Polemik Ijazah Jokowi

Digugat Rp69 Triliun Kasus Ijazah Jokowi, Pejabat UGM Siap Tunjukan Bukti Administratif di PN Sleman

Sementara itu, UGM menyatakan telah menyiapkan dokumen lengkap dan menunjuk kuasa hukum untuk hadir dalam persidangan.

Editor: pairat
Capture video Tribunnews.com
KASUS IJAZAH JOKOWI - Presiden Jokowi mengucapkan selamat ulang tahun ke-13 untuk Tribunnews.com beberapa waktu lalu. Kini kasus ijazah Jokowi berlanjut hari ini Kamis (22/5/2025) di PN Sleman menggelar sidang perdana gugatan perdata. 

Di antaranya, kata dia, bisa jadi mereka yang kerap menyoroti aspek administrasi (pendidikan) ini sebagai celah rawan untuk menggerus warisan kebijakan Jokowi. 

"Fragmentasi sosial dan politik dalam negara demokrasi wajar terjadi, termasuk dalam hal ini isu (keabsahan) ijazah Pak Jokowi. Ada kelompok yang barangkali selalu memperhatikan aspek administrasi yang kebetulan bisa jadi dianggap celah. Ada pula kelompok yang tidak mengedepankan aspek itu, dan yang terpenting adalah kinerja, pengalaman dan integritasnya saat menjadi pemimpin nasional," ulas Syafuan yang menjadi salah satu penanggap dalam kegiatan "Survei Nasional CISA: Pandangan Publik Terhadap Isu Ijazah Palsu Pak Jokowi" yang digelar di Jakarta pada Rabu (21/5/2025).

Dalam kesempatan itu,  Center for Indonesia Strategic Actions (CISA) memperlihatkan survei mayoritas publik meyakini bahwa isu ijazah Jokowi adalah permainan politik lawan politik.

Dari survei tercatat sebanyak 89.87 persen responden menilai bahwa isu ini sangat mungkin sengaja disebarkan (dikapitalisasi) untuk kepentingan politik tertentu yang bisa jadi lawan politik Jokowi. 

Syaufan mengatakan dari riset CISA ini bisa jadi melihat rekam jejak Jokowi bisa jadi jauh lebih penting dari urusan administratif akademik itu.

Ia menuturkan bisa jadi dari pengalaman, pengalaman, kesabaran, dan arah kebijakan itu bisa saja jauh lebih penting. 

"Kita lihat, bagaimana Pak Jokowi begitu sabar saat menjabat Walikota Solo, ketika merelokasi pedagang kaki lima, kinerjanya selama menjabat gubernur Jakarta dan puncak karirnya menjadi presiden," ulas Syafuan yang menjadi pembahas survei itu. 

Dalam fragmentasi itu, menurut dia, akan ada saja kelompok yang kerap menyoroti kelemahan siapa pun pemimpin nomor satu di republik ini.

"Nah bisa jadi kelompok yang selalu mengkritisi hal ini, tidak menyukai warisan kebijakan Pak Jokowi," ungkapnya. 

Dari survei CISA itu, sebanyak 51.35 persen responden sangat percaya, dan 25.35 persen responden cukup percaya terhadap klarifikasi yang diberikan oleh Jokowi.

Tren serupa dari riset itu, juga terlihat dari persepsi responden terhadap klarifikasi dari pihak UGM. Sebanyak, 47.35 % responden sangat percaya, 25.76 % cukup percaya dengan klarifikasi yang telah disampaikan oleh UGM. 

CISA juga menggali tentang persepsi publik seberapa tepat langkah Jokowi menempuh proses hukum untuk memulihkan reputasinya terkait terpaan isu ijazah ini.

Lebih lanjut, Herry mengatakan bahwa, dari data survei 29.60 % responden menilai cukup tepat, 21.10 % menilainya tepat, dan 6.7 % responden menilainya sangat tepat.

Sedangkan, 18.5 % persen responden menilainya kurang tepat, dan 15.5 % menilainya tidak tepat. 

Untuk diketahui, survei nasional ini diselenggarakan mulai 09 Mei dan berakhir pada 15 Mei 2025.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved