Kunci Jawaban

Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 12 SMA Halaman 266 Latihan 4 Bab 7 Kurikulum Merdeka

Ini kunci jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut kelas 12 SMA Hal 266 Latihan 4 Menafsirkan Maksud Pengarang dalam Teks Narasi Bab 7.

Penulis: Siti Umnah | Editor: Siti Umnah
buku.kemdikbud.go.id
Ini kunci jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut kelas 12 SMA Hal 257 Latihan 4 Menafsirkan Maksud Pengarang dalam Teks Narasi Bab 7 Menulis Teks Narasi Bertema Cinta Tanah Air. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan latihan soal beserta kunci jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka.

Artikel ini akan menyajikan kunci jawaban Halaman 266 Latihan 4 Menafsirkan Maksud Pengarang dalam Teks Narasi.

Untuk itu, simak Latihan 4 Bab 7 Menulis Teks Narasi Bertema Cinta Tanah Air beserta kunci jawaban yang dapat dipelajari oleh siswa di rumah.

Baca juga: Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 12 SMA Halaman 257 Latihan 3 Bab 7 Kurikulum Merdeka

Latihan 4

Setelah membaca teks narasi berjudul "Anak Panah", jawablah pertanyaan di bawah ini!

Setujukah kalian bahwa maksud pengarang dalam cerpen tersebut adalah mau berseloroh? Yaitu dengan salah penafsiran terhadap puisi Chairil Anwar yang berjudul "Derai-Derai Cemara". Dalam puisi itu, Chairil Anwar menulis sudah beberapa waktu aku bukan kanak lagi. Juga salah tafsir terhadap puisi Kahlil Gibran yang berbunyi "Anakmu Bukan Milikmu". Dalam puisi itum tertera larik berikut Anakmu bukanlah milikmu serta dua larik berikut ini!

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

Sang pengarang tampaknya ingin menyampaikan gurauannya dengan salah menafsirkan pada dua buah puisi itu, yaitu "Derai- Derai Cemara" karya Chairil Anwar, dan puisi Kahlil Gibran berjudul "Anakmu Bukan Milikmu". Kalimat yang berkaitan dengan dua puisi tersebut adalah sebagai berikut.

"Bacakan surat itu, Dis. Apa kata anak durhaka itu?" ujar ayahnya tersendat-sendat. Gadis memandang ibunya, seakan minta persetujuan. Anisah mengangguk. Gadis pun membacanya dengan gaya seorang dek "Anakmu bukanlah anakmu, ia hanya busur panah mesti kau lepaskan. Aku sudah lama bukan kanak lagi." Ayahnya terdiam. Anisah bungkam dan air matanya menghujan. Gadis membaca doa dengan hati teriris. Ayah Agus sudah pergi tanpa pesan apa-apa, seperti tidak terjadi apa-apa, setelah jiwanya melesat bagai anak panah yang lepas dari busurnya.***

Jawaban :

Setuju. Melalui cerpen tersebut, sang pengarang ungin berkelakar tentang salah tafsir terhadap puisi Chairil Anwar berjudul "Derai-Derai Cemara" dan puisi Kahlil Gibran yang berjudul "Anakmu bukan Milkmu."

(Jawaban peserta didik dianggap benar jika sama atau mendekati kunci jawaban tersebut).

 

Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved