Berita Nasional

Ada 3 Jenis Pengangguran, Inilah 5 Negara dengan Tingkat Pengangguran Terendah di Dunia

Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan musiman dalam aktivitas populasi, seperti pariwisata atau pertanian.

Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM
JOB FAIR - Para pencari kerja mengikuti job fair yang digelar di Universitas Muhammadiyah Palembang bekerja sama dengan Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Rabu (3/7/2019). 

3. Jamaika

Ketika orang luar membayangkan Jamaika, mereka mungkin akan membayangkan alunan musik reggae, pegunungan yang rimbun, dan garis pantai yang cerah.

Namun, Jamaika juga menarik perhatian karena pasar tenaga kerjanya yang kuat, dengan tingkat lapangan kerja sebesar 96,4 persen.

Pariwisata tidak diragukan lagi merupakan pendorong utama—resor, pelabuhan kapal pesiar, dan layanan terkait membuat banyak warga Jamaika sibuk sepanjang tahun.

Namun, masih ada hal lain yang lebih penting yaitu pertanian (terutama gula, pisang, dan kopi) dan serangkaian usaha kreatif yang terus berkembang seperti produksi musik, fasilitas pelatihan olahraga, dan perusahaan rintisan teknologi.

Prakarsa pemerintah berfokus pada pelatihan kejuruan untuk memastikan kaum muda mendapatkan peran yang stabil di dalam negeri daripada pergi mencari pekerjaan yang lebih baik di luar negeri.

Ditambah lagi, investasi asing dalam infrastruktur—pikirkan bandara yang telah direnovasi dan jalan raya yang lebih baik—mendukung pertumbuhan lapangan kerja di bidang konstruksi dan logistik lokal.

Para ahli ekonomi mengatakan tantangan nyata Jamaika adalah untuk terus melakukan diversifikasi di luar pariwisata, karena kota pantai dan kota resor dapat terdampak oleh kemerosotan global.

Namun, tingkat ketenagakerjaan yang solid hingga tahun 2025 berbicara banyak tentang bagaimana warga Jamaika mengubah kekuatan budaya menjadi peluang kerja yang nyata.

4. Sri Lanka

Sri Lanka, negara kepulauan di ujung selatan India, mengklaim tingkat ketenagakerjaan yang mengesankan sebesar 95,9 persen, yang mencerminkan pembangunan kembali dan reformasi ekonomi selama bertahun-tahun sejak konflik sipil di negara itu berakhir.

Perkebunan teh dan pertanian dulunya mendominasi, tetapi sektor-sektor baru—seperti manufaktur pakaian, layanan TI, dan pariwisata—telah mendapatkan daya tarik.

Turis berbondong-bondong untuk melihat benteng kuno Sigiriya, menjelajahi perbukitan teh di Nuwara Eliya, atau bersantai di pantai-pantai yang masih alami di tempat-tempat seperti Mirissa.

Masuknya pengunjung ini meningkatkan penciptaan lapangan kerja di hotel, transportasi, dan usaha kecil lokal.

Meskipun stabilitas politik dan ekonomi dapat goyah (seperti yang terlihat selama krisis keuangan sebelumnya), pemerintah telah memprioritaskan pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk menjaga pengangguran tetap rendah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved