SRIPOKU.COM - Legenda tinju asal Inggris, David Haye, menilai Deontay Wilder bukan tipe petinju yang mudah menyerah meski sudah menelan kekalahan TKO dari Tyson Fury.
Deontay Wilder yang merupakan petinju kelas berat dari Amerika Serikat (AS) kehilangan sabuk juara WBC-nya setelah dikalahkan Tyson Fury (Inggris) pada duel ulang alias rematch di MGM Grand Arena, Las Vegas, AS, 23 Februari lalu.
Selain kehilangan titel kampiun, catatan pertarungan Wilder juga ikut tercoreng.
• Video: Legenda Liverpool Sir Kenny Dalglish Positif Terjangkit COVID-19
• Jorge Lorenzo Kurang Pengalaman, Akui Terlalu Keras Kepala Melawan Rossi di GP Catalunya musim 2009,
• DUEL KLASIK, 11 April 2012 - Dari Jarak 35 Meter Tembakan Super Ronaldo Hancurkan Atletico Madrid
Petinju berjulukan The Bronze Bomber itu kini punya satu kekalahan dalam karier tinju profesionalnya.
Padahal, sebelum keok di tangan Fury pada laga kedua, Wilder tak pernah kalah dalam 43 pertarungannya.
Parahnya, kekalahan perdana Wilder didapat melalui technical knock out (TKO) pada ronde ketujuh.
Sebelumnya, Wilder sempat dijatuhkan Fury pada ronde ketiga dan kelima.
Hasil itu kemudian menimbulkan berbagai reaksi.
Banyak pihak yang menilai Wilder bukan lawan sebanding bagi Fury dan Fury seharusnya langsung saja bertarung melawan Anthony Joshua (Inggris) untuk perebutan status juara tak terbantahkan alias undisputed champion.
Salah satunya ialah promotor Matchroom Boxing yang menaungi Anthony Joshua, Eddie Hearn.
Namun, Wilder belum menyerah.
The Bronze Bomber memilih untuk memakai klausul pengajuan trilogi duel kepada Fury.
Pertarungan tersebut diharapkan bisa terjadi pada awal Oktober tahun ini setelah tanggal awal, 18 Juli, direvisi karena pandemi virus Corona alias Covid-19.
Menanggapi polemik rencana duel tinju ini, David Haye menilai Wilder tidak akan mundur.
Haye berpendapat, Wilder bukanlah sosok petinju yang memprioritaskan uang.