Ambulans Kehabisan Bensin

Kasus Jenazah Diangkut Pakai Pikap di OKUT Berakhir Damai, Keluarga Pasien Terima Permintaan Maaf RS

Kasus Jenazah Diangkut Pakai Mobil Pikap Berakhir Damai, Keluarga Pasien Terima Permintaan Maaf RSUD Martapura

Penulis: Choirul OKUT | Editor: Odi Aria
Kolase
MINTA MAAF- Direktur RSUD Martapura dr Deddy Damhudy (memakai kemeja putih) saat mendatangi rumah duka untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga, Senin (07/04/2025). Pihak keluarga menerima permintaan maaf dari Direktur RSUD Martapura. 

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Pelayanan kepada masyarakat adalah prioritas utama, dan kelalaian seperti ini tidak bisa ditoleransi,” ujar Direktur RSUD Martapura dr Deddy Damhudy saat dihubungi Minggu (6/4/2025).

Pihak rumah sakit berjanji akan memperbaiki sistem operasional, termasuk ketersediaan bahan bakar kendaraan dan jadwal piket sopir, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

"Untuk saat ini keduanya di non job kan, dan akan diproses sesuai aturan komite etik. Tidak ditempatkan lagi sebagai karu zaal jenazah dan staff jenazah. Nanti ditunjuk karu jenazah yang baru sambil dilakukan proses pembinaan sesuai aturan," ucapnya. 

Sebelumnya, Pelayanan di RSUD Martapura, Kabupaten OKU Timur, kembali menjadi sorotan setelah beredar video di media sosial yang menunjukkan jenazah dibawa menggunakan mobil pickup oleh keluarganya, akibat ambulan rumah sakit tidak tersedia. 

Dimana peristiwa ini terjadi pada Sabtu (05/04/2025) sekitar pukul 05.00 WIB hingga 06.00 WIB.

Dalam video yang beredar di Instagram, tampak jenazah sudah berada di dalam ambulan, namun tidak ada sopir yang standby.

Lalu keluarga pasien menyebut bahwa ambulan kehabisan bahan bakar dan sopir tidak ada di tempat.

Akibatnya, keluarga memilih untuk membawa jenazah sendiri menggunakan mobil pickup, meski dalam kondisi hujan gerimis.

Direktur RSUD Martapura, dr Deddy Damhudy, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan permintaan maaf atas kelalaian staf rumah sakit.

"Benar, ini akibat kelalaian staf kami. Atas nama pribadi dan institusi, saya telah meminta maaf kepada pihak keluarga," kata dr Deddy saat dihubungi, Sabtu (5/4/2025).

Menurut kronologi yang disampaikan pihak rumah sakit, pasien datang dalam kondisi tidak sadarkan diri sekitar pukul 05.10 WIB.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien dinyatakan meninggal dunia karena tidak ada denyut nadi dan hasil EKG menunjukkan asistol.

"Perawat kemudian menawarkan agar jenazah diantarkan menggunakan ambulan RSUD. Namun awalnya pihak keluarga menolak dan ingin menggunakan kendaraan sendiri," bebernya.

Kemudian, setelah dijelaskan bahwa penggunaan ambulan jenazah gratis jika melalui administrasi BPJS dan identitas pasien bisa menyusul, keluarga akhirnya setuju.

"Namun, saat jenazah sudah berada di dalam ambulan, sopir menyampaikan bahwa mereka harus membeli bensin terlebih dahulu karena kendaraan kehabisan bahan bakar," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved