Berita PALI
Melihat Pengrajin Anyaman Bambu yang Dibawa Warga untuk Pergi Hajatan di Desa Tempirai PALI
Sejak kecil dari umur 6 tahun, saya sudah suka nganyam buat-buat bakul dari anyaman bambu tapi tidak diteruskan.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALI -- Diusianya memasuki 87 tahun, Cik Ina masih semangat menggeluti usaha anyaman bambu yang ia rintis lima tahun terakhir.
Hasil kerajinan tangan Cik Ina ini biasannya digunakan oleh masyarakat Tempirai PALI untuk membawa beras dan uang saat menghadiri acara hajatan.
Siang itu, wanita berusia 87 tahun tampak asyik merangkai anyaman bambu di depan teras rumahnya. Kepalanya menunduk khusyuk, sementara tangannya begitu terampil mengikuti sebuah pola.
Ia diketahui sedang membuat sebuah bakul kecil serbaguna. Keterampilan dalam membuat beragam kerajinan dari anyaman bambu itu telah dipelajarinya secara otodidak sejak dirinya berusia 6 tahun.
"Sejak kecil dari umur 6 tahun, saya sudah suka nganyam buat-buat bakul dari anyaman bambu tapi tidak diteruskan. Baru terpikir buat usaha ini, jualan bakul-bakul dan macam-macam yang dibuat dari anyaman bambu ini baru sekitar 5 tahun ini," Selasa (15/10/2024).
Tak hanya itu, keahlian Cik Ina dalam hal membuat kerajinan dari anyaman bambu itu telah dikenal oleh masyarakat.
Terutama bagi masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya yang berada di dusun 7 Desa Tempirai Induk Kecamatan Penukal Utara Kabupaten PALI, Sumatera Selatan.
Produk kerajinan dari anyaman bambu seperti bakul tempat membawa beras sudah menjadi tradisi dan banyak digunakan oleh masyarakat Tempirai PALI ketika akan menghadiri undangan hajatan pernikahan maupun acara hajatan lainnya.
Dimana budaya masyarakat Tempirai secara turun temurun ketika menghadiri undangan hajatan pernikahan maupun hajatan lainnya, membawa beras dan uang menggunakan bakul dari anyaman bambu untuk diberikan ke pemilik hajat.
Maka dari itu, banyak juga masyarakat memesan produk kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan oleh Cik Ina.
Wanita lansia kelahiran 1937 yang memiliki 4 orang anak, 20 orang cucu dan 6 orang cicit itu seringkali mendapatkan pesanan berbagai jenis kerajinan dari anyaman bambu.
Seperti bakul tempat beras, bakul nasi, bakul pencuci beras, tudung saji, tempat besek, Topi caping petani, keranjang dan berbagai kerajinan anyaman lainnya.
Untuk harga yang ditawarkan dari setiap produk kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan nya, harga nya cukup bervariasi, dibanderol dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu. Tergantung jenis dan ukuran produk yang dihasilkan nya.
"Macam-macam harganya, untuk bakul kecil dijual Rp 20 ribu, kalau yang besar bisa Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu," tuturnya.
Dalam proses pembuatan nya, bahan baku pembuatan yang digunakan Cik Ina yaitu bambu dan rotan, yang ia beli dari warga sekitar.
Dia juga mengaku tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku, dan masih banyak tersedia di hutan
Sebelum dilakukan penganyaman bambu-bambu tersebut dibersihkan dan dibelah atau di potong-potong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Biasanya sebelum di anyam bambu tersebut di cat terlebih dahulu oleh Cik Ina, agar memiliki tampilan pola yang menarik sesuai dengan keinginan para pemesan.
"Tergantung pesanan, minta pola nya bewarna atau polos, kalau mintanya bewarna, bambunya kita cat dulu sebelum dianyam," ujarnya.
Dalam proses penganyaman bambu yang bewarna itu, menurut Cik Ina butuh kejelian dan ketelitian dalam memadukan warnanya agar terbentuk pola dengan tampilan menarik.
Rata-rata pemesan yang datang kebanyakan memesan produk kerajinan anyaman berupa bakul beras untuk kondangan hajatan.
"Kebanyakan minta dibuatkan bakul beras dan bakul nasi rata-rata. Tapi ada juga yang minta dibuatkan seperti keranjang, bakul untuk nyuci beras, penampih beras dan lainnya,"ungkapnya.
Semua produk kerajinan anyaman bambu itu dikerjakan oleh Cik Ina seorang diri dirumahnya.
Cik Ina sendri membutuhkan waktu satu hari untuk membuat anyaman bambu berupa bakul ukuran kecil, serta membutuhkan waktu paling lama seminggu untuk menyelesaikan pesanan anyaman ukuran besar.
Hal tersebut dikarenakan penglihatan nya sudah mulai berkurang dikarenakan faktor usianya yang telah lanjut sehingga mata nya tidak begitu jeli lagi dalam merajut pola-pola dari anyaman bambu tersebut.
"Kalau sekarang mata sudah tidak begitu jelas lagi melihat, jadi tidak bisa setiap hari lagi nganyam, sehingga agak lambat sekarang. Untuk pesanan sebenarnya masih banyak dan masih ada terus, tapi karena kita tidak bisa aktif seperti dulu, jadi kadang tidak bisa memenuhi permintaan pesanan itu,"akunya.
Meski dirinya tidak pernah menghitung penghasilan berapa yang didapatkan dari kegiatan nya membuat beragam jenis kerajinan anyaman bambu tersebut.
Namun usaha yang ditekuni nya tersebut, diakuinya cukup membantu memenuhi kebutuhan dapur dan kehidupan sehari-hari.
"Alhamdulillah dapat membantu memenuhi kebutuhan dapur, kadang juga hasilnya untuk beli obat, walaupun tidak menentu, tergantung dari pesanan,"Imbuhnya.
Sebenarnya Cik Ina masih ingin beraktivitas untuk menganyam bambu, karena kegiatan ini merupakan hobi nya sejak waktu kecil dan telah mendarah daging bagi dirinya.
Namun apa daya, faktor usianya yang telah lanjut ini, membuat aktivitas kerajinan anyaman bambu nya terhambat.
"Kalau ada cara untuk menerangi mata, masih pengen, karena saya bukan orang sekolahan, cuma ini yang bisa dilakukan. Tapi apa daya sudah tua, mata tidak jelas lagi, tapi kalau masih ada pesanan masih kita buatin walaupun prosesnya agak lama,"ucapnya
"Kalau untuk meneruskan usaha ini belum ada, karena anak-anak maupun cucu tidak begitu bisa buat anyaman. Tapi tidak apa-apa karena saya bersyukur masih ada anak-anak yang mengurusi hidup saya," tambahnya sembari tertawa mengakhiri perbincangan. (cr42)
Dikepung Kelelawar, Siswa SMPN 4 Talang Ubi Terpaksa Belajar di Halaman Sekolah Beralas Terpal |
![]() |
---|
Viral Flyover Batu Bara Retak dan Bergoyang di PALI, Warga Cemas Saat Melintas: Kami Takut Ambruk |
![]() |
---|
ULAR Piton Sepanjang 2,5 Meter Tiba-tiba Muncul di Atap Kios Terminal Pendopo PALI, Mendadak Heboh! |
![]() |
---|
Ketahuan Mencuri Sawit di Perkebunan PT SBA, Warga Simpang Tais Kabupaten PALI Diamankan Polisi |
![]() |
---|
PANIK! Dua Cincin Terjepit di Jari Tangan, Pria di PALI Ini Lari ke Kantor Damkar Minta Pertolongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.