Kisah Pengabdian Guru Senior di Pelosok Banyuasin, Dari Jalan Berlumpur hingga Ketemu Binatang Buas 

Ia menyoroti bahwa di wilayahnya, anak-anak dinilai belum sepenuhnya siap untuk terpapar pengaruh era digital dan kecanggihan teknologi yang seringkali disalahgunakan melalui ponsel.

Menurut Damiati, guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat. Di tengah gempuran teknologi, seorang guru dituntut untuk mampu menumbuhkan niat belajar siswa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak.

"Harapan saya di akhir masa tugas saya ini, saya ingin menyampaikan bahwa guru harus menjadi garda terdepan untuk kemajuan pendidikan di setiap wilayah, lingkungan kerja masing-masing guru, walaupun di daerah maju, sedang, hingga terpencil. Peran serta guru untuk memajukan bangsa dan juga dukungan orang tua harus sejalan sehingga bisa tercipta generasi yang membawa bangsa bersaing dengan bangsa lain," ungkapnya dengan penuh harap.

Selama masa pengabdiannya, Damiati telah mendedikasikan dirinya selama 14 tahun di SDN 5 Air Gading Kecamatan Muara Padang, kemudian diangkat menjadi kepala sekolah di SDN 22 Desa Tirto Raharjo selama 10 tahun, dan terakhir kembali menjadi guru biasa di SDN 18 Kecamatan Muara Padang hingga saat ini.

Pengabdian Damiati selama puluhan tahun menjadi cerminan dedikasi seorang guru yang tak lekang oleh waktu dan perubahan zaman.

Ia berharap, peran serta guru, orang tua, bahkan pemerintah dapat terus bersinergi untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia, tanpa membuat anak-anak kesulitan beradaptasi dengan perubahan kurikulum, terutama di wilayah pedesaan.