Berita OKI
Kisah Nama Sungai Janda atau Jando yang Ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
Terjadilah saling kejar-kejaran karena janda tersebut mengira hantu, hingga beberapa orang janda itu tercebur ke dalam sungai dan tidak muncul lagi.
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Berbagai macam cerita bernuansa peninggalan kerajaan atau leluhur sangat menarik minat untuk ditelusuri.
Di Kabupaten Ogan Komering Ilir sendiri sangat banyak nama daerah, bangunan, Kuburan, dan bahkan nama sungai yang berhubungan erat dengan cerita masyarakatnya ketika itu.
Salah satu contoh keunikan nama tersebut yaitu adanya nama sebuah sungai yang disebut Sungai Janda (Sungai Jando).
Sungai Janda ini kerap dihubungkan dengan banyaknya penghuni di sekitar sungai yang telah pisah dengan suaminya alias janda.
Yuslizal, Sejarawan Kabupaten Ogan Komering Ilir menceritakan cerita pemberian nama tersebut berhubungan dengan Puyang Bucit atau orang sakti pada jaman dahulu.
"Puyang Bucit seseorang yang mampu memperdaya Si pahit lidah pada saat hendak masuk ke Kayuagung, Puyang Bucit menipu daya Sipahit lidah dengan membuat pohon kelapa seolah menyerupai manusia,"
"Jadi saat sipahit lidah datang ke Kayuagung, ia menunjukkan orang kami tinggi bahkan ada yang ukurannya setinggi pohon kelapa, Lagi pula makanan pokok kami bukan hanya beras, kami selalu makan pucuk pohon bamboo sebagai syarat kesaktian,"
"Mendengar cerita tersebut pahit lidah pun tidak jadi tinggal di Kayuagung dan memutuskan pergi," ucapnya kepada wartawan Tribunsumsel.com.
• Uang Rp 3 Juta Hasil Jual Kopi dan 6 Karung Beras Milik Keluarga Hamidi di OKU Selatan Terbakar
• Bursa Transfer Liga 1 Berakhir : Dua Pemain Asing ke Persela, Eks Sriwijaya FC, Persib ke Persita
• Rumah Lama Long House Sebagiannya Dihuni Karyawan PT Lonsum di Muratara Ludes Terbakar
Setelah kejadian itu, dilatar belakangi peristiwa Bucit yang dikabarkan warga telah meninggal, dan arwahnya gentayangan hingga warga ketakutan.
"Jadi sekitar Abad ke-17 hingga 18, heboh dikabarkan Bucit telah meninggal, jadi setiap warga yang melihatnya langsung berlari ketakutan,"
"Padahal Bucit sendiri masih hidup, namun warga tetap saja ketakutan karena mengira yang dilihat adalah arwahnya," jelasnya.
Kebetulan di sepanjang pinggiran sungai Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung tersebut banyak warga yang bermukim merupakan janda.
"Jadi suatu saat Puyang Bucit lewat di kawasan tersebut dan hendak bertanya kepada sekumpulan janda yang sedang duduk, namun mereka ketakutan,"
"Terjadilah saling kejar-kejaran karena janda tersebut mengira hantu, hingga beberapa orang janda itu tercebur ke dalam sungai dan tidak muncul lagi," ujarnya.
Dari sanalah sungai tersebut dinamakan masyarakat sebagai sungai baluh yang dalam artiannya wanita yang tidak memiliki suami alias janda
"Setelah kejadian itu warga sekitar menyebutnya sungai baluh, namun adanya pergeseran zaman semenjak abad 19 namanya diganti lebih modern yaitu Sungai Janda," ungkapnya sembari bercerita bahwa hingga saat ini masyarakat Kayuagung memakai sebutan tersebut.