Narapidana Pesta Sabu Dalam Lapas

Heboh Napi Diduga Pesta Sabu di Lapas Tanjung Raja OI, Petugas yang Viralkan Video Terancam Dipecat

Roby Ardiyansyah, petugas Lapas Tanjung Raja Ogan Ilir yang rekam napi seolah-olah pesta narkoba ditindak tegas

|
Editor: Odi Aria
Dokumen Warga
Tangkapan layar warga binaan Lapas Tanjung Raja di Ogan Ilir diduga pesta narkoba di dalam tahanan. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Roby Ardiyansyah, petugas Lapas Tanjung Raja Ogan Ilir yang rekam napi seolah-olah pesta narkoba ditindak tegas dengan pemindahan tugas ke Rupbasan Baturaja OKU.

Selain mutasi, Roby juga sedang dalam proses pemeriksaan oleh Kanwil Kemenkumham Sumsel dan terancam dikenakan sanksi berat yakni pemecatan sebagai ASN.

Hal ini disampaikan Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumsel, Mulyadi, Jumat (15/11/2024).

"Sekarang yang bersangkutan masih ASN dan masih proses pemeriksaan nanti tim Kanwil yang akan memeriksa. Sanksi tegas pasti ada, pecat," ujar Mulyadi saat diwawancarai.

Mulyadi mengungkap Roby adalah pegawai  yang bermasalah dengan memakai narkoba dan sudah dua kali menjalani rehabilitasi di Lampung dan di Bogor.

Dan terakhir setelah dipindahkan ke Rupbasan Baturaja, ketika Kepala Rupbasannya memeriksa ternyata Roby masih memakai narkoba.

"Sejak tahun 2021 pegawai ini sudah terindikasi memakai narkoba sudah 2 kali direhabilitasi. Dan yang bersangkutan juga jarang masuk sudah pernah diperiksa Inspektorat Jenderal dan kena hukuman disiplin berat.

Terakhir di Rupbasan Baturaja setelah dites urine ternyata masih positif, " tuturnya.

Ia juga membantah video yang beredar memperlihatkan napi di Lapas Tanjung Raja diduga pesta narkoba. 

Video itu direkam menggunakan handphone salah seorang napi, kemudian memutar lagu remix yang membuatnya terlihat seolah-olah sedang berpesta.

"Itu video lama yang direkam menggunakan handphone napi dan diviralkan oleh Roby," katanya.

Kadivpas menyebut motif Roby memviralkan video yang digunakan untuk mengancam napi karena membutuhkan uang membeli narkoba.

"Karena dia ada ketergantungan dan butuh uang, dia sering mengancam napi yang kedapatan membawa handphone ," katanya.

Ia mengakui adanya kelemahan dan kurangnya jumlah personel untuk mengawasi napi atau warga binaan yang berada di dalam.

Jika kedepannya masih ada Kalapas dan Karutan masih banyak yang menyimpan narkoba dan handphone, tak segan-segan bakal dicopot.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved