Pilgub Sumsel 2024

Sempat Gugup, Cik Ujang Wakil Herman Deru Tutup Debat dengan Pantun

Calon Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang sempat tampil gugup menutup debat Pilgub Sumsel dengan pantun. 

Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Syahrul Hidayat
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel Herman Deru dan Cik Ujang saat mengikuti debat kedua Pilgub Sumsel di Hotel Novotel Palembang, beberapa waktu lalu. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Calon Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang sempat tampil gugup menutup debat Pilgub Sumsel dengan pantun. 

Cik Ujang membawakan pesan kebersamaan dan penuh percaya diri dengan pantun yang menyentuh hati.

Dalam pantunnya, ia mengajak warga Sumsel untuk memilih pemimpin yang sederhana, jujur, dan dekat dengan rakyat, sambil mengangkat nuansa budaya lokal.

Cik Ujang menekankan pentingnya pemimpin yang hadir dengan pelayanan tulus, bukan hanya janji semata.

Dengan nada yang menghangatkan suasana, ia menyampaikan pesan bahwa Sumsel butuh pemimpin yang mau bekerja untuk rakyat tanpa pamrih.

Berikut pantun yang disampaikan Cik Ujang yang di sesi penutup didampingi H Herman Deru yang tampak menyemangati.

"Ke Belitang cari kain,
Membawa gula ke Benakat,
Malang melintang cari pemimpin,
HDCU itu yang paling tepat."

Disusul pantun kedua, 

"Kalau pergi ke Selangis,
Pakai kaos ke Plaju,
Kalau pergi ke TPS,
Coblos HDCU nomor satu."

Dalam pesan-pesannya, Cik Ujang menyoroti kebutuhan akan pemimpin yang dapat membawa kesejahteraan bagi semua, menekankan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan layanan masyarakat.

Melalui pantun ini, Cik Ujang berhasil menonjolkan dirinya sebagai sosok yang mampu menjawab tantangan dan menggerakkan  masyarakat dengan kesederhanaan dan ketulusan.

Sementara itu, Rizki Aprilia dengan Pesan Perubahan dan Semangat Era Baru

Dr Rizki Aprilia, SH, MH menutup dengan optimisme dan ajakan untuk menciptakan “era baru” yang membawa perubahan bagi Sumsel.

Ia berbicara dengan penuh semangat tentang pentingnya memilih pemimpin yang bebas dari politik uang dan mampu menjawab aspirasi masyarakat.

Pantun yang disampaikannya menjadi  ajakan tegas bagi masyarakat untuk tidak terjebak dalam pola lama.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved