Berita Lahat

Ironi Lahat : Kaya Sumber Daya Alam, tapi Sumbang Kemiskinan Ekstrem Tertinggi di Sumsel

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatat, pada Maret 2024, Kabupaten Lahat memiliki angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Sumsel.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Yandi Triansyah
handout
KEMISKINAN EKSTREM - Pj Bupati Lahat, Imam Pasli buka suara terkait Lahat termasuk kabupaten yang penyumbang kemiskinan ekstrem di Sumsel 2024. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

SRIPOKU.COM, LAHAT - Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, menyimpan ironi yang mendalam. Dikenal kaya akan sumber daya alam, seperti pertambangan batu bara dan perkebunan, daerah ini justru menjadi penyumbang angka kemiskinan ekstrem tertinggi di provinsi tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatat, pada Maret 2024, Kabupaten Lahat memiliki angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Sumsel.

Sekitar 60 ribu penduduk Lahat masuk kategori miskin, dan 1,09 persen di antaranya tergolong miskin ekstrem.

Pj Bupati Lahat, Imam Pasli, tidak membantah data tersebut. Ia menjelaskan bahwa data tersebut merupakan hasil survei BPS Provinsi Sumsel pada tahun 2024. Sedangkan untuk survei tahun 2025, belum dilakukan.

"Memang benar, tapi itu data tahun 2024 lalu. Bulan September 2024 lalu ada survei kemiskinan ekstrem, tapi untuk provinsi, untuk kabupaten/kota survei dilakukan tiap bulan Februari, hasilnya di bulan Maret," ujar Imam Pasli, Kamis (6/2/2025).

Imam Pasli memaparkan, sejak dilantik menjadi Penjabat Bupati Lahat, ia telah berupaya melakukan sejumlah strategi untuk menjalankan skema percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lahat. Upaya tersebut antara lain.

Meningkatkan pendapatan masyarakat: Melalui dana-dana yang ada di OPD, serta pemberdayaan masyarakat desa dan UMKM.

Mengurangi beban masyarakat: Melalui program bantuan sosial. Pada APBD Perubahan, Pemkab Lahat sudah menganggarkan bansos sebesar Rp 500.000 untuk 12 ribu jiwa.

Meminimalkan wilayah kantong kemiskinan: Melalui peningkatan akses layanan dasar. Pemkab Lahat sudah merehab sejumlah kantor camat, puskesmas, jalan, dan puluhan rumah tidak layak huni.

Imam Pasli menyadari, upaya yang telah ia lakukan sebagai Pj Bupati Lahat mungkin belum maksimal karena terkendala waktu yang singkat.

 Namun, dari tiga strategi yang sudah dilakukannya itu, ia optimistis hasil survei di bulan Maret 2025 nanti, angka kemiskinan ekstrem di Lahat pasti berkurang dibanding tahun 2024 lalu.

"Survei BPS di bulan Februari ini, hasilnya bulan Maret nanti. Semoga semua upaya yang sudah kita lakukan di waktu yang singkat ini, bisa menurunkan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lahat," harapnya.

Kondisi ini tentu menjadi ironi tersendiri bagi Kabupaten Lahat. Di satu sisi, daerah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Namun, di sisi lain, angka kemiskinan ekstrem masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan alam belum sepenuhnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat Lahat.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved