Operasi Pasar Gula di Palembang, Setiap Warga Dijatahi 1/2 Kilogram, Pembeli Melampirkan KTP
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pemerintah Kota Palembang akan melakukan Operasi Pasar (OP) gula pada akhir pekan ini.
operasi pasar sendiri akan dilangsungkan 18 Pasar di Kota Palembang.
Dalam OP tersebut, Pemkot menggandeng Perusahan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda berharap, agar masyarakat tidak membeli dalam jumlah besar.
Karena kondisi stok gula saat ini masih terbatas dan hanya mencukupi untuk satu bulan kedepan, lantaran molornya masa panen petani tebu.
"Oleh karenanya, kita batasi Pembelian gula sekaligus untuk meminimalisir jika ada oknum-oknum yang melakukan penimbunan gula sembari menunggu kiriman bantuan stok gula dari Kementerian 29 ribu ton. Satu orang warga hanya boleh membeli gula 1/2 kg dengan melampirkan fotokopi KTP, jaga-jaga jangan sampai stok kurang," jelasnya, Kamis (12/3/2020).
• Satu Tewas dan Ada yang Kritis Pasca 2 Tetangga Berkelahi, Polres Lubuklinggau: Belum Ada Tersangka
• Kapolsek Talang Kelapa Dalami Motif Seorang Ayah Berbuat Asusila ke Anaknya, Istri Kurang Apa
Dijelaskannya, gula yang dipasarkan bekerjasama dengan Bulog tetap dibayar namun dengan harga HET gula yakni Rp 12.500, artinya 1/2 kg warga cukup membayar sekitar Rp 6 ribuan.
Ditahap awal Pasar murah atau OP ini akan dilakukan di lima pasar, terutama untuk komoditi gula.
"Kita fokuskan dulu ke gula karena ini menjadi keluhan masyarakat. Mudah-mudahan OP ini berjalan lancar sehingga stabilitas harga terjaga," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Sumsel dan Babel, Yudi Wijaya mengatakan, biasanya stok gula yang disediakan Bulog bisa mencapai ribuan.
Hanya saja kondisi saat ini tinggal 9,6 ton.
Padahal, dalam satu bulan Bulog biasanya menjual gula 3-5 ton.
• Penantian Panjang DWI Warga Palembang, 3 Tahun Menunggu KTP Miliknya Selesai Dicetak
• Dilarang Pacaran, Korban Kekerasan Seksual Ayah Sendiri Ini Akhirnya Buka Mulut, Ayah Lebih Bejat Bu
"Sambil menunggu gula impor, dari Brazil dan India menurut infonya sebanyak 400 ribu ton. Dari situ, gudang Bulog se Indonesia akan menerima 29.800 ton. Nah, Untuk kebutuhan Sumsel sendiri kita tunggu dari Dinas Perdagangan berapa kebutuhannya," jelasnya.
Ia mengakui kelangkaan gula disebabkan faktor waktu panen tebu yang belum tiba, karena masa panen tebu ada di antara bulan Juni - Juli.
"Bukan hanya di pasar tradisional, saya juga menemukan di beberapa minimarket gula sudah langka. Kita harap dengan bantuan gula impor itu bisa memenuhi kebutuhan sembari menunggu masa panen," tutupnya