Di Bambali, pada 2005, Mane menonton siaran langsung keroisme Liverpool yang termasyhur, saaat bangkit dari ketinggalan 0-3 dari AC Milan untuk memenangkan final Liga Champions.
Saat itu usianya baru 13 tahun.
Dan kampung halamannya tidak pernah jauh dari hatinya.
"Sadio berasal dari masyarakat miskin.
Dia itu tipe orang yang ringan tangan. Dia sangat banyak berinisiatif dan pernah membantu membangun sebuah masjid di kampung halamannya," tambah Al-Thabi.
'Dia ramah dan agak pemalu'
Kepribadian Mane juga membantunya untuk menjadi kesayangan para pendukung Liverpool.
"Fans menyukai dia karena dia rendah hati.
Di Liverpool, menjadi masalah jika terlalu menonjolkan diri dan terlalu bangga dengan diri sendiri.
Dia sama sekali tidak seperti itu," kata John Gibbons dari podcast The Anfield Wrap.
Kisah para perempuan Muslim Inggris yang berprestasi di bidang olahraga
Kisah perubahan kostum timnas Brasil dari putih menjadi kuning
Gibbons mengatakan "semua orang di Liverpool menganggap Mane sangat ramah".
Ia mengungkapkan, para penggemar selalu berkesempatan bertemu dengannya di toko swalayan, menunjukkannya sebagai orang yang rendah hati.
"Pernah, dia berbelanja di (swalayan) Asda di Hunts Cross dengan mengenakan pakaian tradisional, lalu seorang penggemar yang menggendong bayi memintanya untuk berfoto bersama."
"Mane kemudian dengan senang hati menggendong bayi itu dan tersenyum dalam pemotretan bersama penggemar itu.
Dan itu adalah supermarket biasa.