Laporan wartawan Sripoku.com, Pairat
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pempek merupakan makanan khas warga Palembang.
Kini kudapan berbahan dasar ikan dan tepung tapioka ini tidak hanya dikenal oleh wong kito, namun seantero nusantara.
Dilihat dari bentuk dan rasa, ada berbagai macam pempek diantaranya pempek adaan, lenjer, kulit, kapal selam, telok, keriting, telok, isi tahu, kapal selam dan pistel.
Harganya pun bervariasi tergantung kualitas ikan dan pengolahan bahan dan di kota asalnya, Pempek sangat mudah dicari, tak hanya dijumpai di toko dan warung-warung, namun pempek bisa ditemui melalui para penjual menggunakan sepeda keliling.
• Antara Total Football dan Perang Total Pilpres
• Alex Noerdin: Olahraga Itu Penting Karena Sifatnya Menjadi Hidup Sportif dan Sehat
• BREAKING NEWS: Tim Labfor Temukan Fakta Berbeda Kasus Bidan Desa Diperkosa, Tak Ditemukan Sperma
Yups, wong kito familiar menyebutnya "pempek sepeda". Salah satu kawasan tempat para penjual pempek sepeda mangkal adalah di Jalan Balap Sepeda atau persisnya di depan Kolam Renang Lumban Tirta Palembang.
Biasanya, di sana terdapat 3 sampai 5 orang yang mangkal di atas sepeda menjajakan berbagai jenis pempek, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.30 WIB.
Diketahui para penjual pempek ini ternyata tidak memproduksi pempek sendiri, namun mereka mengambil ke para agen pempek dengan sistem setor, yakni menjual terlebih dahulu pempek, barulah pempek yang terjual disetor ke agen dan pempek yang tidak laku dikembalikan.
Nah, kali ini Sripoku.com berhasil menelusuri salah satu agen pembuatan pempek sepeda yang berada di Kawasan Kebun Semai Sekip Tengah Palembang, tepatnya di Jalan Mayor Salim Batubara Lorong Rantau Rt 8 Rw 03 Jumat (22/2/2019).
Ditemui di rumah 2 lantai berwarna hijau inilah Haryati (39) bersama suaminya Yasir (53) tengah istirahat sambil santai bercengkrama usai membuat pempek.
"Kalo kami siang jadi malam, malam jadi siang, buat pempek itu mulai pukul 02.00 dini hari dan selesai diambil anak buah (penjual pempek sepeda) paling banter pukul 08.00, jadi siang kami istirahat," ungkap Haryati kepada Sripoku.com.
• TKW Asal Palembang Ditahan di Malaysia, Begini Kondisi Kakak Kandungnya yang ada di Palembang
• Api Melahap Rumah Warga di Muratara, Saat Penghuni Rumah Tengah Tidur Pulas
• Agar Terlihat Lebih Tinggi & Langsing, Inilah 7 Tips Berpakaian Bagi yang Berpostur Kecil Mungil
Haryati bersama suaminya menggeluti bisnis pempek sepeda ini sudah 15 tahun lamanya, dia mengaku awalnya hanya membuat pempek dan menjualnya berkeliling masuk ke lorong-lorong di Kota Palembang, namun lama kelamaan banyak orang yang ikut menjajakan pempeknya hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berkeliling jualan dan fokus hanya memproduksi pempek.
"Awalnya kami bingung mau cari kerja karena hanya tamat SD, jadi sejak merantau ke Palembang belajar buat pempek dan Alhamdulillah bisa bertahan hingga sekarang," beber Haryati.
Kini pasutri berdarah Pati Jawa ini mengaku sudah memiliki belasan mitra para penjual pempek sepeda yang mengambil pempek yang diproduksinya dengan sistem setor.
Uniknya, Yasir menuturkan beberapa dari para mitra pempek sudah mulai bergeser tak menggunakan sepeda, dengan alasan kondisi yang ditempuh cukup jauh berkeliling ke daerah-daerah di Palembang akhirnya sebagian para mitra menggunakan sepeda motor.