Anak Dedi Mulyadi Menikah

Daftar Korban Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi yang Dirawat di Rumah Sakit Lengkap Asal Daerahnya

Berikut ini daftar korban dirawat di rumah sakit dalam pesta rakyat resepsi pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Putri Karlina

Editor: adi kurniawan
Kolase Sripoku.com
PESTA PERNIKAHAN - Berikut ini daftar korban dirawat di rumah sakit dalam pesta rakyat resepsi pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Putri Karlina 

SRIPOKU.COM -- Berikut ini daftar korban dirawat di rumah sakit dan tiga meninggal dunia dalam pesta rakyat resepsi pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra yang merupakan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina di Lapangan Oto Iskandardinata, Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).

Berdasarkan data yang dihimpun dari RSUD dr. Slamet Garut dan Rumah Sakit Guntur ada 14 orang yang kini dirawat di rumah sakit setelah mengalami pingsan akibat desak-desakan dalam acara Pesta Rakyat resepsi pernikahan putra Dedi Mulyadi.

Baca juga: Postingan Terakhir Bripka Cecep, Polisi yang Tewas Saat Tugas di Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Daftar warga yang mengalami pingsan dan dirawat di rumah sakit:

  1. Nenih (Sukatani, Cisurupan)
  2. Iyah (49) – Panunggaran, Sukabakti
  3. Iis Ismayati (48) – Kemuning Pramuka, Pakuwon
  4. Siti Hasanah (65) – Bojong Salam
  5. Tasya Aulia (16) – Cipanas, Tarogong Kaler
  6. Onyas (45) – Cijungkung, Siliwangi
  7. Safira (14) – Ciwalen, Garut Kota
  8. Sipa Fauziah (17) – Cilawu, Genteng
  9. Yati Haryati (56) – Gunung Puntang
  10. Mimi (56) – Sukapadang, Tarogong Kidul
  11. Aris Krisdina (48) – Bojongloa Kaler, Bandung
  12. Iyan (33) – Pataruman, Tarogong Kidul
  13. Zahra Novania (14) – Bayongbong
  14. Sutisna (66) – Bandung

Pemicu Desak-desakan

Berdasarkan dari rekaman video yang didapat Tribun Jabar nampak warga berdesak-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut.

Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, hingga anak-anak berebut untuk masuk sambil menjulurkan tangan.

Tak sedikit warga yang terdorong hingga jatuh dan terinjak-injak warga lain di belakangnya.

Terlihat beberapa orang mengulurkan tangan meminta bantuan setelah jatuh dan terdesak warga lain.

Suasana nampak kacau, sementara petugas berusaha membantu warga yang jatuh dan terhimpit.

Dedi Mulyadi Minta Maaf

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya sejumlah warga Kabupaten Garut, akibat berdesakan saat acara syukuran makan gratis yang digelar anaknya. 

Dedi Mulyadi mengaku tidak tahu jika anaknya Maulana Akbar bersama istrinya, Putri Karlina menggelar syukuran makan gratis untuk warga dalam rangkaian resepsi pernikahannya di Kabupaten Garut. 

"Pertama saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima Iman Islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah," ujar Dedi, Jumat (18/7/2025).

"Acara syukuran Maula dan Putri, secara pribadi saya tuh tidak tahu acara kegiatan itu," tambahnya.

Dedi mengaku hanya tahu bahwa acara pesta rakyat untuk masyarakat Garut baru akan digelar pada malam ini. 

"Artinya saya hanya memahami bahwa nanti malam itu ada acara kegiatan saya bertemu warga dalam bentuk pentas seni."

"Saya tidak tahu bahwa ada cara syukuran bersama warga, kemudian warga diundang makan bersama," katanya.

Dedi pun menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya Maula dan Putri, karena akibat acara tersebut sejumlah warga Garut meninggal dunia.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut," katanya.

Uang Duka

Dedi pun mengaku sudah memerintahkan stafnya untuk berangkat ke Garut menemui keluarga korban dan memberikan uang duka cita. 

"Saya menyampaikan, hari ini saya sudah meminta staf saya untuk menemui seluruh keluarganya dan menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur Jawa Barat terhadap warga saya yang hari ini yang mendapat musibah. Kami menyampaikan uang duka Rp150 juta per keluarga," katanya.

Uang tersebut, kata dia, merupakan bagian dari empati terhadap keluarga yang ditinggalkan dan peristiwa ini ke depan menjadi pembelajaran untuk seluruh pihak agar memperhitungkan berbagai kemungkinan saat menggelar acara yang melibatkan banyak orang.

"Ke depan pembelajaran penting siapa pun termasuk keluarga saya sendiri, kalau buat acara itu harus diperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi."

"Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup. Dan saya selalu mengimbau tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak," ucapnya.

Dari informasi yang diterimanya, kata dia, korban meninggal akibat peristiwa itu baru tiga orang.

"Ya, kalau sampai hari ini sih saya dengar baru dua orang warga dan satu orang anggota (Polisi). Tapi enggak tahu, mungkin bisa berubah," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved