Kabinet Prabowo Gibran

2 Menteri Asal Sumsel Era Jokowi tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Hanya Tito Karnavian Dipanggil

Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto yang sebentar lagi dilantik telah memanggil calon menteri dan wakil menterinya.

|
Editor: Odi Aria
Kolase
Kolase foto 2 menteri era Jokowi tak masuk kabinet Prabowo-Gibran, Budi Karya Sumadi dan Edhy Prabowo. 

SRIPOKU.COM- Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto yang sebentar lagi dilantik telah memanggil calon menteri dan wakil menterinya.

Sebanyak 108 calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan telah mengikuti pembekalan di Kediaman Prabowo Hambalang.

Selanjutnya mereka akan dilantik pada 21 Oktober 2024, sehari setelah Prabowo dilantik presiden RI

Dari total 108 calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan hanya satu menteri asal Sumsel era Jokowi yang dipanggil Prabowo yaitu Mendagri Tito Karnavian.

Sementara, dua menteri asal Sumsel lainnya yakni Budi Karya Sumadi dan Edhy Prabowo tidak dipanggil dalam Kabinet Prabowo-Gibran.

Diketahui, era Jokowi-Maaruf Amin Budi Karya Sumadi menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Lalu Edhy Prabowo jabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Namun Edhy Prabowo tidak menjabat hingga 1 periode, ia tersandung kasus korupsi dan ditangkap KPK dugaan korupsi ekspor benur.

Selain Tito Karnavian, ada juga pengusaha asal Sumsel, Iwan Bomba yang dipanggil Prabowo. Belum diketahui apakah Iwan Bomba akan mengisi jabatan wakil menteri atau kepala badan.

Profil Budi Karya Sumadi

Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1956 ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya.

Ayah Budi Karya, seorang pejuang di Sumatera Selatan bernama Abdul Somad Sumadi saat itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel (1962) setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.

Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel tahun 1956-1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan Redaksi Obor Rakyat yang terbit tahun 1962.

Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Lalu, melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah itu, Ia pun hijrah ke tanah Jawa tepatnya, Yogyakarta untuk kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada.

Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Igniatus Jonan.

Sebelumnya, Budi Karya sering bersebrangan dengan pemikiran dan keputusan Igniatus Jonan.

Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Igniatus Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno-Hatta akibat kesalahan ground-handling yang dilakukan maskapai Lion Air 10 Mei silam.

Selain itu, Budi Karya juga sempat kembali berbeda pandangan dengan Igniatus Jonan masalah aktivasi Bandara Ultimate Soekarno-Hatta.

Menurut Jonan, Infrastruktur belum siap dan belum adanya menara pengawas.

Saat dilantik sebagai Menteri Perhubungan, Budi Karya mengaku dititipi dua pesan oleh presiden yaitu dirinya diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas baik untuk jalur darat, laut, maupun udara.

Lalu pesan kedua, dirinya diharapkan mampu memberdayakan stakeholder dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

PENDIDIKAN
SD Muhamadyah (1969)
SMP Negeri I Talang Semut Lama (1972)
SMA Xaverius I (1975)
Uiversitas Gadjah Mada Jurusan Arsitektur (1981)

KARIER
Ass. Perencana Design Center FT UGM (1979)
Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM (1979-1980)
Staf Dept. Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property - -- Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991)
Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991)
General Manager PT. Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992)
Wakil Direktur PT. Jaya Land (1992-1994)
Direktur Keuangan PT. Jaya Land (1994-2001)
Direktur Keuangan PT. Jaya Real Property Tbk. (1994-2001)
Direktur Pengembangan PT. Jaya Garden Polis (1994-2001)
Presiden Direktur PT. Wisma Jaya Artek (1996-2001)
Direktur Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2001-2004)
Direktur Keuangan PT. TIJA (2001-2004)
Komisaris PT. Philindo (2001-2013)
Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2004-2013)
Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (2004-2013)
Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016)
Menteri Perhubungan Indonesia (2016-Sekarang)

Profil Edhy Prabowo

Beriku profil Edhy Prabowo eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Penangkapannya dilakukan dalam kaitannya dengan kebijakan ekspor benih lobster atau benur.

Edhy sendiri merupakan kader Partai Gerindra yang juga bagian dari lingkarang orang terdekat Prabowo Subianto.

Namanya masuk sebagai Menteri KKP di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 setelah Prabowo memututuskan berkoalisi dengan pemerintah.

Edhy Prabowo yang sempat menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional ini, menggantikan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019.

Di partai yang sama, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Gerindra.

Dikutip dari laman resmi DPR RI, Rabu (25/11/2020), perjalanan politik Menteri Edhy Prabowo terbilang panjang, dia pernah menjadi anggota dewan tiga periode berturut-turut mewakili kampung halamannya, Dapil I Sumatera Selatan.

Di periode terakhirnya di Senayan, Edhy duduk sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan, termasuk di dalam KKP.

Meski kini dikenal sebagai politikus ulung latar belakangnya sebenarnya berasal dari prajurit TNI. Edhy sempat masuk Akabri angkatan tahun 1991, belakangan dia tak bisa melanjutkan karirnya di militer.

Setelah keluar dari militer, Edhy merantau ke Jakarta. Di sinilah kesuksesannya bermula. Secara tak sengaja dirinya bertemu dengan Prabowo yang saat itu masih berdinas di TNI AD dengan pangkat Letkol.

Seiring waktu berjalan, Edhy menjadi orang kepercayaan Prabowo. Sembari bekerja, dia juga melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.

Edhy jadi orang pertama yang bergabung di Gerindra saat partai itu baru didirikan Prabowo.

Atlet silat hingga pengusaha Dia juga memulai karier politiknya dengan aktif berorganisasi di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan sempat menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan HKTI. HKTI sendiri merupakan organisasi petani yang sangat lekat dengan Prabowo Subianto.

Di organisasi itu, Edhy Prabowo pernah menjabat sebagai Ketua Diklat pada tahun 2005. Beberapa jabatan organisasi lainnya antara lain Bidang Pengembangan Prestasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) tahun 2007, lalu Sekretaris Yayasan Pendidikan Kebangsaan tahun 2002. Berikutnya yakni Wakil Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI) pada tahun 1997.

Edhy memang lekat dengan pencak silat. Di masa remajanya, dirinya pernah menjadi atlet silat di Pekan OIahraga Nasional (PON).  

Edhy Prabowo juga diketahui merupakan seorang pengusaha. Masih dikutip dari laman resmi DPR RI, Edhy pernah menjabat sebagai Komisaris PT Kiani Lestari, Direktur Utama PT Garuda Security Nusantara, dan Direktur PT Alas Helau. Lalu Direktur Utama PT Tusam Hutani Lestari, Komisaris PT Swadesi Dharma Nusantara, dan Asisten Direktur Utama Nunsantara Energi.

Beberapa perusahaan yang disebutkan di atas ada yang kepemilikannya terafiliasi dengan Prabowo Subianto.

Sementara dikutip dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari laman resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Edhy Prabowo terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2019.

Pelaporan harta dalam LHKPN dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Menteri KKP. Total harta kekayaannya tercatat sebesar Rp 7 miliar atau tepatnya Rp 7.422.286.613.

Calon Menteri Dapat Pembekalan Lanjutan

Pembekalan untuk para calon menteri Prabowo-Gibran itu ternyata masih berlanjut.

 Ketua Umum Projo sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengatakan para calon menteri itu bakal kembali menerima pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

Namun, Budi  tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu pembekalan lanjutan itu.

Dia hanya mengatakan hari Jumat, tanpa menjelaskan apakah Jumat minggu ini atau pekan depan setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.

"Nanti hari Jumat,” kata Budi Arie saat ditemui di sekitar gerbang depan kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Budi dan sejumlah calon menteri Prabowo lainnya sudah mengikuti rangkaian pembekalan di Hambalang sejak Rabu pagi pukul 08.00 WIB.

“Pembekalan mulai dari jam 8 pagi bicara tentang geostrategi, geopolitik, geoekonomi, dan bagaimana mensolidkan tim kabinet Prabowo-Gibran,” kata Budi Arie.

“Problem geopolitik, geoekonomi, geostrategis yang terus mengalami dinamika yang sangat krusial, termasuk juga tadi ditutup bagaimana dengan program pangan dan nutrisi untuk keluarga, dan ini sesuai dengan janji pak Presiden memberi makan bergizi,” ungkapnya.

Dia juga menyebut bahwa Gibran juga turut mengikuti seluruh rangkaian acara hingga selesai. 

Namun, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tidak ikut memberikan pembekalan sebagaimana yang dilakukan oleh Prabowo.

Berikut daftar lengkap calon Menteri, Wakil Menteri dan Kepala Badan Kabinet Prabowo-Gibran

Calon Menteri:

Ketua DPP Partai Gerindra, Prasetyo Hadi
Waketum Golkar, Sugiono
Pengusaha, Widiyanti Putri Wardhana
Aktivis, Natalius Pigai
Waketum PAN, Yandri Susanto
Waketum Gerindra, Fadli Zon
Politisi Golkar, Nusron Wahid
Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf
Politisi Gerindra, Maruarar Sirait
Politisi PKB, Abdul Kadir Karding
Waketum Golkar, Wihaji
Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono
Sekretaris Pusat Muslimat NU, Arifatul Choiri Fauzi
Mendagri, Tito Karnavian
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan
Akademisi, Satryo Soemantri Brodjonegoro
Akademisi, Yassierli
Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra
Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia
Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
Wakapolri, Komjen Agus Andrianto
Wamen ATR/BPN, Raja Juli Antoni
Menperin, Agus Gumiwang
Mensesneg, Pratikno
Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk
Politisi Demokrat, Iftitah Sulaeman
Politisi Golkar, Maman Abdurrahman
Akademisi, Rachmat Pambudy
Sekjen Kemendag, Budi Santoso
Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono
Sekjen Kementerian PUPR, Raden Dodi Priyono
Dirjen Planologi KLHK, Hanif Faisol Nurofiq
Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nazarudin Umar
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman
Menteri BUMN, Erick Thohir
Menpora, Dito Ariotedjo
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
Menkeu, Sri Mulyani
Eks istri Ahok, Veronica Tan
Dewan Komisaris PT PLN, Dudy Purwagandhi
Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas
Plt Sekjen Kemenhan, Donny Ermawan Taufanto
Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani
Wamenhan, Muhammad Herindra
Politisi Golkar, Meutya Hafid

Calon Wakil Menteri dan Kepala Badan

Bima Arya (PAN)
Viva Yoga Mauladi (PAN)
Anis Matta (Gelora)
Zulfikar A Tawalla (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah)
Isyana Bagoes Oka (PSI)
Pramono Anung Wibowo (Eks Seskab)
Budiman Sudjatmiko
Chrstiana Aryani (Golkar)
Aminnudin Maruf (Eks Stafsus Jokowi)
Kartika Wiroatmojo (Wamen BUMN)
Dony Oskaria (Injourney)
Arrmanatha Nasir (Dubes New York)
Immanuel Ebenezer (Relawan)
Angga Raka Prabowo (Wamenkominfo)
Fahri Hamzah (Gelora)
Todo Tua Pasaribu (TKN)
Yuliot Tanjung (Wamen Investasi)
Ossy Dermawan (Demokrat)
Muhammad Syafii (Gerindra)
Nezar Patria (Wamenkominfo)
Diana Kusumastuti (PUPR)
Helfi Yuni Moraza (Komisaris LEN)
Giring Ganesha (PSI)
Purwadi Arianto (Polri)
Juri Ardiantoro (KSP)
Afriansyah Noor (Wamenaker)
Otto Hasibuan (Advokat)
Diaz Hendropriyono
Ferry Juliantono (Gerindra)
Agus Jabo (Prima)
Silmy Karim (Dirjen Imigrasi)
Taufik Hidayat (atlet)
Atip Latiful Hayat (akademisi Unpad)
Dahnil Azhar Simanjutak (Jubir Menhan)
Faisol Riza (PKB)
Budi Arie Setiadi (Menkominfo)
Stella Christie (Ilmuwan)
A Riza Patria (Gerindra)
Eddy Hiraji (Wamenkumham)
Didit Herdiawan (Purnawirawan TNI)
Bambang Eko (Stafsus Kemenhan)
Dudung Abdurrahman (Eks Kasad)
Diah Roro Esti Widya Putri (Golkar)
Mugianto (KSP)
Lodewijk F Paulus (Golkar)
Raffi Ahmad (Artis)
Gus Miftah (pendakwah)
Mardiono (PPP)
Ahmad Rida Sahbana (Garuda)
Suntana (Kabaintelkam)
Haikal Hasan Baras (Relawan)
Irfan Yusuf (Gerindra)
Suhaisil Nazara (Wamenkeu I)
Thomas Djiwandono (Wamenkeu II)
Fazar Riza Ulhaq (Muhammadiyah)
Yovie Widianto (Artis)
Hasan Nasbi (Kepala CPO)
Anggito Abimanyu (akademisi) 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved