Apabila sarana dan prasarana telah diperbaiki atau terpenuhi, guru guru sudah mendapat pelatihan termasuk kepala sekolah, termasuk juga orangtua siswa yang mungkin tidak ada gawai bisa disubsidi dari pemerintah.
• Dodi Reza Alex Sebut Musda Partai Golkar Sumsel Harus Digelar Sebelum 31 Agustus 2020
"Nah itu bisa bisa saja, malah lebih bagus hanya kita tidak bisa melakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh) saja tapi tetap harus ada belajar tatap muka itu karena tatap muka itu manfaatnya bisa bersentuhan langsung secara sosial antara guru, dosen kepada siswa ataupun dengan mahasiswa," jelasnya.
Jadi secanggih apapun teknologi, sepintar apapun anak namun bila tak dibarengi dengan akhlak dan budi pekerti semua tak ada guna.
"Intinya boleh boleh saja kalau sarana prasarana sudah lengkap, kemudian guru guru, termasuk SDM untuk hal ini sudah siap, perlu proses atau kajian terlebih dahulu," katanya.
"Karena menurut saya masih banyak di daerah terpencil itu kesulitan sinyal, juga tatap muka yang dilakukan oleh guru atau dosen ke anak didiknya ini minimal untuk pelajaran akhlak dan budi kerti mereka.
Melalui tatap muka juga sebagai sarana beradaptasi dengan lingkungan, kalau langsung dipermanenkan nanti takutnya banyak anak yang pintar tapi kurang ajar," jelasnya.
Kepala SMPN 12 Mgs Ahmad Fauzi mengatakan dirinya siap apabila pembelajaran jarak jauh dipermanenkan namun harus ada kajian dan pelatihan terlebih dahulu untuk para guru.
"Harus dilatih dulu guru gurunya supaya bisa mengerti IT, memgingat ini sangat penting agar tidak gagap," katanya.
• Kota Prabumulih Terancam Kembali ke Zona Merah Setelah Hasil Rapid Test Beberapa Pedagang Reaktif
"Masalahnya tidak semua orangtua atau anak ini punya gawai. Kalau yang mampu ya aman aman saja, bagaimana untuk yang tidak mampu, kalaupun mampu membeli gawai bagaimana dengan kuotanya. Itu semua harus dikaji terlebih dahulu," jelasnya.
Dia pun menilai belajar tatap muka antara guru dan siswa itu sangat penting.
"Menurut saya pribadi tatap muka itu jangan dihilangkan kalau memang dipermanenkan setidaknya dikombinasikan antara tatap muka dan belajar online, misalnya Senin, Rabu dan Jumat tatap muka kemudian Selasa dan Kamis belajar jarak jauh," katanya.
"Saya menilai tatap muka ini penting untuk guru dan siswa, apabila tidak ada tatap muka lagi dan digantikan dengan teknologi bisa bisa lulusan guru akan menganggur kan, susah mencari pekerjaan dan anak tidak akan belajar sosialisasi baik kepada guru maupun teman temannya," jelasnya.