Gempa Bumi di Jabodetabek
18 Rumah dan Puskesmas di Karawang Rusak Imbas Diguncang Gempa Bumi, Tak Ada Korban Jiwa
Gempa tersebut berdampak di tiga kecamatan hingga membuat 18 rumah, bangunan puskesmas dan kantor mengalami kerusakan.
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Odi Aria
"Litologi penyusun wilayah ini terdiri atas batuan sedimen berumur Tersier, batuan gunungapi berumur Kuarter, serta endapan aluvium berumur Resen. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan/atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi," kata Wafid.
Secara umum, kata Wafid, kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan.
"Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya," ujarnya.
Wafid menjelaskan bahwa berdasarkan data tapak lokal (Vs30), wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (Tanah Sangat Padat dan Batuan Lunak), kelas tanah D (Tanah Sedang), dan kelas tanah E (Tanah Lunak).
"Keberadaan kelas tanah yang lebih lunak ini berarti bahwa potensi guncangan gempa bumi di area tersebut bisa terasa lebih intens. Analisis parameter sumber gempa bumi menunjukkan bahwa gempa ini diakibatkan oleh sesar naik pada zona Sesar Baribis," katanya.
Menurut Wafid, hingga laporan analisanya dibuat tidak ada informasi terkait kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat kejadian gempa bumi ini.
"Guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) di Bekasi, dan III MMI di Purwakarta, Jakarta, Depok, Cikarang, dan Bandung," kata dia.
Daerah ini, menurut Wafid, terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Menengah.
"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi gempa bumi berpusat di darat," ujar Wafid.
Akibat gempa ini Wafid mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.
"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ujarnya.
Masyarakat juga diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi.
"Masyarakat diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi. Masyarakat diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan," katanya.
Kejadian gempa bumi ini, kata Wafid, diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran.
"Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir. Bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi," ujarnya.
(SRIPOKU.COM / WARTAKOTA)
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.