Cerita Rakyat Kebaikan Si Pahit Lidah Dari Sumatera Selatan, Pangeran yang Mengajarkan Tidak Serakah

Ini cerita legenda atau Cerita rakyat berjudul Kebaikan Si Pahit Lidah Dari Sumatera Selatan, pangeran asal Sumidang yang mengajarkan berbaik sangka.

Penulis: Siti Umnah | Editor: Siti Umnah
indonesiakaya.com
ILUSTRASI CERITA RAKYAT : Ini cerita legenda atau Cerita rakyat berjudul Kebaikan Si Pahit Lidah Dari Sumatera Selatan, pangeran asal Sumidang yang mengajarkan berbaik sangka.(indonesiakaya.com) 

Suatu hari, ada keanehan yang muncul di pohon itu. Kayu yang mengarah ke lahan Aria menumbuhkan jamur berwarna emas. Sementara di bagian Siti, hanya jamur biasa.

Aria bersorak riang. Melihat kegembiraan itu, Serunting merasa iri. Dengan cepat, Serunting menuduh adik iparnya itu curang dan telah memutar pohon sehingga lahan bagiannya tidak memiliki jamur emas. 

Bergelut amarah, Serunting meminta adik iparnya untuk bertarung dengannya. Aria kebingungan. Tidak mungkin ia menang dalam pergaduhan dengan Serunting yang merupakan pangeran sakti dan perkasa.

Tak tahu harus berbuat apa, Aria meminta waktu dua hari untuk berpikir. Serunting pun mengabulkan permintaan Aria. Dalam pikirannya, tak mungkin ada ilmu yang bisa melawan dirinya hanya dengan dua hari berlatih. 

Berbagai macam cara dipikirkan oleh Aria untuk menaklukan kakak iparnya, hingga tercetus ide cerdas untuk bertanya kepada Siti. Diam-diam, Aria mengunjungi istana dan mengetuk jendela kamar Siti.

Setelah Aria menceritakan semuanya, Siti merasa bimbang. Di satu sisi, Aria adalah adik kandungnya. Di sisi lain, Serunting tidak ingin mengkhianati suaminya. Dari dua pilihan berat, Siti akhirnya mengambil keputusan. Sebelum memberi tahu kelemahan Pangeran Serunting kepada Aria, Siti meminta Aria untuk berjanji agar tidak sampai membunuh Serunting. Aria setuju.

Pertarungan Pangeran Serunting dan Aria Tebing

Dua hari berlalu, hari pertarungan pun tiba. Di padang ilalang, Serunting dan Aria bertemu. Serunting yang sangat sakti dan kuat, tentu bukan tandingan yang seimbang untuk Aria. Dalam waktu singkat, Aria tercampak dan hampir tidak berdaya.

Pada saat itulah, Aria memanfaatkan kelemahan Serunting. Ia mengambil ilalang istimewa, yaitu ilalang yang mampu bergetar meskipun tidak ada angin. Dibidiknya ilalang itu ke arah lengan Serunting, kemudian dilemparnya. 

Pangeran Serunting tak menyangka bahwa Aria mengetahui kelemahannya dari istrinya sendiri. Merasa dikhianati, Serunting meninggalkan kerajaan beserta isinya. Langkah demi langkah ia tujukan ke Gunung Siguntang untuk bertapa. 

Sesampainya di sana, ia mendengar suara Sang Hyang Mahameru. Bisikan itu menawarkan Serunting untuk menjadi pemilik kekuatan gaib. Dengan syarat, ia harus bertapa di bawah pohon bambu sampai daun-daun bambu itu menyelimuti seluruh tubuh Serunting. Ia pun setuju. Segala hal duniawi juga dilupakan olehnya.

Kesaktian dari Sang Mahameru

Serunting bertapa dua tahun lamanya, sampai seluruh tubuhnya ditutupi daun bambu. Sesuai janji Sang Hyang Mahameru, ia diberi kesaktian untuk mengubah semua ucapannya menjadi kutukan. 

Tumbuhan tebu di sekitar Serunting menjadi percobaan pertamanya. Ketika ia berucap kepada tumbuhan agar berubah menjadi batu, tumbuhan itu benar-benar berubah menjadi batu. Meski begitu, Sang Hyang Mahameru mengingatkan Serunting untuk menggunakan kesaktiannya itu secara bijak.

Dalam perjalanan pulang ke kerajaannya, Pangeran Serunting yang semakin sakti dan kuat itu dipertemukan dengan lahan tandus. Lewat kesaktiannya, ia mengubah lahan gersang tadi menjadi belantara yang lebat.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved