Pengantin Pria di Palembang Dibacok

Kondisi Terkini Pengantin Pria di Palembang di Tengah Kabar Pelaku Pembacokan Sudah Ditangkap

Kabar penangkapan salah satu pelaku pembacokan Ahmad Handa (30), pengantin pria yang menjadi korban pengeroyokan brutal

Editor: Yandi Triansyah
Youtube
PENGANTIN DIBACOK - Foto tangkap layar dari Youtube Sripokutv yang di unggah Minggu (11/5/2025) memperlihatkan Seorang calon Pengantin di Palembang dikeroyok sekelompok orang saat akan melangsungkan akad dan resepsi pernikahan di Jalan Panca Usaha 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Kabar penangkapan salah satu pelaku pembacokan Ahmad Handa (30), pengantin pria yang menjadi korban pengeroyokan brutal sesaat sebelum akad nikah di Jalan Panca Usaha, Kecamatan Seberang Ulu I, belum sepenuhnya melegakan hati sang ibu, Ningcik.

Fokus utamanya saat ini hanyalah kesembuhan putranya yang masih terbaring lemah pasca-enam kali operasi.

Informasi mengenai penangkapan salah satu terduga pelaku di Batam oleh tim gabungan Jatanras Polda Sumsel, Satreskrim Polrestabes Palembang, dan Polsek memang telah beredar.

Namun, bagi Ningcik, hal itu belum mengobati kepedihannya melihat kondisi Handa yang tak berdaya.

Ningcik enggan mengungkapkan secara pasti keberadaan anaknya saat ini, namun ia membenarkan bahwa Handa masih dalam kondisi sangat lemah.

Berbagai luka serius diderita Ahmad Handa, meliputi kaki, tangan, urat nadi kanan, tangan kanan yang "juntai", serta tiga jari kiri yang nyaris putus dan pergelangan tangan.

"Kondisinya masih lemah tapi diajak komunikasi bisa," tutur Ningcik saat dihubungi pada Kamis (29/5/2025).

Selain perjuangan fisik, Ahmad Handa juga menghadapi guncangan psikologis yang hebat. Ia sering mengeluh kesakitan sambil menjerit, terutama setelah melihat kondisi tubuhnya sendiri yang masih terbalut perban dan luka bekas operasi.

"Kadang jerit-jerit bae, kadang nangis, kami jugo masih shock. Kalau dia lihat tangannya, kakinya, mungkin shock nian. Ibu dak kuat lihatnya, tapi apa boleh buat, ibu harus kuat untuk anak ibu," ujar Ningcik dengan nada pilu.

Di tengah cobaan ini, Ningcik masih harus memikirkan beban biaya operasi dan perawatan di Rumah Sakit Muhammad Hoesin yang membengkak hingga Rp 129 juta.

Sejauh ini, keluarga baru mampu membayar Rp 44 juta. Mereka terus berupaya mencari tambahan dana untuk melunasi sisa biaya tersebut.

"Kalau ingat kejadian itu gemetar badan ibu dek. Di rumah suka jerit sendiri kalau ingat itu. Banyak biaya yang harus dikeluarkan doakan (Handa) semoga cepat sembuh," ungkapnya.

Meskipun ada kabar penangkapan pelaku, Ningcik belum menerima keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Ia memilih untuk menunggu informasi langsung dari aparat penegak hukum, memahami bahwa polisi tentu masih sibuk mengejar pelaku lainnya.

"Kami percaya kalau polisi bakal bantu kami dan kalau pelaku sudah ditangkap pasti keluarga diberi kabar," katanya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved