Kata Warga Soal Kawasan Hibisc Fantasy Puncak Bogor Dibuldozer Dedi Mulyadi

Pembongkaran tempat wisata Hibisc Fantasy di Jalan Raya Puncak disambut dengan antusias oleh warga Cisarua.

Editor: adi kurniawan
Warta Kota/Hironimus Rama
BONGKAR TEMPAT WISATA - Alat berat merubuhkan tempat wisata Hibisc Fantasy Puncak di Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). Warga senang kawasan Hibisc Fantasy puncak Bogor Dibuldozer Dedi Mulyadi 

SRIPOKU.COM -- Pembongkaran tempat wisata Hibisc Fantasy di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dibongkar dioleh Satpol PP Jawa Barat sejak Kamis (6/3/2025), disambut dengan antusias oleh warga Cisarua.

Seperti, TB Muhammad Syamun, warga Cisarua, mengaku senang dengan dibongkarnya Hibisc Fantasy ini.

"Tentu kami senang dengan dihancurkannya tempat wisata ini karena merusak lingkungan," kata Syamun di Cisarua, Senin (10/3/2025).

Dia berharap bekas tempat wisata Hisbisc Fantasy ini dihijaukan kembali seperti sebelumnya.

"Kami ingin tempat ini hijau lagi. Bukanya hanya di sini saja, tetapi juga banyak wilayah lain di 3 kecamatan yang masuk kawasan Puncak yaitu Cisarua, Megamendung, dan Ciawi," papar Syamun.

Pria yang biasa disapa Ustaz Syam ini mengatakan lokasi pembangunan Hisbisc Fantasy merupakan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

"Wilayah Cikamasan ini merupakan titik nol air Sungai Ciliwung yang mengalir hingga Jakarta. Karena itu, setelah pembomgkaran ini harus ditanam pohon agar kembali hijau," tutur Ustaz Syam.

Dia berharap kawasan wisata Puncak kembali asri seperti dahulu. Hutan di sini masih lebat sehingga masih sering berkabut.

"Dahulu saya sempat alami 4 bulan tidak pernah melihat matahari karena kabut terus. Sekarang boro-boro 4 bulan, seminggu saja enggak. Ini artinya lingkungan sudah rusak," tandas Ustaz Syam.

Dedi Mulyadi Bongkar Hisbisc Fantasy

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jawa Barat membongkar obyek wisata Hisbisc Fantasy Puncak di Jalan Raya Puncak, Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). 

Pembongkaran obyek wisata ini dilakukan sesuai perintah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah meninjau kawasan wisata Puncak pada Kamis (6/3/2025). 

Dedi Mulyadi meminta obyek wisata milik PT Jaswita (BUMD Jawa Barat) dibongkar karena melanggar tata ruang. 

Obyek wisata ini juga diduga menjadi penyebab banjir bandang di kawasan Cisarua, Minggu (2/3/2025) malam. 

Keputusan Dedi Mulyadi membongkar destinasi wisata Hisbisc Fantasy disambut suka cita warga Cisarua

TB Muhammad Syamun, tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan, senang adanya pembongkaran tempat wisata itu. 

"Warga Tugu Cisarua mengucap syukur atas dibongkarnya tempat wisata ini," kata Syamun di Cisarua, Jumat.

Dia berharap kebijakan Pemprov Jawa Barat ini dapat mengembalikan kawasan Puncak kembali hijau.

"Kami ingin Puncak hijau lagi, bukan hanya di sini saja tetapi tiga kecamatan yang masuk wilayah Puncak yaitu Cisarua, Megamendung dan Ciawi," kata Syamun. 

Pria yang biasa disapa Ustaz Syam ini mengaku tidak alergi hadirnya bisnis komersial di kawasan Puncak. 

Namun sebagai warga lokal, dia tidak setuju jika demi komersialisasi lahan hijau dibabat habis. 

"Saya setuju dengan pernyataan Pak Gubernur Jabar agar tempat ini dibongkar, bukan hanya ini saja, tetapi semua bangunan yang melanggar tata ruang," ujar Ustaz Syam. 

Dia mengaku sempat bersitegang dengan karyawan Hisbisc Fantasy yang mengawal beko untuk merobohkan bangunan wisata saat pembongkaran pada Kamis.

Ustaz Syam berharap pemerintah tidak hanya mempertimbangkan aspek bisnis tetapi juga keselamatan masyarakat. 

"Pemerintah seharusnya memperhatikan aspek ancaman bencana, masyarakat di bawah yang kena banjir, sampai sekarang akses jembatannya masih putus," tuturnya. 

Menurutnya, pengelola Hisbisc Fantasy tidak pernah meminta izin ke warga terkait pembangunan obyek wisata ini. 

"Saya bersama KWP (Kerukunan Wargi Puncak) sudah datangi PTPN (PT Perkebunan Nusantara) untuk menangakan izin pengelolaan lingkungan, tapi tidak mendapat jawaban," katanya.

"Bahkan saya sudah bersurat ke DPRD, tetap tidak ada jawaban," ucap Ustaz Syam. 

Terkait rencana Kementerian Lingkungan Hidup yang ingin menyegel 33 bangunan yang menyalahi UU Lingkungan Hidup, Ustaz Syam memberi dukungan. 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved