Virus Corona di Sumsel

Cegah Corona, Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi Sumsel Sarankan Jangan Berlama-lama di Ruangan Tertutup

Penulis: maya citra rosa
Editor: Refly Permana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara penanganan Covid-19 Sumsel, Prof Yuwono

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketakutan masyarakat mengenai Virus Corona atau Covid-19 saat ini sudah mulai memudar, meskipun pola penularan yang ternyata dapat terjadi di ruang tertutup.

Prof Dr dr Yuwono M Biomed selaku salah satu ahli mikro biologi di Sumsel menjelaskan bahwa penularan terjadi yang hanya apabila ruangan tersebut tidak memiliki aliran udara dan kualitas sinar matahari yang baik.

Lebih lanjut menurutnya, penularan yang berasal dari udara atau airborne saat ini baru dapat ditemui melalui droplet, yang mana membawa RNA virus beratnya satu juta kali lebih berat daripada oksigen.

Tahanan Kejaksaan Berpotensi Jadi Klaster Baru Covid-19 Pasca Ada Enam Tahanan Positif Virus Corona

Sehingga tidak mudah masuk ke sel tubuh manusia dengan jarak minimal satu meter, atau dapat mudah hilang dengan cahaya matahari yang baik.

Sedangkan mikrodroplet atau aerosol, meskipun dapat terjadi di ruang tertutup, namun penelitian ini baru ditemui di rumah sakit yang menjadi tempat penularan yang tinggi.

“Mikrodroplet itu lebih kecil lagi, sebentar saja menempel, tidak berbahaya, jika tidak dengan jarak dekat atau memegang bekas droplet tersebut,” ujarnya.

Hal ini karena rumah sakit yang biasanya melayani pasien emergency, sehingga seringkali melakukan tindakan yang mengharuskan tenaga medis berada di dekat pasien, seperti memasangkan alat pernafasan ke mulut pasien.

Peringatan Dini Gelombang Tinggi BMKG Besok, Selasa 4 Agustus 2020 : Ketinggian Capai 6 Meter

“Tindakan medis yang mengharuskan pasien mendapatkan tindakan yang dekat dengan tenaga medis, padahal tidak diketahui bahwa apakah pasien tersebut tertular Covid-19 atau tidak,” ujarnya.

Selain itu, penularan droplet yang idealnya menurut penelitian dikatakan akan bertahan selama 8 jam.

Namun dalam kondisi cuaca di Indonesia yang panas dengan sinar matahari yang bagus, akan membuat droplet itu bertahan dengan sangat sebentar.

Oleh karena itu, meskipun penularan di ruang tertutup tidak berbahaya, namun tetap saja area ruang terbuka lebih baik untuk mengurangi potensi penularan.

“Ruangan tertutup yang dengan kualitas udara yang buruk, namun tetap ruang terbuka lebih baik, jika mengharuskan berada di ruang tertutup sebaiknya jangan terlalu lama,” ujarnya saat ditemui, Senin, (3/8/2020).

Program Pemutihan Pajak, Hari ini Ada 2.732 Wajib Pajak di Palembang Terdaftar, Sabtu Hanya 337

Sedangkan pada udara murni yang udara seperti biasa, itu belum ada bukti bahwa dapat menularkan Covid-19.

Ada penelitian hanya terbukti itu saat ini hanya varicella atau cacar air, yang mana penguapan bekas cacar tersebut dapat menular tanpa bersentuhan.

Begitu juga dengan sekolah, olahraga, dan area perkantoran yang seharusnya tidak masalah jika segera dibuka kembali.  

Seperti yang terjadi saat ini, pemerintah yang saat ini tetap melanjutkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini karena takut adanya klaster baru, justru dianggap keliru, padahal belum ada landasan mengenai hal tersebut.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Dari BMKG 4 Agustus 2020: 18 Wilayah Akan Mengalami Hujan Lokal

“Kekhawatiran jika dibiarkan anak masuk sekolah, akan terjadi herd immunity, padahal setiap orang sudah mempunyai itu sejak lahir sebanyak 20 persen didalam tubuhnya,” ujarnya.

Justru dengan pendidikan secara daring, dikhawatirkan anak-anak tidak mendapatkan pendidikan karakter seperti biasa dengan melakukan pertemuan langsung, dibandingkan dengan sistem daring.

“Pendidikan yang paling bagus yaitu dengan antara guru dan murid pertemuan langsung, pendidikan karakter dan sopan santun, meskipun pemerintah daerah juga harus mempertimbangkan perintah dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Berita Terkini