Berita Viral
Kisah Praka Jingko Dulu Kerja Kernet Bus Kini Jadi Prajurit Kopassus, Prestasinya Tembus Luar Negeri
Bisa bawa nama Kopassus di ajang internasional, Praka Jingko Lewi Kase rupanya sempat jadi kenek bus sebelum bergabung jadi anggota Kopassus.
SRIPOKU.COM - Kisah Praka Jingko Lewi Kase, mantan kernet bus yang kini sukses jadi prajurit Kopassus.
Praka Jingko berhasil menorehkan prestasinya hingga tembus ke luar negeri.
Ia menjadi siswa terbaik dalam latihan militer lintas negara di Adelaide, Australia, Sabtu (29/6/2024).
Bisa bawa nama Kopassus di ajang internasional, Praka Jingko Lewi Kase rupanya sempat jadi kenek bus sebelum bergabung jadi anggota Kopassus.
Hal ini seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @penkopassus pada 1 Oktober 2024, yang mengunggah penggalan video pengakuan masa lalu Praka Jingko Lewi Kase.
Baca juga: Sosok Praka Jingko Lewi Kase, Prajurit Kopassus yang Jadi Siswa Militer Terbaik di Australia
"Praka Jingko Lewi Kase menerima penghargaan sebagai siswa terbaik dalam program Section Commander Course (Sub 1 Corporal Course) di Australia pada Juli 2024.
Praka Jingko mendapat nilai 'excellent' dalam latihan lintas militer tingkat tamtama ini.
Praka Jingko yang pernah menjadi kenek bus di kampung halamannya, punya cita-cita besar dan selalu ingin jadi terbaik," tulis akun Instagram @penkopassus dalam unggahannya.
Sementara itu dalam penggalan video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @penkopassus, Praka Jingko terang-terangan mengaku jika dirinya dulu adalah seorang kondektur bus di kampung halamannya.
"Jadi dulu sebelum saya bergabung jadi tentara, saya ini kenek bis di kampung.
Orang bertanya, kenapa sampai mau jadi Kopassus?

Saya harus berada di tengah-tengah satuan terbaik," jelas Praka Jingko dalam video tersebut.
Meski tidak berasal dari keluarga yang berada, Praka Jingko sempat mengungkap keunggulan pasukan Kopassus yang membuat dirinya berhasil menjadi prajurit terbaik di Australia meski belajar bahasa Inggris secara Otodidak lewat sebuah podcast di kanal YouTube TNI AD yang diungggah pada 17 Juli 2024.
"Halo sahabat Kartika Podcast Angkatan Darat!.
Hari ini kita kedatangan tamu yang istimewa, yaitu seorang prajurit TNI AD yang baru saja mendapatkan penghargaan menjadi siswa internasional terbaik lulusan kurses militer lintas negara di Australia," ujar pembawa acara seperti dikutip dari video akun YouTube TNI AD.
Dalam perbincangan podcast TNI AD, Praka Jingko Lewi Kase ditanyai yang menjadi tantangan selama di Australia.
"Paling berkesan dan menantang di sana, jadi di Indonesia we learn American English, jadi kami belajar bahasa Inggrisnya itu bahasa Inggris Amerika.
Jadi seperti lagu-lagu yang kita dengar, terus sehari-hari yang kita dengar itu bahasa Inggris, bahasa Inggris Amerika.
Dan saat kami sampai di Australia, everything is different.
Semuanya berbeda, jadi cara mereka berbicara, tekanannya dan di Australia terkenal dengan namanya slank, atau bahasa-bahasa gaul mereka dan ada beberapa istilah militer dan itu pertama kali kami ke sana yang agak susah bagi kami.
Tapi, setelah satu minggu selesai, dua minggu, tiga minggu kami menyesuaikan dan kami bisa melakukan seperti apa yang mereka lakukan," jelasnya.
"Dari segi cuaca ada perbedaan tidak dari Indonesia dengan di sana?," tanya pembawa acara.
"Sangat berbeda karena kita di Indonesia kan panas, kalau di sana saat kami, kalau di tempat pendidikannnya di Adelaide itu kami masih kebanyakan kegiatan di dalam ruang kelas.
Tapi saat melaksanakan latihan luar kelas di Muraibridge, nama tempatnya Muraibridge itu kan kita kalau di TNI itu namanya berganda, latihan luar.
Jadi di sana, musuh terberat kami mungkin sebagai orang Asia khususnya Indonesia itu cuaca.
Karena kadang min 2 derejat, min 1 derajat, itu sangat dingin sekali," ujarnya.
"Tapi kita nggak kaget, karena di Kopassus juga kan kita banyak latihan-latihan di tempat dingin mungkin di Sukabumi, di Situ Lembang dan penugasan-penugasan di Papua pun kita berada di tempat-tempat dingin.
Memang itu tantangan tapi harus kita takhlukkan, karena kita dilahrikan untuk menakhlukkan tantangan gitu," lanjut anggota Kopassus itu.
Jadi Lulusan Terbaik di Akmil Jepang

Sebelumnya, kisah perjuangan yang cukup menginspirasi datang dari Lettu Muhammad Arifin.
Ia merupakan mantan sopir yang sukses menjadi prajurit TNI, dan bahkan jadi lulusan terbaik Akmil Jepang.
Kisah perjuangan Lettu Muhammad Arifin terungkap dalam tayangan Youtube Jenderal Andika Perkasa.
Berikut selengkapnya ulasan profil dna biodata Lettu Muhammad Arifin.
Arifin lahir di Kota Bojonegoro, Jawa Timur.
Ia menempuh pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian pindah ke kota Magelang dan melanjutkan sekolah di SMA Taruna Nusantara.
Setelah lulus, Arifin berhasil mendapat beasiswa pendidikan di National Defense Academy of Japan (NDA) atau Akmil Jepang.
Predikat lulusan terbaik berhasil ia dapatkan.
Arifin kemudian melanjutkan pendidikan Perwira Karier di Magelang yang berhasil diselesaikannya pada tahun 2016 silam.
"Saat itu kami pada saat pendidikan Perwira Karier alhamdulillah mendapatkan juara 1, lulusan terbaik.
Saat itu mungkin berhubung dengan jurusan Mechanical Engineering atau Teknik Mesin jadi saat pemilihan Korps kami mendapatkan Korps di Angkatan Darat," kata Arifin.
Lulus dari NDA Jepang, Arifin mendapatkan status sarjana atau Bachelor of Engineering setara dengan Teknik Mesin.
Ia mengakui kalau Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa.
"Jadi mereka (di Jepang) itu kalau belajar enggak ada yang mau tidur.
Ketika ada yang seperti itu istilahnya malas-malasan, mereka akan memberikan teguran keras dan tak mau menjadi mereka yang malas menjadi penghambat untuk perkembangan Jepang," kata dia.
"Saya Alhamdulillah mendapatkan penghargaan dari NDA Jepang yaitu salah satu lulusan terbaik kategori siswa asing," ungkap Arifin.
Arifin terlahir dari keluarga sederhana dengan tiga bersaudara.
Ayahnya meninggal sejak dia masih kecil. Sang ibu berprofesi sebagai bidan.
Untuk meringankan beban keluarga, Arifin pernah bekerja sebagai sopir.
"Pernah kami membantu meringankan beban keluarga yaitu pada saat ayah meninggal kami sempat menjadi sopir tiap pulang sekolah karena ibu adalah seorang bidan tapi dengan tanggung jawab tiga orang anak," kata dia mengaku.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
'Yang Muda Duluan' Kata Demokrat Soal Momen Viral SBY dan Jenderal Listyo Tak Salaman di HUT TNI |
![]() |
---|
Dugaan Sebab Perempuan Asal Riau Ditemukan Tewas di Danau Maninjau, Terkuak Lewat Curhatan Pacar |
![]() |
---|
Dicecar 30 Pertanyaan, Yai Mim Bikin Dua Laporan Baru ke Polisi Soal Tabiat Sahara dan Suami |
![]() |
---|
KELAKUAN Sahara dan Suami Sebelum Konflik dengan Yai Mim Dibongkar, Tetangga Lama Keluhkan Soal Ini |
![]() |
---|
Didatangi Yai Mim untuk Minta Maaf, Reaksi Sinis Sahara Mencoba Menghindar Disorot 'Jangan Direkam' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.