Berita Viral
HEBOH Danau Toba Keluarkan Gelembung bak Air Mendidih, Ratusan Ikan Mendadak Mati, DLHK Angkat Suara
Penampakan ikon pariwisata Sumatera Utara ini mengeluarkan gelembung bak air mendidih melalui sebuah tayangan video beredar
SRIPOKU.COM - Baru-baru ini heboh Danau Toba mengeluarkan gelembung bak air panas mendidih, ratusan ikan mendadak mati, kini Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) angkat bicara.
Penampakan ikon pariwisata Sumatera Utara ini mengeluarkan gelembung bak air mendidih melalui sebuah tayangan video beredar di sosial media.
Dalam tayangan video yang beredar luas di sosmed menunjukkan air danau yang tiba-tiba keruh, mengeluarkan gelembung-gelembung misterius layaknya air mendidih, diiringi dengan kematian massal ikan secara mendadak.
Kengerian semakin menjadi ketika ratusan bangkai ikan berwarna kemerahan mengambang, memenuhi tepian danau yang kini tampak muram.
Fenomena tak biasa ini sontak memicu kekhawatiran dan tanda tanya besar di kalangan masyarakat serta para pecinta lingkungan.
“Aduh Danau Toba, ikannya naik semua ke atas, karena kotornya air kemungkinan besar dia (ikan) tidak mendapatkan oksigen di bawah sana. '
Oh Danau Toba Nauli, kenapala seperti ini, ada apa denganmu di bawah sana,” demikian narasi unggahan video yang terlihat di mediagram @medankinian.
Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Kualitas Air Danau Toba Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Sumut Abner Tarigan mengatakan, banyaknya ikan mati lantaran kondisi air di Danau Toba yang keruh.
Ia menjelaskan, kondisi air di Danau Toba saat ini cukup keruh lantaran lumpur yang terangkat ke atas.
“Ombak yang besar mengakibatkan terangkatnya lumpur ke atas sehingga air danau di Pangururan menjadi keruh hal ini menimbulkan ikan mati,” ucapnya, Rabu (30/7/2025).
Mengenai video air Danau Toba yang keruh itu mengeluarkan gelembung bak air panas, Abner belum bisa menjabarkan penyebabnya.
“Namun terkait video yang juga saya dapatkan dari facebook saya tidak tahu kebenaran video dimaksud,” jelasnya.
Dugaan Penyebab
1. Upwelling Massal (Perputaran Massa Air)
Ini adalah penyebab paling umum dan sering disebut sebagai "penyakit" Danau Toba.
Bagaimana Terjadi: Danau Toba adalah danau vulkanik kaldera yang sangat dalam. Pada kondisi tertentu (biasanya setelah hujan deras, perubahan suhu ekstrem, atau angin kencang), terjadi fenomena "upwelling" atau perputaran massa air secara vertikal.
Air dingin di dasar danau, yang kaya akan sedimen dan senyawa organik hasil sisa-sisa pakan ikan serta kotoran, tiba-tiba naik ke permukaan.
Dampaknya: Air dari dasar yang naik ini membawa serta sedimen, lumpur, hidrogen sulfida (H2S), dan zat-zat organik yang terurai. Senyawa-senyawa ini mengurangi kadar oksigen terlarut di permukaan air secara drastis (disebut deoksigenasi).
Kondisi anoksia (kekurangan oksigen) inilah yang menyebabkan ikan-ikan mendadak mati karena tidak bisa bernapas. Air juga menjadi keruh karena partikel-partikel yang terangkat.
Ciri-ciri: Gelembung yang muncul seringkali adalah gas metana atau hidrogen sulfida yang dilepaskan dari dasar danau saat perputaran massa air terjadi. Bau menyengat (seperti telur busuk) juga sering tercium.
2. Limbah Akuakultur (Keramba Jaring Apung)
Aktivitas budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi kontributor signifikan terhadap masalah kualitas air.
Bagaimana Terjadi: Sisa pakan ikan yang tidak termakan dan kotoran ikan dari KJA mengendap di dasar danau.
Penumpukan bahan organik ini memicu proses pembusukan oleh bakteri anaerob, yang mengonsumsi oksigen dan menghasilkan gas-gas beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida.
Dampaknya: Saat terjadi upwelling, limbah yang mengendap ini ikut naik ke permukaan, memperparah kondisi kekurangan oksigen dan meningkatkan kadar racun dalam air.
Ini akan sangat mematikan bagi ikan, baik yang dibudidayakan maupun ikan liar.
Ciri-ciri: Kematian ikan seringkali terpusat di sekitar area KJA atau di jalur pergerakan limbah yang terbawa arus.
3. Curah Hujan Tinggi dan Erosi Lahan
Bagaimana Terjadi: Hujan lebat yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan erosi tanah di sekitar Danau Toba, terutama jika lahan di sekitarnya gundul atau memiliki pengelolaan yang buruk.
Sedimen dan material lumpur dari daratan kemudian terbawa masuk ke danau.
Dampaknya: Masuknya sedimen ini secara langsung membuat air danau menjadi keruh. Selain itu, material organik yang terbawa juga bisa memperparah deoksigenasi di dalam air.
4. Perubahan Iklim dan Suhu Ekstrem
Bagaimana Terjadi: Perubahan suhu udara yang drastis, baik peningkatan maupun penurunan, dapat memicu perubahan suhu di lapisan air danau. Fluktuasi suhu ini bisa mempercepat atau memicu upwelling yang sebelumnya sudah dijelaskan.
Dampaknya: Kondisi iklim yang tidak stabil dapat memperburuk kualitas air dan memicu kejadian kematian ikan yang lebih sering.
Fenomena air keruh dan kematian ikan massal di Danau Toba adalah indikator bahwa ekosistem danau sedang tidak sehat.
Perlu upaya komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, untuk menjaga kelestarian dan kualitas air Danau Toba.
DLHK Sumut Angkat Bicara
Dikutip dari laman Tribunmedan.com (grup Sripoku.com), Kepala UPTD Kualitas Air Danau Toba Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Sumut Abner Tarigan mengatakan, banyaknya ikan mati lantaran kondisi air di Danau Toba yang keruh.
Ia menjelaskan, kondisi air di Danau Toba saat ini cukup keruh lantaran lumpur yang terangkat ke atas.
“Ombak yang besar mengakibatkan terangkatnya lumpur ke atas sehingga air danau di Pangururan menjadi keruh hal ini menimbulkan ikan mati,” ucapnya, Rabu (30/7/2025).
Mengenai video air Danau Toba yang keruh itu mengeluarkan gelembung bak air panas, Abner belum bisa menjabarkan penyebabnya.
“Namun terkait video yang juga saya dapatkan dari facebook saya tidak tahu kebenaran video dimaksud,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com.
ADA Dokter RSUD Lampung Peras Ortu Pasien BPJS Beli Alat Medis Rp8 Juta, Besoknya Anak Meninggal |
![]() |
---|
KEJANGGALAN Polisi Intel Pangkat Brigadir yang Ditemukan Meninggal di Kebun Warga, Tidak Ada Bau! |
![]() |
---|
PERMINTAAN Terakhir Satria Kumbara yang Nasibnya Kritis di Medan Perang Jadi Tentara Bayaran Rusia |
![]() |
---|
DOSEN di Nias Lempar Skripsi Mahasiswa, Kesal Diprotes Padahal Sulit Ditemui: Dimana Seminggu Ini? |
![]() |
---|
CARA Licik Bos Beras di Jambi Ganti Kemasan Karung SPHP Polos Dijual Premium, Untung Rp1.300 per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.