Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Setelah dilakukan visum, cara pembunuhan wanita yang ditemukan meninggal bersibah darah di Kawasan Kemang Manis Kota Palembang akhirnya terungkap.
Linda menghembuskan nafas terakhir akibat tebasan dan tususkan yang diduga dilakukan oleh suaminya sendiri.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Komisaris Yon Edi Winara mengatakan, pihaknya segera melakukan olah TKP usai mendapatkan laporan.
"Kita olah TKP dan mengevakuasi jenazah korban ke RS Bhayangkara Palembang. Ditemukan 24 luka tebasan dan tusuk di sekujur tubuh korban," ujar Yon.
• Makan Malam Romantis di Exelton Hotel Palembang, Ada Menu Japanesse & Western
• Dinilai Sudah Layak, Herman Deru: Bandara Silampari Siap Diresmikan Presiden
• Dukung Jokowi-Maruf Amin, Setgab LSM Sumsel Gelar Deklarasi Damai Tentang Berita Hoax Isu SARA & HS
Sementara terkait laporan suami korban yang diduga melompat ke Sungai Musi, pihaknya sudah menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan Kantor SAR Palembang untuk melakukan pencarian.
"Korelasi antara kejadian tewasnya korban dan upaya bunuh diri suaminya masih kami dalami. Tim sudah kita terjunkan untuk menyelidiki peristiwa ini," ungkapnya.
Usai dilakukan visum oleh pihak Rumah Sakit, jenazah Linda dibawa ke Rumah duka untuk diberangkatkan ke peristirahatan terakhir di pemakaman Puncak Sekuning. Sedangkan sang suami hingga saat ini, belum diketemukan usai melompat ke sungai.
Jerit tangis pecah saat Jenazah Linda Fitria (38) diturunkan dari mbil ambulance.
• Sedang Memuat Sawit Hasil Curian, Karyawan PT Lonsum Ditangkap
• Palembang Triathlon 2019, Jauhari Johan Berhasil Kalahkan ratusan Atlet Dari 8 Negara
• Angin Puting Beliung di Tanjung Beringin Empatlawang, Atap Rumah Melayang & Tenda Hajatan Roboh
Keluarga korban tak henti menagis melihat jenazah sudah terbujur kaku.
Keluarga juga tidak ada yang menyangka jika nasib Linda harus berakhir tragis ditangan suaminya Febrianto alias Ebit (38) yang hingga saat ini belum diketemukan usai melompat dari jembatan Kertapati.
"Ngapo nasib dio harus tragis seperti ini, kejem nian, sakit jiwa suaminya," ujar Ana (42) sepupu korban saat ditemui Sripo di rumah duka, Minggu (10/2).
Dari penuturan keluarga, Febri dan Linda sudah membina rumah rangga lebih dari belasan tahun. Keduanya dikaruniai 3 anak. Ana mengaku, jarang mendengar keduanya bertengkar, sebab Febri sepengetahuannya orang yang pendiam, kalaupun ada masalah tidak pernah diungkapkan ke keluarga dan diselesaikan berdua.
• Pasangan Pengantin di Lubuklinggau Ini Terpaksa Melakukan Prosesi Akad Nikah di Ruang Tahanan
• Pasangan Pengantin di Lubuklinggau Ini Terpaksa Melakukan Prosesi Akad Nikah di Ruang Tahanan
• Palembang Triathlon 2019, Jauhari Johan Berhasil Kalahkan ratusan Atlet Dari 8 Negara
"Dak pernah terdengar, Febri orangya sama keluarga juga baik. Makanya kami heran kalau dia tega membunuh," jelasnya.
Malam sebelum kejadian ditemukan korban, Sabtu (9/2), keluarga besarnya, sempat berkumpul merayakan ulang tahun adik dari Linda yang kebetulan sedang pulang ke Palembang. Kegiatan malam tersebut, diisi dengan doa bersama dan potong tumpeng.
"Semalam kami nih baru makan-makan, potong Tumpeng, keluarga pada datang, Febri dan Linda juga datang. Katek Firasat sebelumnya. Kebetulan kami semalam merayakan ulang tahun adek Linda yang paling bungsu. Dia baru datang dari lampung."
"Selesai acara itu sekitar jam 21.00 WIB, anaknya yang paling tua tidur di rumah, sedangkan anaknya yang kecil-kecil dibawa balik oleh Febri. Memang Febri ini selalu jemput anaknya balik untul tidur di rumah. Kami gak ada curiga, kenapa dia bisa tega," jelas Mubinah (60) Ibu korban.
Menurut Mubinah, ketiga anak korban saat ini masih shock melihat ibunya meregang nyawa dengan tragis. Saat kejadian anak-anak dari Linda, Fajar (3) dan Fadilah (2) tengah tidur di dalam kamar sedangkan anaknya yang paling tua Nabila (15) tidur di rumah neneknya.
Kabar mengenai kematian Linda pertama kali diketahui oleh M Syarif (60) bapak dari korban. Saat pagi hari dirinya mendapat telepon dari orang bernama Deddi yang mengatakan menantunya tersebut terjun dari jembatan Ogan Kertapati, dengan menyebutkan ciri-ciri motor miliknya yakni Jupiter Hijau.
"Dari situ aku nak ngabari Linda, digedor pintunya gak dibuka, waktu saya intip sudah kaku bersimbah darah. Langsung dari situ dibawa ke RS," Ungkapnya.
Memang masalah ekonomi keluarga anaknya tersebut diduga menjadi faktor Febri tega menghabisi istrinya tersebut dengan senjata tajam di ruang tengah rumah di depan televisi.
"Dua tahun ini memang keduanya sering tengkar karena masalah ekonomi. Kalau sebelumnya Febri ini jualan pempek panggang namun, akhir-akhir ini dia enggak jualan lagi. Dia dari ojek aja," ungkapnya.
Usai dilakukan visum oleh pihak Rumah Sakit, jenazah Linda dibawa ke Rumah duka untuk diberangkatkan ke peristirahatan terakhir di pemakaman Puncak Sekuning. Sedangkan sang suami hingga saat ini, belum diketemukan usai melompat ke sungai.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang Komisaris Yon Edi Winara mengatakan, pihaknya segera melakukan olah TKP usai mendapatkan laporan.
"Kita olah TKP dan mengevakuasi jenazah korban ke RS Bhayangkara Palembang. Ditemukan 24 luka tebasan dan tusuk di sekujur tubuh korban," ujar Yon.
Sementara terkait laporan suami korban yang diduga melompat ke Sungai Musi, pihaknya sudah menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan Kantor SAR Palembang untuk melakukan pencarian.
"Korelasi antara kejadian tewasnya korban dan upaya bunuh diri suaminya masih kami dalami. Tim sudah kita terjunkan untuk menyelidiki peristiwa ini," ungkapnya.