Dulu Bikin Cukong Era Soeharto Resah, Jenderal Hoegeng Iman Santoso Kini Dibadikan Jadi Nama Jalan

Nama Hoegeng Iman Santoso diabadikan sebagai nama gedung dan jalan yang ada di Kabupaten Bogor. Sang cucu bereaksi.

Editor: Refly Permana
Kolase Youtube dan Intisari
Jenderal Polisi Hoegeng 

Usai mendapat rumah dinas, rumah Hoegeng tersebut dipenuhi dengan berbagai perabot pemberian tukang suap yang kemudian dikeluarkannya secara paksa dari dalam rumah dan diletakkan di pinggir jalan. 

Sikapnya ini banyak menarik perhatian dan membuat gempar Kota Medan.

Usai bertugas di Medan, Hoegeng ditunjuk Presiden Soekarno untuk menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi, saat itulah Ia kemudian meminta istrinya Merry untuk menutup toko bunga miliknya.

Saat sang istri bertanya apa alasannya, Hoegeng menjelaskan bahwa ia khawatir nantinya segala yang berurusan dengan imigrasi akan memesan bunga pada toko bunga milik sang istri.

Pada tahun 1968, Hoegeng diangkat sebagai Kepala Polri atau Kapolri menggantikan Sotjipto Yudodiharjo. 

Pada masa itu salah satu kasus yang terkenal yang ia tangani adalah mengenai adanya penyelundupan mobil mewah yang didalangi oleh Robby Tjahyadi atau Sie Tjie It.

Namun usai pengungkapan kasus ini, pemberhentian Hoegeng sebagai Kapolri dipercepat. 

Presiden Soeharto beralasan, pemberhentian Hoegeng dilakukan untuk regenerasi.

Salah satu kasus lain yang cukup terkenal di masa Hoegeng menjabat Kapolri adalah mengenai kasus Sum Kuning. 

Ia kemudian melaporkan kasus ke Soeharto untuk mendapat dukungan, namun Soeharto sayangnya justru meminta kasus diambil alih oleh Tim Pemeriksa Pusat (Kopkamtib).

Jadi Nama Jalan

Krisnadi Ramajaya Hoegeng selaku cucu pertamanya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bogor dan kepolisian yang telah memberikan apresiasi terhadap sang kakek.

Jauh sebelum kedua objek tersebut diresmikan, Rama Hoegeng mengaku mendapat panggilan dari Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro untuk menggunakan nama kakeknya.

Ia pun mengaku sempat terkejut saat dihubungi oleh pria berpangkat dua melati emas tersebut, pasalnya selama ini jarang berkomunikasi.

"Jadi saya menyampaiakan oke baik, saya akan komunikasikan dulu berembuk dengan keluarga kalau itu memang untuk kepentingan masyarakat luas, monggo, silakan," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan penyematan nama Jenderal Hoegeng Iman Santoso pada objek vital bukanlah yang pertama kalinya.

Mulai dari nama rumah sakit, jalan, gedung, hingga stadion di sejumlah wilayah kota dan provinsi telah lebih dulu mengabadikan nama sang kakek.

"Intinya beliau bukan hanya milik Polri, tapi milik bangsa ini. Jadi ya monggo, silakan, asal yang terbaik," ucapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved