Gempa Bumi di Jabodetabek
Apa Itu Sesar Baribis? Diduga Penyebab Gempa Bekasi, Pernah 3 Kali Jadi Pemicu Gempa di Jabodetabek
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 10 km
SRIPOKU.COM- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 yang mengguncang wilayah Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (20/8/2025) pukul 19:54 WIB, dipastikan dipicu oleh aktivitas Sesar Baribis, sebuah sesar aktif yang membentang di bagian utara Pulau Jawa.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 10 km, berlokasi di 14 km tenggara Kabupaten Bekasi pada koordinat 6.48 LS dan 107.24 BT.
Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan di sejumlah daerah. Di Karawang, tercatat ada 18 rumah, satu puskesmas, dan satu kantor kecamatan yang mengalami kerusakan, khususnya di Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, dan Telukjambe Barat.
Apa Itu Sesar Baribis?
Sesar Baribis merupakan patahan aktif yang memanjang dari Purwakarta hingga Majalengka, melewati beberapa wilayah padat penduduk seperti Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, dan Bekasi, bahkan mencakup bagian selatan Jakarta dan wilayah Depok.
Menurut Kepala Badan Geologi, M. Wafid, gempa Bekasi terjadi akibat sesar naik (thrust fault) pada zona Sesar Baribis. Morfologi wilayah gempa terdiri dari dataran bergelombang hingga pegunungan, dengan batuan sedimen dan vulkanik yang sebagian telah mengalami pelapukan, sehingga memperkuat efek getaran.
“Batuan yang berumur muda atau telah lapuk memiliki kekerasan lebih rendah, sehingga guncangan gempa terasa lebih kuat,” jelas Wafid.
Data Vs30 (kecepatan gelombang geser) menunjukkan bahwa wilayah dekat pusat gempa diklasifikasikan sebagai kelas tanah C, D, dan E, dari tanah sangat padat hingga lunak. Area dengan tanah lebih lunak cenderung merasakan guncangan lebih intens.
Menurut BMKG, jalur Sesar Baribis diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 km, terbagi ke dalam beberapa segmen.
Jalurnya terbentang dari Majalengka ke barat hingga Jakarta Selatan dan Depok, dan merupakan bagian dari sistem patahan kompleks yang dikenal sebagai West Java Back-arc Thrust.
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Sonny Aribowo, menyebut sesar ini sebagai "naga raksasa yang tertidur", merujuk pada potensi besar gempa yang bisa ditimbulkan.
Riwayat Gempa Akibat Sesar Baribis
Sesar Baribis bukanlah sesar baru. Berikut beberapa gempa besar yang pernah dipicu oleh sesar ini:
Jakarta, 5 Januari 1699: Magnitudo 8,0
Jakarta, 22 Januari 1780: Magnitudo 7–9
Cirebon, 16 November 1847: Magnitudo 7,0
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.