Pilkada Palembang 2024

Pengamat Sebut 3 Paslon Pilkada Palembang tak Beri Solusi Konkret, Jawaban Saat Debat Normatif

Apa yang disampaikan masih kurang memberikan solusi konkret, untuk masalah-masalah utama kota kita. Jawaban yang diberikan cenderung normatif

Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Syahrul Hidayat
Paslon Walikota dan Wakil Walikota Palembang Pilkada Serentak 2024, Fitri-Nandri, Ratu Dewa-Prima Salam (RD-PS) dan Yudha-Bahar, pada Debat Publik Terakhir KPU Kota Palembang, di Ballroom Hotel Novotel, Rabu (20/11/2024) malam 

"Persoalannya, walaupun sempat disinggung, yakni soal dana atau pembiayaannya, namun tidak ada solusi kreatif ataupun inovatif yang ditawarkan. Semuanya terpaku pada pendekatan klasik melalui APBD dan berharap kucuran dana APBN, " paparnya.

Artinya, dijelaskan Husni tidak ada upaya dari masing-masing calon, untuk mengurangi rasio dependensi anggaran yang sebenarnya, mencerminkan kurangnya komitmen membangun kemandirian daerah termasuk kemandirian fiskal. 

"Walaupun tidak mudah, tapi selayaknya calon pemimpin daerah punya ide-ide kreatif dan inovatif, untuk mencari sumber-sumber pembiayaan alternatif, " ucapnya. 

Dari debat itu juga Husni menyatakan, terlihat dominannya calon Walikota Ratu Dewa dan Yudha Pratomo Mahyuddin dalam debat, dibanding Fitrianti Agustinda. 

"Mudah-mudahan ini tidak bermakna sama, jika mereka terpilih kelak. Wakil hanya akan menjadi tak lebih dari ban serep. Peran wakil terutama dalam hal pengawasan akan sangat krusial terlebih jika menginginkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel, " tandasnya. 

Ditambahkan Husni, Paslon Firtianti dan Nandriani lebih tampak upaya untuk berbagi peran dalam debat ini, walaupun terlihat jelas keterpakuan mereka pada teks yang disiapkan. 

"Semoga juga ini bukan berarti  bahwa mereka akan memimpin, secara sangat prosedural dan birokratis, yang tidak sesuai dengan semangat reformasi, " tuturnya. 

Dilanjutkan Husni, debat juga tampak diwarnai dengan upaya saling menjebak antar Paslon, dengan menanyakan beberapa istilah teknis yang seperti sengaja tidak dijelaskan. Seperti bonus ekologis, 17 tujuan pembangunan global, dan urusan konkuren. 

"Tapi secara umum, semua paslon sudah berusaha menampilkan gagasan dan pikirannya secara optimal, dan sekarang terpulang kepada warga Palembang, untuk memilih sesuai hati nurani masing-masing, " tukasnya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved