“Terima kasih atas kepercayaan beliau. Saya akan bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan beliau,” ujar Ahok.
Meski sudah resmi menunjuk Ahok, Erick meminta satu syarat untuk eks Bupati Belitung Timur itu. Erick meminta Ahok keluar dari keanggotaan PDI Perjuangan.
“Pasti semua komisaris di BUMN apalagi direksi harus mundur dari partai, itu sudah clear (selesai),” ujar Erick.
Menurutnya, permintaan untuk mundur dari partai telah disetujui Ahok dan langkah ini sebagai upaya menghindari konflik kepentingan.
“Tentu independensi dari BUMN sangat dipentingkan dan Insya Allah orang-orang yang punya etikat baik, pasti semua tahu risiko bagaimana mengabdi untuk negara,” ujar Erick.
Erick menjelaskan, penunjukan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina telah melalui proses dan disetujui Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Nanti Pak Basuki bisa hari ini atau Senin (jabat komisaris utama Pertamina),” ucapnya.
Tugas Berat Ahok
Pengamat BUMN Toto Pranoto punya pandangan berbeda. Menurut dia, Ahok mengemban tugas berat sebagai komisaris utama di perseroan migas BUMN.
Ahok, sambung dia, dituntut untuk meningkatkan produksi minyak (lifting), mengingat capaiannya tak pernah mencapai target dalam beberapa tahun terakhir.
Artinya, Ahok harus mendorong direksi Pertamina untuk meningkatkan eksplorasi ladang minyak, baik onshore maupun offshore. Di sisi lain, Pertamina harus menjalankan peran sebagai Public Service Obligation (PSO) subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan BBM Satu Harga.
"Supaya efektif kerjanya, komisaris utama bisa mengoptimalkan fungsi komite audit dan komite lainnya," saran Toto.
Susunan Bos BUMN :
1. Pahala Mansury
Direktur Utama BTN
2. Chandra Hamzah
Komisaris Utama BTN
3. Basuki Tjahaja Purnama
Komisaris Utama PT Pertamina (persero)
4. Budi Gunawan Sadikin
Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (persero)
5. Emma Sri Martini
Direktur Keuangan PT Pertamina (persero)
(Tribun Network/fik/sen/nik/wly)