Sidang Oknum TNI Tembak Mati Polisi

14 Anggota Polres Way Kanan & Polsek Negara Batin Jadi Saksi Kasus Oknum TNI Tembak Mati 3 Polisi

13 orang dihadirkan secara offline sedangkan satu diantaranya dihadirkan lewat vidcon.

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Rachmad Kurniawan
SAKSI -- 13 orang saksi yang merupakan anggota polisi dan TNI dihadirkan di sidang kasus pembunuhan Kopda Bazarsah di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (23/6/2025). Satu orang hadir lewat daring. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Sidang lanjutan kasus pembunuhan tiga orang polisi di Way Kanan Lampung masuk ke agenda pemeriksaan saksi lanjutan, setelah sebelumnya Majelis Hakim Pengadilan Militer memeriksa 12 orang saksi pada sidang sebelumnya.

Sebanyak 14 orang saksi yang diperiksa hari ini anggota Reskrim Polres Way Kanan dan anggota Polsek Negara Batin yang menggerebek lokasi gelanggang sabung ayam milik terdakwa Kopda Bazarsah dan Peltu Lubis, Senin (23/6/2025).

13 orang dihadirkan secara offline sedangkan satu diantaranya dihadirkan lewat vidcon.

Pertama-tama Ketua Majelis Hakim Pengadilan Militer I-04 Palembang Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto bertanya ke saksi Ipda Engga Depatih, Kanit Resmob Satreskrim Polres Way Kanan.

Hakim bertanya kepada saksi Engga seputar persiapan anggota Polres dan Polsek saat penggerebekan.

"Saya dapat di tanggal 16 Maret kabar dari Kapolres Way Kanan dan Kasat Reskrim via WhatsApp bahwa akan ada giat.

Kemudian kami dikumpulkan Kasat Reskrim bilang kalau ada giat di Polsek Negara Batin. Kebetulan pada saat kejadian saya baru 2 hari menjabat Kanit Resum," kata saksi Engga.

Lanjut Engga dari arahan Kapolres Way Kanan dan Kasat Reskrim, pada giat tersebut anggota diarahkan agar dapat berkoordinasi dengan Kapolsek Negara Batin karena diduga ada kegiatan judi sabung ayam.

Lalu surat perintah penggerebekan dikeluarkan pada 17 Maret 2025.

"Arahan Kapolres kami silahkan ke Polsek Negara Batin untuk koordinasi, diduga disana ada sabung ayam.

Disitu Kapolres berpesan untuk hati-hati jaga keselamatan.

Senjata kami bawa dari rumah, tapi saya pada saat itu tidak bawa yang mulia," ujarnya.

Pada saat di perjalanan saksi Engga mengungkap tidak ada briefing yang berarti mengenai apa yang dilakukan saat penggerebekan.

"Waktu itu kumpul di Polsek saya datang terakhir karena mampir salat dulu. Lalu pas saya sampai, Kapolsek Negara Batin hanya bilang 'ayo saya pimpin kalian ikut saya, takutnya kita kesorean', begitu yang mulia. Mobil Kapolsek paling depan," tuturnya.

Pada saat akan menuju ke gelanggang Engga melihat Kapolsek sudah turun duluan, kemudian mendengar suara tembakan lebih dari dua kali.

Engga bergegas menuju ke dalam dan mengejar pemain sabung ayam yang berlarian. Ia berhasil mendapatkan satu orang pemain, lalu ada anggota yang berteriak kalau Briptu Anumerta Ghalib tertembak.

"Saya cari-cari sumber suara, ada yang teriak anggota reskrim itu sudah ada yang terjatuh. Ternyata itu Ghalib kemudian saya dekati kemudian dengar Kapolsek juga tertembak, " katanya.

Setelah melihat adanya anggota dan Kapolsek yang tertembak, ia langsung melaporkan kejadian itu ke Kasat Reskrim dan Kapolres Way Kanan.

"Saya hubungi Kasat dan Kapolres, yang mulia lewat video call. Kami disuruh mundur," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved