Opini
Opini: Berlibur Plus Beribadah
Akhir tahun 2024 ditutup dengan banyak peristiwa menyenangkan salah satunya adalah liburan baik itu ke pantai maupun ke gunung seperti di Pagar Alam
Berikut ayatnya: "Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS Ali Imran Ayat 137).
Pada ayat-ayat lain, terdapat variasi pada ujung ayat, seperti perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang melakukan dosa, atau perhatikanlah bagaimana akibat dari orang-orang yang menyekutukan Allah (orang-orang musyrik).
Dalam narasi yang lain, perintah untuk berjalan juga dikaitkan dengan kejadian yang telah menimpa generasi sebelum ummat Muhammad bagaimana mereka dihancurkan kerena perbuatan mereka.
Lihat surat Ghafhir ayat 21, “Apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) peninggalan (peradaban)-nya di bumi.
Akan tetapi, Allah mengazab mereka karena dosa-dosanya. Tidak ada suatu pun yang melindungi mereka dari (azab) Allah.
Bila melihat anjuran dari ayat-ayat di atas, maka tempat wisata yang bisa kunjungi adalah tempat-tempat wisata yang berada di negara Levant/Syam atau Mideterania Timur (Palestina, Jordania, Lebanon, Suriah, Sinai Mesir, Siprus, dan Irak).
Biasanya, tempat-tempat wisata yang berkaitan dengan peradaban masa lampau ini telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Di tempat-tempat inilah banyak sekali situs peninggalan para Nabi yang digambarkan dalam al-Qur’an.
Para nabi itu menghadapi kaum yang tidak saja tunduk pada ajarannya, tetapi juga ada yang membangkang sehingga datang azab pada mereka.
Melihat situs-situs tersebut, di samping mengagumi keindahannya, dapat juga mempertebal keimanan karena mengingat betapa besar dan abadinya kekuasaan Allah dan betapa ringkih kekuatan manusia betapapun jumawanya mereka dengan peradaban yang mereka bangun.
Kategori kedua adalah berjalan/berwisata juga untuk melihat kesudahan orang-orang sebelum kamu atau bisa diartikan akhir dari peradaban generasi terdahulu.
Ada banyak peradaban lain di dunia ini yang telah dibangun oleh generasi-generasi lampau. Berwisata ke tempat-tempat tersebut akan memperluas wawasan sekaligus mengetahui keterbatasan manusia. Dahulu mereka berjaya, tapi sekarang yang tersisa hanyalah karyanya.
Tempat wisata seperti ini akan membuat kita merenung tentang kefanaan dunia. Oleh karena itu, kita dapat berwisasta ke museum-museum, terutama di Indonesia atau situs-situs warisan dunia yang diakui UNESCO yang dimiliki oleh berbagai negara.
Warga Indonesia dapat melihat 10 situs warisan dunia UNESCO di negeri sendiri, seperti candi Borubudur dan Prambanan (Jateng), Situs Sangiran (Solo), Taman Nasional Ujung Kulon (Banten), Taman Nasional Lorentz (Papua), Tambang Batubara Umbilin Sawahlunto (Sumbar), Hutan Tropis Sumatera, Taman Nasonal Komodi (NTT), Lanskap Budaya Prov. Bali, dan Sumbu Kosmologis Yogyakarta.
Kategori ketiga tentang ayat berjalan/berwisata untuk mengagumi keindahan ciptaan Allah, sebagaimana tercantum dalam surat Saba‘: 18, al-Hajj: 46, al-Ankabut: 20, dan al-Mulk:15.
Pada ayat-ayat di atas, perintah berjalan erat kaitannya dengan merenungi ciptaan Allah untuk menemukan jati diri manusia itu sendiri.
Jurang Kesenjangan ala Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Pengangguran Terdidik di Sumsel: Kesenjangan Kompetensi dan Kebutuhan Sektor Ekonomi |
![]() |
---|
Apakah Lebih Tepat Bung Hatta Disebut Bapak Ekonomi Kerakyatan, Bukan Lagi Bapak Koperasi ? |
![]() |
---|
Apakah Lebih Tepat Bung Hatta Disebut Bapak Ekonomi Kerakyatan, Bukan Lagi Bapak Koperasi ? |
![]() |
---|
Menilik Kualitas Kesehatan Penduduk Kota Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.