Pendidikan Profesi Guru

Dalam Sebuah Kegiatan Kelompok, Siti Merupakan Siswa yang Rajin, Jawaban PSE 2 Modul 2 PPG Tahap 2

Dalam sebuah kegiatan kelompok, Siti merupakan siswa yang rajin, tetapi la selalu merasa dirinya tidak cukup pintar

Freepik
PSE 2 MODUL 2 - Ilustrasi belajar. Dalam Sebuah Kegiatan Kelompok, Siti Merupakan Siswa yang Rajin, Jawaban PSE 2 Modul 2 PPG Tahap 2 

SRIPOKU.COM - Berikut ini kunci jawaban pelatihan pemahaman Post Test PPG PSE 2 Modul 2 PPG Tahap 2 Tahun 2025.

1. Dalam sebuah kegiatan kelompok, Siti merupakan siswa yang rajin, tetapi la selalu merasa dirinya tidak cukup pintar dan sering kali merasa takut untuk berpendapat di depan teman-termannya.

Sebagai guru, Anda mendorong dan memberikan kesempatan bagi Siti untuk berpendapat di dalam kelompok dan mengajak siswa lain untuk memberikan dukungan positif.

Namun, saat Siti mencoba membarikan pendapat, anggota kelompok lain langsung mengoreksi pendapatnya yang tidak sesuai dengan instruksi tugas.

Hal ini membuat Siti merasa malu dan semakin enggan untuk berbicara.

Sebagai guru, apa tindakan yang paling tepat untuk diambil dalam situasi ini?

Jawaban

A. Membimbing kelompok agar memberikan masukan secara empatik dan konstruktif dan mendorong Siti untuk terus melatih kepercayaan diri

Baca juga: Dalam Rangka Membangun School Well-being, Anda Mengusulkan Pembentukan Satuan Tugas, PSE 1 PPG 2025

Penjelasan

Situasi ini menggambarkan adanya tantangan sosial-emosional yang dialami oleh Siti, yaitu rendahnya kepercayaan diri dan rasa takut untuk berpendapat, meskipun ia rajin dan berusaha aktif.

Ketika dia mencoba berbicara, koreksi langsung dari teman-temannya membuatnya semakin tertekan, meskipun mungkin maksud koreksi tersebut tidak berniat buruk.

Sebagai guru, penting untuk melihat bahwa pembelajaran sosial dan emosional (SEL) sama pentingnya dengan pembelajaran kognitif, terutama dalam kerja kelompok.

Mengapa pilihan A adalah yang paling tepat?

Membimbing Interaksi Kelompok:

Guru bertugas membangun budaya komunikasi yang sehat, terutama dalam memberikan masukan secara empatik dan tidak menjatuhkan.

Misalnya, membimbing siswa untuk mengatakan:

“Terima kasih pendapatnya, Siti. Bagaimana kalau kita pertimbangkan juga bagian ini…?”

bukan langsung:

“Itu salah, bukan begitu!”

Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siti:

Dengan dukungan dan penguatan positif dari guru, Siti dapat merasa aman dan dihargai.

Guru bisa mengatakan:

“Ide Siti adalah bentuk keberanian. Semua pendapat penting dalam kelompok, dan kita bisa belajar bersama dari setiap masukan.”

Mendidik Kelompok tentang Etika Sosial:

Melalui bimbingan ini, siswa lain juga belajar pentingnya saling menghargai, sabar dalam komunikasi, dan mendorong teman yang lebih pendiam untuk berkembang.

Pembentukan Karakter dan Iklim Belajar Positif:

Tindakan guru yang proaktif dan peduli terhadap dinamika kelompok membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi semua siswa untuk tumbuh, belajar, dan mencoba.

Kesimpulan:

Pendekatan empatik dan dukungan terhadap perkembangan sosial-emosional siswa adalah bagian dari pendidikan karakter yang esensial.

Dengan membimbing kelompok agar lebih empatik dan mendorong Siti untuk percaya diri, guru tidak hanya menyelesaikan masalah saat itu, tetapi juga membangun budaya belajar yang lebih inklusif dan suportif.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved