katanya.

Menurut Indah, demonstrasi adalah hak kita seluruh rakyat indonesia untuk menyampaikan pendapat.

Tetapi jangan sampai anarki. Dibutuhkan banyak warna untuk membuat dunia ini indah.

Dibutuhkan polisi sebagai orang yang menjaga ketertiban ini, maka jangan jadikan polisi sebagai kambing hitam kekesalan sebab tidak didengarkan.

Sebaliknya dibutuhkan mahasiswa sebagai tolok ukur kemajuan bangsa. Di tangan mereka inilah estafet keberhasilan dan kesuksesan negara ini akan diteruskan.

"Pesan saya adalah jangan pernah merusak sebelanga susu sebab nila setitik.

Jika memang ada oknum mahasiswa yang berbuat salah atau mungkin oknum polisi yang berbuat keterlaluan, jangan disamaratakan.

Jika kita tidak suka dengan ranting pohon yang memiliki daun jelek atau busuk, potong rantingnya, bukan memotong pohon beserta seluruh akarnya," katanya.

Massa aksi menyanyikan lagu Padamu Negeri di sela-sela menyampaikan orasi di halaman kantor Gubernur Sumsel. (sripoku.com/zaini)
Halaman
1234

Berita Terkini