Bram Tenggelam Saat Gendong Anaknya
Suasana haru menyelimuti kediaman Drs. Bram Wijatmiko (33), korban KM Dumai Express 10 yang tenggelam di perairan Tokong Hiu, Karimun, Senin (23/11) sekitar pukul 13.00. Jasad Bram akhirnya tiba di rumah duka Perum. Mediterania Blok GG No. 3A Batam Center, sehari pasca tewasnya Bram. 
Elis Suarsih (26) istri korban histeris dan terus memanggil nama Syahdu, anak bungsunya yang ikut menjadi korban tragedi tenggelamnya KM Dumai Exspress. Korban mempunyai tiga orang anak, Ananda Lugas Arifin (6), Ananda Luhur Kurniawan (3) dan Ananda Syahdu Maharani (2). 
“Tolong anak saya masih belum ditemukan. Syahdu masih tenggelam, tolong cari dia,” teriak Elis meminta tetangga dan para pegawai teman suaminya untuk mencari informasi keberadaan anaknya yang hingga siang itu belum ditemukan.
Jasad Bram tiba di rumah duka sekitar pukul 12.30, setelah sebelumnya jasad korban sempat diinapkan di Rumah Sakit Daerah Balai Karimun. Kedatangan inipun langsung disambut Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Ria Saptarika. Hujan tangis pun terdengar, setelah warga melihat peti jenasah yang dikeluarkan dari mobil ambulans.
Walikota Batam dan unsur pemerintah lainnya pun, tak kuasa menahan keharuan ketika melihat dua anak korban yang terselamatkan. Kedua anak ini hanya terdiam, meski Walikota berusaha menghiburnya. Namun saat peti jenasah mulai ditutup, Ananda Lugas Arifin merengek meminta dibuka lagi peti itu. 
“Saya ingin melihat papa. Buka... saya ingin melihat papa,” ujar Lugas tepat di depan peti jenasah.
Bram merupakan pegawai Pemko Batam dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bidang (Kabid) kebersihan. Korban juga pernah menjabat sebagai Lurah di Kelurahan Belian Kecamatan Nongsa, Lurah Sagulung Kecamatan Batuaji, Sekcam Bulang Kecamatan Bulang, Kasi Kebersihan Jalan dan Lingkungan, Kasi Teknik dan Pengaturan dan terakhir Kabid Kebersihan. 
Dilingkungan tempat tinggalnya, Bram termasuk pria humoris dan dermawan. Kebaikan inilah yang membuat tetangga korban berdatangan ke rumah duka. 
“Pak Bram di Batam tidak ada keluarga. Makanya warga disini berinisiatif untuk membantu, pintu rumah ini terkunci. Kami paksa membukanya karena Pak Bram akan dipulangkan dulu ke rumah ini,” ujar tetangga korban.
Sekcam Batam Kota Aprizal mengaku Bram meninggal saat berusaha menyelamatkan anaknya yang paling kecil.  Syahdu Maharani yang sebelumnya berada di pelukan Elis Suarsih ibunya, berpindah tangan ke pelukan Bram. Ini dilakukan supaya Elis bisa menyelamatkan anak pertama dan keduanya. Takdir berkata lain, Bram tenggelam sedangkan Syahdu yang sebelumnya ada dipelukannya hingga kini tak kunjung ditemukan. Elis dan dua putranya selamat setelah menggunakan pelampung. 
“Tadinya gendongan ada ditangan ibunya, lalu di gendong oleh Pak Bram,” ujar Aprizal. (BT)

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											