JATUH di Lubang yang Sama, 20 Tahun Penjara Tak Membuat Jera Dukun Maut di Pemalang

Keduanya menjadi korban terakhir dari ritual maut yang dijalankan Ibin (63), seorang pria yang dikenal sebagai dukun pengganda uang.

Editor: Yandi Triansyah
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
DUKUN GADUNGAN - Sosok Ibin dukun pengganda uang yang membunuh pasutri warga Pemalang menggunakan racun potas, di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Rabu (20/8/2025). Dia bunuh korban karena kehabisan akal tiap ditanya hasil menggandakan uang. Ada korban yang selamat usai curiga pelaku tak mau tukar kopi. 

SRIPOKU.COM - Udara di bekas lokasi pemecah batu Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, terasa dingin pada 10 Agustus 2025 lalu. 

Di tempat sepi itulah, jasad pasangan suami istri, Muhammad Rosikhi dan Nur Azizah Turokhmah, ditemukan terbujur kaku.

Keduanya menjadi korban terakhir dari ritual maut yang dijalankan Ibin (63), seorang pria yang dikenal sebagai dukun pengganda uang.

Modusnya selalu sama, sebuah pola mengerikan yang ia bawa dari masa lalunya. Ibin mengiming-imingi korbannya dengan kemampuan supranatural untuk melipatgandakan harta.

Syaratnya, sebuah ritual di tengah malam, di lokasi yang jauh dari keramaian. Puncak dari ritual itu adalah secangkir kopi, yang tanpa disadari korban, telah dicampur dengan racun potasium sianida.

"Korban dibunuh dengan minuman kopi yang dicampur racun," ungkap Direskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, di Mapolda Jateng, Rabu (20/8/2025).

Pasangan suami istri tersebut menemui ajalnya setelah berulang kali menagih janji Ibin.

Uang sebesar Rp 2 juta yang mereka setorkan tak kunjung berlipat ganda. Merasa terus didesak, Ibin pun menjalankan ritual terakhirnya ritual yang dirancang untuk membungkam tagihan itu selamanya.

"Karena korban terus menagih, Ibin melakukan ritual kopi beracun. Efek dari racun tersebut bisa membuat korban meninggal dunia kurang dari tiga jam," lanjut Kombes Pol Dwi.

Namun, tidak semua yang masuk dalam jerat Ibin berakhir tragis. Setahun sebelumnya, seorang pria berinisial AE nyaris menjadi korban.

Kisahnya menjadi bukti bahwa kecurigaan bisa menjadi penyelamat dari kematian.

Kasatreskrim Polres Pemalang, AKP Johan Widodo, menceritakan kembali peristiwa menegangkan yang dialami AE.

Sama seperti korban lainnya, AE diajak bertemu untuk sebuah ritual. Kopi hitam pekat pun disuguhkan.

"Korban (AE) menaruh curiga. Dia menolak kopi dari tersangka saat ritual," ujar Johan.

Rasa was-was membuat AE melakukan langkah cerdas. Ia meminta agar kopi miliknya ditukar dengan kopi yang akan diminum oleh Ibin. Permintaan itu sontak menyulut amarah sang dukun. Perkelahian tak terhindarkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved