Balita Meninggal Cacingan

FAKTA Medis Raya, Bocah Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing Diungkap Dokter RSUD Sukabumi 'Parah'

Meninggalnya Raya (4) karena adanya infeksi bersarangnya cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang menyebabkan komplikasi berat.

Editor: pairat
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah dan tangkapan layar
FAKTA MEDIS RAYA - Kolase Raya, Bocah yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing di Sukabumi (kiri) RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi (kanan). Berikut fakta medis Raya terungkap. 

SRIPOKU.COM - Berikut fakta medis Raya (4), bocah yang meninggal dengan tubuh penuh cacing diungkap Dokter RSUD Sukabumi.

Meninggalnya Raya (4) karena adanya infeksi bersarangnya cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang menyebabkan komplikasi berat.

Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, kasus ini dinilai sebagai salah satu yang paling parah karena keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin SH, Dokter Irfan Nugraha infeksi cacing pada anak-anak memang sering ditemukan. Namun, kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal. 

BOCAH MENINGGAL - Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing.
BOCAH MENINGGAL - Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. (Tangkapan layar video di Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin)

Baca juga: Balita di Sukabumi Meninggal Akibat Cacingan, Berikut Cara Kenali Gejala Cacingan dan Pencegahannya

Yang berbeda dalam kasus Raya, korban dalam insiden ini, adalah tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.

"Sebenarnya infeksi cacing itu relatif sering pada pasien anak. Tapi tidak sampai separah ini. Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak," ujar Irfan, Rabu (20/08/2025).

Berdasarkan keterangan medis, cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah. Telur cacing bisa masuk ke tubuh Raya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.

Raya diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal. 

Kondisi ini disebut menjadi salah satu faktor risiko utama.

Ketika anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.

"Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut," jelas Irfan.

Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2–3 minggu untuk menetas di dalam usus. 

Namun sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase inilah cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Termasuk ke paru-paru, ginjal, bahkan otak.

"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," kata Irfan.

Kondisi yang dialami almarhumah Raya sangat jarang terjadi dan merupakan tanda bahwa infeksi sudah berada dalam tahap parah. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved