Berita Ogan Ilir

CURHATAN Agus Seorang Nelayan yang Berani Sebut Kampung Budidaya Ikan Gabus di Ogan Ilir Cuma Wacana

Salah satu nelayan lokal, Agus Subono, menyatakan bahwa meski sudah ditetapkan sebagai kampung gabus, belum ada pergerakan signifikan yang terlihat

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Agung Dwipayana
MELEBUNG IKAN - Kegiatan melebung ikan di Desa Sungai Rotan, Kecamatan Rantau Panjang, Ogan Ilir, pada Oktober 2023 lalu. Ogan Ilir memiliki potensi besar sebagai sentra perikanan di Sumatera Selatan. Foto : Instagram @pancawijayaakbar. 

SRIPOKU.COM, INDRALAYA – Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai salah satu kampung budidaya ikan, dengan fokus pada pengembangan ikan gabus.

Namun, sejauh ini, implementasi nyata dari program tersebut masih belum terlihat di lapangan.

Salah satu nelayan lokal, Agus Subono, menyatakan bahwa meski sudah ditetapkan sebagai kampung gabus, belum ada pergerakan signifikan yang terlihat di wilayah tersebut.

“Yang namanya kampung itu diasumsikan budidayanya dalam skala besar, bukan hanya satu dua kolam,” kata Agus saat ditemui Jumat (20/6/2025).

Menurut Agus, Ogan Ilir memiliki potensi besar untuk pengembangan ikan gabus, baik dari sisi geografis, sumber air, maupun minat masyarakat.

Namun, tanpa perencanaan matang dan dukungan penuh dari pemerintah pusat, program ini berisiko hanya menjadi sebatas wacana.

“Perlu perencanaan, dukungan, dan biaya yang tidak sedikit. Kalau memang mau serius, harus ada sarana lengkap dari hulu sampai hilir,” ujarnya.

Belum Ada Sentra Budidaya yang Ditentukan

Hingga kini, belum diketahui secara pasti desa atau daerah mana di Ogan Ilir yang akan ditetapkan sebagai sentra budidaya ikan gabus.

Padahal, pemilihan lokasi menjadi salah satu kunci sukses implementasi program kampung budidaya ini.

Agus juga mengaitkan program ini dengan inisiatif Koperasi Merah Putih, sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan berbasis gotong royong dan kekeluargaan.

“Kalau memang mau jalan, harus ada laboratorium, gudang penyimpanan ikan dan pakan, alat panen, dan ditata dari hulu ke hilir. Baru itu bisa dikatakan kampung budidaya ikan yang sesungguhnya,” ungkapnya.

Harapan Nelayan dan Masyarakat Lokal

Para nelayan seperti Agus berharap program ini tidak hanya berhenti di atas kertas atau sekadar menjadi proyek simbolis.

Diperlukan sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat, agar potensi besar yang dimiliki Ogan Ilir benar-benar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi warga lokal.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved