Saya sudah menangkap maksudnya saat itu.
Tanpa merasa terpaksa sedikitpun, saya menyetujui untuk berhubungan suami-istri dengannya.
Alasannya sederhana saja: saya tidak ingin kehilangan kasih sayang yang saya dapatkan darinya.
***
Waktu terus bergulir.
Hari demi hari saya lewati dengan menjalin hubungan bersama 2 orang sekaligus: pacar saya dan pria beristri beranak dua.
Demi masa depan, saya ingin memperoleh status menikah.
Tentu saja, semua orang mengharapkan status itu, bukan?
Saya menikah dengan pacar saya, karena tidak mungkin saya menikahi pria yang sudah punya istri.
Tanpa suami saya ketahui, sebetulnya di dalam hati saya selalu memikirkan si pria beristri tersebut
Pria ini mampu membuat saya merasa spesial, karena dia begitu perhatian.
Salah satu bentuk perhatiannya adalah sebuah kalung yang ia berikan kepada saya.
Di sisi lain, suami saya justru tipe orang yang cuek dan lebih suka bekerja.
Jika saya meminta pendapat kepada suami, dia tidak pernah mendengarkan.
Suami saya memiliki pola pikir bahwa istri dan anak itu sudah tercukupi kebutuhannya selama ada uang yang ia hasilkan.