Breaking News

Pendidikan Profesi Guru

Studi Kasus Reflektif PPG2025 Masalah Konsentrasi, Siswa Sulit Mempertahankan Fokus Selama Pelajaran

Studi Kasus Reflektif PPG 2025 Masalah Konsentrasi, Siswa Sulit Mempertahankan Fokus Selama Pelajaran

|
Freepik
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Foto berasal dari Freepik.Studi Kasus Reflektif PPG2025 Masalah Konsentrasi 

SRIPOKU.COM - Berikut ini jawaban studi kasus reflektif PPG 2025. 

Studi kasus ini terkait masalah konsentrasi siswa.

Tentunya jawaban studi kasus ini bisa mempermudah Bapak/Ibu Guru untuk ke tahap selanjutnya.

Masalah konsentrasi

1. Masalah yang saya hadapi: Saya sering mengamati beberapa siwa yang sulit mempertahankan fokus selama pelajaran. Ada yang sering melamun, melihat keluar jendela, bermain dengan pensilnya, atau bahkan mengganggu teman di sebelahnya. Misalnya, ada seorang siwa bemana Doni yang sangat aktif, tapi sering kali kehilangan fokus setelah 10-15 menit. Dia mulai gelisah, menggeser-geser kursinya, atau tiba-tiba menyela dengan pertanyaan yang tidak relevan. Ini jelas menganggu alur pelajaran dan juga mengnggu teman-temannya yang lain. Saya menyadari bahwa durasi konsentrasi anak SD memang terbatas, tapi jika dibiarkan, ini akan menghambat penyerapan materi.

Baca juga: Studi Kasus Reflektif PPG 2025, Kurangnya Motivasi Belajar, Siswa Terlihat Lesu saat Pelajaran

2. Tindakan yang saya ambil: Untuk mengatasi masalah konsentrasi, saya mulai menerapkan variasi dalam metode pengajaran. Saya memecah durasi pelajaran menjadi segmen-segmen yang lebih pendek, sekitar 15-20 menit, diselingi dengan aktivitas yang berbeda. Misalnya, setelah 15 menit penjelasan, kami bisa melakukan diskusi kelompok singkat, bermain game edukasi, atau bahkan melakukan gerakan peregangan ringan selama 2-3 menit. Untuk Doni, saya memberikan tanggung jawab kecil yang membuatnya harus tetap fokus, seperti menjadi "penjaga waktu" untuk durasi aktivitas, atau meminta dia menuliskan poin-poin penting di papan tulis. Saya juga mengatur tempat duduk strategis, menjauhkan siswa yang mudah terdeteksi dari jendela atau pintu, dan mendekatkannya ke meja guru lebih mudah dipantau dan diberikan isyarat non-vebal jika mulai kehilangan fokus. Saya juga mencoba mengurangi distriksi visual di kelas.

3. Hasil dari tindakan tersebut: Strategi ini sangat efektif. Durasi fokus siswа secara keseluruhan meningkat, dan mereka tampak lebih terlibat. Doni, dengan tanggung Jawab barunya, menjadi lebih fokus karena merasa memiliki peran penting. Gangguan di kelas berkurang secara signifikan. Siswa belajar untuk beralih antara satu aktivitas ke  aktivitas lain dengan lebih mulus. Mereka juga belajar bahwa belajar tidak harus selalu duduk diam di kursi, ada hanyak cara untuk menyerap ilmu. Kelas menjadi lebih dinamis dan tidak monoton, sehingga minat belajar siswa tetap terjaga.

4. Pengalaman berharga yang saya dapatkan Saya belajar bahwa konsentrasi bukanlah suatu yang statis, melainkan dapat dilatih dan dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Pergantian aktivitas dan jeda singkat sangat penting menjaga otak tetap segar. Memberikan tanggung jawab dan peran aktif kepada siswa dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan fokus dan keterlibatan mereka. Penting juga untuk memahami bahwa setiap anak memiliki ambang batas konsentrasi yang berbeda, sehingga fleksibilitas dalam mengelola kelas menjadi kunci.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved