Berita PALI

Keterbatasan Ruang Kelas Batasi Daya Tampung SMKN 1 Tanah Abang, Hanya Terima 252 Siswa Baru

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tanah Abang, Kabupaten PALI, hanya mampu menerima 252 siswa baru untuk tahun ajaran 2025.

SRIPOKU.COM / Apriansyah Iskandar
SPMB 2025 - Antusias para calon siswa yang mendaftar mengikuti seleksi SPMB 2025 di SMK Negeri 1 Tanah Abang Kabupaten PALI, Sabtu (24/5/2025). Pada SPMB tahun ini, SMK Negeri 1 Tanah Abang, hanya menerima 252 siswa, karena kekurangan ruangan kelas dan sejumlah fasilitas lainya. 

SRIPOKU.COM, PALI – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tanah Abang, Kabupaten PALI, hanya mampu menerima 252 siswa baru untuk tahun ajaran 2025.

Keterbatasan ini disinyalir akibat kurangnya ruang kelas dan fasilitas pendukung lain di sekolah yang didirikan sejak tahun 2016 ini.

Padahal, SMKN 1 Tanah Abang selalu menjadi pilihan utama bagi calon siswa di Kecamatan Tanah Abang yang tertarik pada pendidikan kejuruan, khususnya jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM), serta Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL).

Antusiasme pendaftar setiap tahunnya sangat tinggi, namun tidak semuanya bisa tertampung karena daya dukung sekolah yang belum memadai.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Ardiansyah S.Kom, menjelaskan bahwa total kapasitas sekolah saat ini hanya sekitar 602 siswa, terbagi dalam 20 rombongan belajar (rombel) untuk kelas 10, 11, dan 12.

"Kami hanya memiliki kuota SPMB tahun ini sebanyak 252 siswa. Jadi, meski jumlah pendaftarnya cukup tinggi, karena sekolah kita masih memiliki kekurangan daya tampung, yaitu masih kekurangan ruangan kelas. Jadi SPMB ini, kami hanya bisa menerima 252 siswa, di mana saat ini proses seleksi penerimaan nya masih berlangsung," ujar Ardiansyah pada Sabtu (24/5/2025).

 Saat ini, SMKN 1 Tanah Abang hanya memiliki 10 lokal ruang belajar reguler dan 4 lokal untuk ruang praktik.

Dengan 20 rombel yang ada, idealnya dibutuhkan 20 ruang kelas agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung optimal tanpa harus membagi jadwal antara kelas pagi dan siang.

"Agar kegiatan belajar tetap berjalan optimal, saat ini jadwal pembelajaran kita bagi, ada yang masuk pagi dan masuk siang," ungkap Ardiansyah.

Selain kekurangan ruang kelas, kebutuhan ruang praktik juga menjadi prioritas. Sekolah ini masih membutuhkan minimal dua set laboratorium sebagai ruang praktik tambahan.

Terlebih lagi, perangkat komputer untuk praktik siswa juga terbatas, hanya tersedia 32 unit.

Ardiansyah menjelaskan, 32 unit komputer tersebut terpaksa dibagi untuk tiga rombel agar proses belajar mengajar tetap berjalan.

"Dibagi Pak, agar semuanya bisa berjalan. Meskipun kadang harus antre 4 orang siswa per 1 komputer," jelasnya.

Meski demikian, untuk jumlah tenaga pengajar, SMKN 1 Tanah Abang dinilai masih mencukupi, dengan 42 orang berstatus ASN (termasuk Kepala Sekolah dan kepala program kurikulum), 29 guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan sisanya merupakan guru honorer.

Dalam proses pendaftaran SPMB ini, pihak sekolah menegaskan tidak memungut biaya pendaftaran.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved