SRIPOKU.COM - Turbulensi salah satu hal yang kerap terjadi ketika menggunakan transportasi pesawat.
Saking sudah biasanya, kadang kala dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Namun, tetap kudu hati-hati ya karena jika guncangannya kencang bisa menyebabkan luka lho.
Seperti yang terjadi Selasa (1/10/2019), dimana 11 penumpang pesawat harus dirawat karena menderita luka-luka.
Penyebabnya, turbulensi kencang ketika pewawat yang mengantar mereka mengudara di langit Singapura.
Turbulensi bisa terjadi disebabkan oleh beberapa sebab, dilansir dari kompas.com.
Salah satunya adalah awan. Selain CAT (Clear Air Turbulence), awan adalah gambaran dari keadaan udara yang tidak stabil. Salah satu jenis awan yang paling berbahaya adalah cumolonimbus.
Turbulensi bisa dikategorikan menjadi 2 yaitu turbulensi seputar awan dan turbulensi udara cerah.
• VIDEO Pesawat ALK Airlines Alami Turbulensi, Penumpang Panik & Pramugari Terlempar ke Langit-langit
Ketika langit benar-benar bersih dan tidak berawan, ternyata bisa membuat pesawat turbulensi.
Seperti yang dikutip dari cntraveler.com, turbulensi udara cerah lebih berbahaya karena awak kabin memiliki sedikit waktu untuk memperingatkan penumpang.
Turbulensi udara cerah lebih ekstrem, sehingga Anda harus memersiapkan diri.
Lalu, apa ya yang bisa dilakukan penumpang ketika terjadi turbulensi?
• Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Palembang Hari Ini, Rabu 2 Oktober 2019, Cerah Berawan hingga Malam
• Sulit Temukan Awan Cumulonimbus di Sumsel, Upaya TMC untuk Hujan Buatan, Tim BPPT Tetap Siaga
• Dikepung Awan Cumulonimbus, Hujan Tidak Merata
1. Sabuk pengaman
Ketika pilot menyatakan sabuk pengaman boleh dilepas, tetapi tetap disarankan untuk memakainya, mungkin sebagai antisipasi terjadinya turbulensi.
Maka dari itu, penumpang alangkah baiknya tetap mengenakan sabuk pengamanan sehingga ketika turbulensi terjadi tetap berada di kursi yang ditempati.
2. Barang di Kabin