Berita Sriwijaya FC

Isu Gaji Bakal Dicicll Sebulan, Skuat Sriwijaya FC dan Manajemen Dikabarkan Belum Sepakat

Sriwijaya FC masih ketar-ketir terancam terkena sanksi PSSI jika memboikot laga pamungkas babak playoff degradasi Pegadaian Liga 2 2024/25.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz Sripo
KOLASE/@prajesta/DOK.PRIBADI MUHAMMAD DAVID
TUNTASKAN GAJI - CEO PT Digi Sport Asia Anggoro Prajesta menanggapi ancaman aksi boikot skuat Sriwijaya FC jelang laga pamungkas babak playoff degradasi Pegadaian Liga 2 2024/25 lawan Nusantara United FC di Boyolali. Asisten Manajer SFC Muhammad David membujuk pemain agar tetap bertanding dan meminta manajemen menuntaskan gaji pemain. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kabar terkini Sriwijaya FC masih ketar-ketir terancam terkena sanksi PSSI jika memboikot laga pamungkas babak playoff degradasi Pegadaian Liga 2 2024/25.

Meski di atas kertas telah aman bakal bertahan di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2025/26 nanti, Sriwijaya FC masih menyisakan 1 laga lagi away menghadapi Nusantara United FC di Stadion Kebo Giro, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/2/2025) nanti.

"Kami tim tidak akan toleransi lagi. Kami pastikan kami tidak mau main ke Boyolali apabila manajemen tidak dibayar gaji pemain, pelatih dan ofisial," ungkap skuat Sriwijaya FC kepada Sripoku.com.

Informasinya, manajemen Sriwijaya FC menawarkan bakal menggelontorkan Rp 500 juta untuk mencicil pembayaran sebulan gaji terlebih dahulu.

Namun skuat Sriwijaya FC sepertinya bakal teguh pendiriannya untuk minta dilunasi hak-hak mereka yang selama ini sudah cukup bersabar.

Mereka meminta agar manajemen Sriwijaya FC untuk terbuka hatinya membayarkan hak-hak jajaran pemain, pelatih dan ofisial yang telah bersabar menanti tunggakan gaji dan segala keterbatasan selama ini.

"Untuk melunasi gaji pemain hanya RP 1,5 M, bukan Rp 15 M. Kami sudah berdarah-darah untuk Sriwijaya FC tetap di liga 2. Pikirkanlah denda bisa capai RP 1 M, belum lagi tim ini akan turun kasta ke Liga Nusantara. Yang waras pasti mikir," katanya.

Skuat Sriwijaya FC dengan sangat menyesal mengatakan hanya tinggal boikot laga pamungkas inilah menjadi senjata untuk merealisasikan hak. Karena mereka tidak punya kekuatan lagi untuk menagih janji-janji manis manajemen.  

"Kami tim sudah sangat kerja kerja loyalitas tanpa batas. Kalau manajemen DIGI tidak mau membayar gaji, berarti memang PT Digi (manajemen) yang mau Sriwijaya FC degradasi," pungkasnya.

Kabar adanya komunikasi antara pihak manajemen Sriwijaya FC ini dengan skuat terkait ancaman boikot laga pamungkas playoff degradasi dan upaya penyelesaian masalah tunggakan gaji dibenarkan oleh Asisten Manajer Sriwijaya FC Muhammad David.

"Kita warga Sumatera Selatan bersama rekan-rekan sesama pengusaha Teddy dan Fadly berharap penuh kepada pihak manajemen agar menyelesaikan ini," ungkap Muhammad David didampingi pengusaha Teddy dan Fadly kepada Sripoku.com di sela-sela latihan internal tim David FC di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (12/2/2025) petang.

Pengusaha Timah yang akrab disapa Bos David ini prihatin jika skuat Sriwijaya FC tetap saja memboikot laga pamungkas ini.

Memang kata Raja Sawer, laga terakhir Sriwijaya FC melawan Nusantara United FC ini walaupun tidak ada untung ruginya.

Tapi melihat kondisi Sriwijaya FC ini mereka sudah bekeja keras dan juga sudah menyelesaikan apa yang sudah dijanjikan menyelamatkan Sriwijaya FC sudah dilakukan oleh skuat SFC.

Maka dari itu pihak dari para pemain ini meminta agar semua itu diselesaikan. Muhammad David menyayangkan jangan sampai Sriwijaya FC setop atau mengundurkan diri dari laga ini.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved