Mata Lokal Desa
Desa Karang Manik OKU Timur Salah Satu Desa Perajin Batik Miliki Motif Khas Tersendiri
Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan, merupakan satu desa pengerajin batik yang memiliki motif tersendiri.
Penulis: Choirul OKUT | Editor: tarso romli
SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Batik adalah seni dan kebudayaan Indonesia yang berupa teknik mewarnai kain dengan tangan menggunakan malam (lilin).
Batik juga bukan hanya sekadar kain, tetapi juga merupakan hasil seni dan teknologi yang dipadukan oleh para leluhur bangsa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknik dan proses pembuatan batik pun semakin berkembang dan berinovasi.
Hal ini ditandai dengan banyaknya motif dan warna batik yang kian beragam, mengikuti perkembangan selera dan permintaan pasar.
Oleh karena itu, banyak daerah di Indonesia mencoba untuk membuat dan menghasilkan kain batik dengan ciri khas tersendiri, yang dapat menjadi identitas daerah tersebut.
Salah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kain batik khas sendiri saat ini adalah Desa Karang Manik, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan.
Di mana Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II, merupakan salah satu desa pengerajin batik yang ada OKU Timur.
Potensi tersebut berupa pembuatan batik yang dikelola oleh kelompok kerajinan Sekar Tandjung Batik.
Ditempat inilah sejumlah pengrajin batik khas Desa Karang Manik diproduksi dengan berbagai motif yang dikembangkan sendiri oleh Sekar Tandjung Batik.
Ketua Sekar Tandjung Batik Sujarni mengatakan, ia mulai belajar membatik diawal 2021. Dimana sebelumnya ada orang dari Banyuwangi Jawa Timur yang bisa membatik.
Selanjutnya sebanyak kurang lebih 16 orang mulai belajar dan memproduksi batik. Dimana pada saat itu belum ada satupun warga yang bisa membatik.
”Saya mengembangkan kerajinan membatik setelah lebih dahulu belajar dari orang Banyuwangi yang sempet tinggal disini," katanya, Minggu (24/11/2024).
Dalam kesempatan itu, kelompok batik melihatkan proses pembuatan batik secara langsung di rumah membatik Sekar Tandjung Batik.
Langkah awal pembuatannya terlebih dahulu dengan menggambar pola pada kertas.
Kemudian dilanjutkan dengan
memindahkan gambar atau pola tersebut ke kain menggunakan pensil atau biasa dikenal dengan metode njiplak.
Lalu selanjutnya yang dilakukan dengan metode pencantingan atau canting adalah metode paling tua dan tradisional.
Alat canting tradisional yang diisi dengan lilin malam panas digunakan untuk menggambar pola di atas kain.
Proses ini merupakan menempelkan lilin malam di kain dengan media canting, pada proses ini motif batik akan mulai terlihat.
Kemudian memberi isian dengan mengisi motif di kain sesuai gambar motif yang sudah digambarkan di tahap pertama. Dimana tahap ini masih menggunakan media canting.
Setelah peroses pencantingan selesai dilanjutkan dengan pembloka warna yaitu proses mewarnai bagian-bagian gambar motif yang terlihat, seperti kembang dan bunga.
Lalu bagian yang dicolet dengan lilin malam, juga dilakukan dengan proses nembok atau menutup dasar kain yang tidak diwarnai.
Selanjutnya dilanjutkan ke proses ngelorod yang merupakan proses terakhir dalam meluruhkan lilin malam dengan air yang mendidih.
Setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.
“Proses pembuatan membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 10 harian. Namun tergantung proses pembuatan batik ini sesuai dengan motif yang dipesan,” bebernya.
Lanjut kata Sujarni, di Sekar Tandjung Batik ini telah membuat motif khas seperti motif Naga Wurung, Motif Padi, motif angkinan dan motif kontempore
Untuk yang sering dipesen oleh masyarakat motif padi, motif angkinan serta motif naga wurung.
"Untuk motif naga wurung ini terinspirasi dari kejadian dulu, dimana dulu masyarakat di Desa Karang Manik ini mayoritas menanam buah naga. Kemudian entah kenapa terjadi gagal panen. Sehingga kami membuat motif dengan nama Naga Wurung," bebernya.
Ia juga menyampaikan, untuk Harga Per lembar selebar 2,50 meter dari Rp 300 sampai Rp 600. Dimana yang membedakan adalah dari kesulitan motifnya.
Karenakan proses pembuatan untuk satu lembar itu kan berbeda-beda tergantung motif batiknya.
"Untuk batik tulis bisa memakan satu minggu bahkan, batik abstrak kotemporer tiga hari. Karena untuk batik tulis ini perlu menggunakan lilin malam untuk proses desain," ujarnya.
Untuk bahan-bahan seperti kain ini didatangkan langsung dari Solo. "Begitu juga bahan Lilin malam, pewarna, water glass, canting untuk membatik," ujarnya.
Lanjutnya, selama ia membatik ini terdapat beberapa kendala seperti kekurangan modal karena bahan-bahan didatangkan langsung dari Solo.
"Tentunya kami sangat berharap bantu dari tangan pemerintah. Karena Sekar Tandjung Batik ini modal sendiri sehingga tidak dapat menyetok batik," ujarnya.
Kalau yang dibutuhkan ini kain, karena kalau kain banyak stoknya juga bisa banyak.
"Tentunya kalau kain banyak bisa stok batik banyak. Lalu kalau untuk pemasarannya kami melalui sosial media atau bisa memesan langsung ke Sekar Tandjung Batik," bebernya.
Sementara, Kepala Desa Karang Manik, Widiono mengatakan kerajinan tangan batik yang dikelola oleh Sekar Tandjung Batik ini memang dibawah binaannya.
Ia juga menceritakan, awalnya Sekar Tandjung Batik ini tadinya sebenarnya dadakan tidak ada arah untuk membatik.
Namun karena ada orang dari Banyuwangi, Jawa Timur yang ahli batik lalu dibentuk kelompok.
Lalu pada tahun 2021 itu mulai belajar bareng-bareng untuk membatik lalu terbentuklah kelompok Sekar Tandjung Batik ini.
"Selama ini kami dari Pemdes selalu mensupport kelompok Sekar Tandjung Batik ini. Tempo hari pernah dipinjami modal melalui BUMDes namun belum bisa berkembang. Akhirnya kelompok Sekar Tandjung ini berdiri sendiri," ujarnya.
Selaku pembina, ia tentunya terus mensupport keberadaan kelompok Sekar Tandjung ini.
"Kita bareng-bareng, walaupun dengan modal sendiri. Makanya dalam tiga tahun ini perkembangannya tingkatnya masih kecil," ungkapnya.
Ia juga berharap, kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan juga dinas terkait dapat memperhatikan kelompok Sekar Tandjung Batik ini.
"Misal dinas terkait, dapat mendatangkan tutor atau pelatih batik dari jawa atau Solo. Untuk kelompok Sekar Tandjung Batik ini bisa menguasi teknik membatik. Sehingga dapat menjadi lebih baik lagi," harapnya.
Lebih lanjut ia menceritakan, dahulu Kelompok Sekar Tandjung Batik ini merupakan kelompok sosial yang bernama Pedas (Peduli Sesama).
"Terus dari situ kan nama kelompok sosial tidak ada dana, jadi sulit jika harus iuran terus. Lalu akhirnya dibentuklah kelompok ini yang awalnya beranggotakan 15 orang. Tapi dengan seiring sejalan waktu akhirnya berkurang tersisa 7 orang," tuturnya.
Saat ditanya kenapa masih bertahan meskipun sulit, Kades Karang Manik ini menyampaikan mungkin ini sudah menjadi hobi bagi ketujuh orang ini.
"Meskipun pesanan tidak terus menerus ada namun kelompok Sekar Tandjung Batik ini masih tetap bertahan. Karena ini menjadi salah satu icon desa," katanya.
Ia juga menyampaikan, Batik dari Sekar Tandjung ini merupakan salah satu icon desa dan juga pernah menjuarai dalam ajang Provinsi Sumatera Selatan.
"Saya sangat bangga dengan adanya Batik ini karena ini merupakan salah satu icon desa. Serta pernah menjuarai event tingkat provinsi," pungkasnya.
Melihat Napal Jaringan Desa Singapura OKU, Wahana Seluncuran Alami di Sungai Ogan Digemari Anak-anak |
![]() |
---|
Desa Remayu, Jejak Perdagangan Kuno di Tengah Harta Karun Pecahan Keramik Belanda dan Cina |
![]() |
---|
Ruwatan Bumi di Karang Binangun Sumsel : Doa, Budaya, dan Bisikan Leluhur di Tengah Deru Zaman |
![]() |
---|
Inovasi Desa Talang Lubuk Banyuasin, Ubah Buah Nipah Jadi Tepung Bernilai Ekonomis Tinggi |
![]() |
---|
ASAL Usul dan Legenda Desa Semangus di Musi Rawas Sumsel, Berasal dari Ikan Sema yang Hangus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.