Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Logika Kemungkinan: Inovasi Berpikir di Era Pendidikan Dinamis

Di tengah arus perubahan yang cepat dalam dunia modern, pendidikan menjadi topik yang sangat relevan untuk dibahas

Editor: adi kurniawan
handout
Mimbar Jumat -- Dr. H. Rahmat Hidayat, M.Phil Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Raden Fatah, Kamis (30/1/2025). Di tengah arus perubahan yang cepat dalam dunia modern, pendidikan menjadi topik yang sangat relevan untuk dibahas 

Lalu, Roslan, menanggapi pernyataan anaknya, "Tapi kamu harus ingat dan tahu, Mas, dari 2 miliar orang yang tidak sekolah, berapa banyak orang yang seperti dia? Berapa banyak yang bisa mencapai kesuksesan yang sama?" Pernyataan ini membuka sebuah diskusi yang lebih dalam tentang realitas pendidikan dan kesuksesan.

Roslan mengajak anaknya untuk melihat lebih jauh dari sekadar contoh satu individu. Ia menekankan bahwa meskipun Jobs berhasil tanpa pendidikan formal, tidak semua orang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk mengikuti jejaknya.

Keberhasilan dan kesuksesan tidak selalu datang dari jalan yang sama bagi setiap individu. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai tantangan dan rintangan, pendidikan formal sering kali menjadi salah satu faktor kunci yang dapat menentukan arah hidup seseorang.

Pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan jaringan yang diperlukan untuk meraih cita-cita. Namun, pendidikan bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan.

Terdapat banyak contoh individu yang berhasil tanpa latar belakang pendidikan yang konvensional selain Jobs, namun mereka tetap mampu mencapai puncak kesuksesan.

Roslan melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan lain yang menggugah pemikiran anaknya: "kira-kira, dari jutaan orang yang jadi direktur, berapa orang yang tidak sekolah?" Dalam dunia yang semakin kompleks dan kompetitif, pendidikan formal sering kali menjadi salah satu faktor penentu yang membedakan antara individu yang berhasil dan yang tidak.

Banyak direktur dan pemimpin perusahaan terkemuka di dunia memiliki latar belakang pendidikan yang solid, dari universitas-universitas terkemuka, misalnya para CEO dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Mereka memiliki gelar Sarjana dan bahkan Pascasarjana dari institusi yang diakui secara Internasional.

Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilihat dalam  daftar perusahaan-perusahaan top dunia yang dirilis oleh majalah Fortune di Amerika Serikat (Okezone, Daftar 10 CEO Amerika dan Latar Belakang Pendidikannya, 2016).

Ini menunjukkan bahwa meskipun ada pengecualian, pendidikan formal juga membuka pintu untuk peluang yang lebih besar di dunia kerja.

Dari pengalaman kedua tipe kesuksesan di atas, baik yang berpendidikan sarjana maupun yang tidak, dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal tidak selalu menjadi satu-satunya jalur untuk mencapai kesuksesan. Dalam masyarakat modern saat ini, banyak individu yang berhasil meraih prestasi luar biasa tanpa gelar akademis yang tinggi.

Di samping itu, pendidikan formal juga sering kali dianggap sebagai fondasi yang kuat untuk memasuki dunia kerja. Banyak perusahaan mengutamakan kandidat yang memiliki gelar sarjana sebagai syarat dasar dalam proses perekrutan.

Gelar ini sering kali menjadi indikator kemampuan seseorang dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam bidang tertentu.

Kembali lagi ke percakapan Roslan dengan anaknya. Sang dokter menekankan bahwa sekolah itu merupakan sarana "memperbesar kemungkinan-kemungkinan" untuk mendapatkan hidup yang layak.

Pernyataan ini mencerminkan bahwa pendidikan berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan individu dengan berbagai peluang yang mungkin tidak dapat diakses tanpa pendidikan formal.

Memang tidak ada jaminan bahwa dengan sekolah, hidup seseorang akan lebih layak atau lebih baik dari yang lain, tegas Roslan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved