Sosok dan Profil
Sosok dan Profil 5 Jenderal Wanita Pertama dari Polri dan TNI Lengkap Dengan Rekam Jejaknya
Inilah sosok dan profil 5 Jenderal wanita pertama dari Polri dan TNI di Indonesia, lengkap dengan rekam jejaknya.
Dari sana, Basaria malang melintang di berbagai pos penugasan.
Basaria Panjaitan pernah menjadi Kepala Biro Logistik Polri, Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau.
Dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri, menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim.
Dia pernah memeriksa mantan Kabareskrim, Jenderal Bintang 3 Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Susno Duadji, soal pelanggaran kode etik.
Tahun 2010 hingga 2015, Basaria menjabat sebagai Widyaiswara Madya Sespim Polri.
Basaria Panjaitan tercatat sebagai perempuan pertama yang berpangkat Irjen di dalam sejarah Polri melalui kenaikan pangkat berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor: 81/ Polri RI/ Tahun 2015 dan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/843/X/2015 tertanggal 20 Oktober 2015.
Riwayat Jabatan
- Paur Subdisbuk Disku Mabes Polri (1984)
- Panit Sat. Idik Baya Ditserse Mabes Polri (1990)
- Kasat Narkoba Polda NTB (1997)
- Kabag Narkoba Polda Jabar (2000)
- Dir Reskrim Polda Kepri (2007)
- Penyidik Utama Dit V/Tipiter Bareskrim Polri (2008)
- Kapusprovos Divpropam Polri (2009)
- Karobekum Sdelog Polri[3]
- Widyaiswara Madya Sespim Polri[4] (2010)
- Sahlisospol Kapolri (2015)
- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia (2015–2019).
3. Brigjen TNI Raden Ayu Kartini Hermanus
Brigjen TNI Kartini Hermanus lahir pada tanggal 2 Agustus 1949 di Surakarta, Jawa Tengah.
Dia merupakan putri ke-2 dari ibu Ray Parmanti.
Leluhurnya dari garis ibu adalah keturunan dari KGPAA Mangkunagara III dari Puro Mangkunegaran Surakarta dan Sri Susuhunan Pakubuwono III dari Karaton Surakarta Hadiningrat.
Kartini Hermanus menikah dengan Kolonel Infanteri (Purn) Pieter Hermanus Van der Linde, pensiunan kolonel angkatan darat dan perancang Pindad SS2.
Pasangan ini memiliki empat anak, yaitu Ondre Hermanus, Marta Hermanus, Jimmy Hermanus, dan Terry Hermanus.[6]
Ketika ditanya apakah dia masih akan menghormati suaminya setelah dia mengunggulinya pada tahun 2000, Kartini Hermanus menyatakan bahwa
"Kalau di rumah ya tentu saya tetap hormat pada suami. Lagi pula dia kan sudah pensiun (dari militer)."
Karier Militer
Brigjen TNI Kartini Hermanus adalah mantan perwira militer Indonesia yang menjadi jenderal wanita pertama di TNI AD.
Setelah kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi selama dua tahun, ia mendaftarkan diri di Sekolah Perwira Wajib Militer (Sepawamil) pada tahun 1970.
Setelah lulus dari Sepawamil, Kartini berkarier sebagai anggota TNI-AD dari kecabangan Korps Ajudan Jenderal.
Ia memasuki Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat Indonesia pada tahun 1993 dan lulus pada tahun berikutnya. Kartini dan seorang perwira militer lainnya bernama Kolonel Haerasma adalah satu-satunya wanita dari 201 perwira militer yang mengikuti pendidikan di Seskoad pada tahun itu.
Pada 27 Mei 1997, Kartini dilantik sebagai Komandan Pusat Pendidikan Korps Wanita Angkatan Darat (Pusdik Kowad).
Dia dilantik setelah pemisahan Pusdik Kowad dari Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat.
Setelah menjabat sebagai inspektur selama tiga tahun, Kartini ditunjuk sebagai staf ahli Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) bidang sosial budaya pada awal November 2000.
Sesuai dengan jabatan barunya, Kartini Hermanus memperoleh kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal pada 1 Desember 2.000 dan menjadikannya sebagai jenderal wanita pertama di TNI AD.
Dia pensiun dari militer pada 11 November 2004.
Kartini Hermanus wafat di usia 72 tahun pada 24 Agustus 2021.
4. Laksda TNI Christina Maria Rantetana
Nama lengkapnya Laksamana Muda (Laksda) TNI (Purn.) Christina Maria Rantetana, S.K.M., M.P.H.
Laksda TNI Christina Maria Rantetana lahir di di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), 24 Juli 1955.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah di sebuah lembaga Katolik pada tahun 1974, ia memperoleh diploma dalam perawatan umum sebelum bergabung dengan militer Indonesia pada tahun 1979.
Ia kemudian memperoleh gelar sarjana di bidang kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia dan gelar master dalam bidang yang sama dari Tulane University.
Dia memiliki lima anak, dan dia mengambil bagian dalam pembangunan patung Yesus Buntu Burake di Tana Toraja.
Christina adalah perempuan pertama dari TNI Angkatan Laut yang mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di luar negeri, yakni di Royal Australian Naval Staff Course di Sydney, Australia.
Ia juga adalah anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pertama yang ditugaskan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Sekolah Kesehatan di Angkatan Laut.
Anggota Kowal pertama yang mengikuti pendidikan strata dua di Tulane Universitas New Orleans, Amerika Serikat dan yang menjadi staf ahli Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Bidang Ideologi dan Konstitusi, serta, merupakan jenderal bintang dua perempuan pertama di Angkatan Laut serta se-AASEAN.
Karier Militer
Laksda TNI (Purn) Christina Maria Rantetana adalah seorang mantan perwira tinggi TNI Angkatan Laut.
Christina Maria Rantetana merupakan wanita pertama yang memegang pangkat bintang di TNI AL.
Di TNI Angkatan Laut, Rantetana menjadi wakil fraksi TNI/Polri di Dewan Perwakilan Rakyat selama dua periode, 1997-1999 dan 1999-2004.
Pada periode terakhir, dia adalah sekretaris fraksi.
Pada 1 November 2002, Christina Maria Rantetana dipromosikan menjadi laksamana pertama (posisi pangkat bintang satu) menjadi wanita pertama yang mencapai pangkat itu di TNI Angkatan Laut.
Christina Maria Rantetana dipromosikan lebih lanjut menjadi laksamana muda pada Juni 2013, ketika ia ditugaskan di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sebagai staf ahli menteri bidang ideologi dan konstitusi.
Hal ini menjadikan Christina Maria Rantetana sebagai Jenderal Bintang 2 wanita pertama di TNI AL serta se-ASEAN.
Christina Maria Rantetana meninggal di rumah sakit angkatan laut di Jakarta pada 31 Juli 2016.
Dia dimakamkan di pemakaman tradisional Toraja yang didampingi militer, di mana tubuhnya ditempatkan di rongga berlubang 30 meter di atas tebing disertai dengan tembakan salvo.
5. Marsekal Pertama Rukmini
Nama lengkapnya Marsekal Pertama TNI (Purn.) Rukmini, S.IP., M.M.
Dia lahir di Pacitan, Negara Jawa Timur.
Rukmini bersekolah di SMP di Pacitan dari tahun 1962 sampai 1965 dan SMA di Bandung dari tahun 1967 sampai 1970.
Setelah menyelesaikan SMA, ia belajar di Fakultas Teknik Elektro Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.
Dia lulus dari institut pada tahun 1975 dengan gelar di bidang pendidikan.
Rukmini menikah dengan Marsda TNI Imam Wahyudi, seorang perwira tinggi Angkatan Udara Indonesia dengan pangkat Marsekal Muda.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak, yaitu Frita Yuliati (lahir 1979) dan Rahmat Basuki (lahir 1982).
Karier Militer
Marsekal Pertama TNI (Purn.) Rukmini adalah seorang perwira angkatan udara Indonesia yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 1997 sampai 2002.
Rukmini merupakan wanita pertama yang memegang jabatan perwira tinggi di TNI AD.
Setelah lulus dari institut Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, Rukmini mendaftar di pusat pendidikan angkatan udara wanita dan mulai bertugas di angkatan udara sejak tahun 1976.
Jabatan pertamanya di angkatan udara adalah sebagai kepala biro pengembangan data hingga tahun 1978.
Jabatan lain yang dijabatnya pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Sekolah Staf Umum TNI Angkatan Udara dari tahun 1987 sampai 1988 dan sebagai Kepala Biro Pembinaan Anggota TNI Angkatan Udara dari tahun 1994 sampai 1997.
Sepanjang kariernya di TNI AU, Rukmini mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara, Kursus Sosial Politik Angkatan Bersenjata, dan kursus IBMC.
Ia juga berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka dan lulus dengan gelar sarjana pada tahun 1995.
Pada 1 Oktober 1997, Rukmini dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari kelompok parlemen TNI/Polri dengan pangkat letnan kolonel.
Tak lama setelah itu, dia dipromosikan ke pangkat kolonel.
Dia diangkat kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 1999 dan kemudian dipromosikan menjadi marsekal pertama sehingga menjadi wanita pertama yang memegang pangkat marsekal di TNI AU Indonesia.
Dia digantikan dari dewan pada 23 Oktober 2002 dan sempat menjadi staf ahli untuk urusan peradilan untuk kepala staf angkatan udara sebelum pensiun dari militer.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Profil 5 Jenderal Wanita Pertama dari TNI dan Polri, Ada 2 dari Sulawesi, https://makassar.tribunnews.com/2024/09/29/profil-5-jenderal-wanita-pertama-dari-tni-dan-polri-ada-2-dari-sulawesi?page=all
Brigjen Pol Jeanne Mandagi
Jenderal Wanita
Polri
TNI
Irjen Pol Basaria Panjaitan
Brigjen TNI Kartini Hermanus
Laksda TNI Christina Maria Rantetana
Sripoku.com
Rukmini
Sosok Nyak Sandang Dapat Tanda Kehormatan dari Prabowo Pernah Sumbang Harta Beli Pesawat RI-001 |
![]() |
---|
Sosok Irjen Pol Widodo Eks Anak Buah AHY Kini Jadi Kapolda Jebolan Akpol 1994 |
![]() |
---|
PROFIL Ambar Purwoko, Wakil Bupati Kulon Progo Disorot Usai Spontan Bantu Ikat Tali Sepatu Paskibra |
![]() |
---|
Sosok Dharma Oratmangun, Ketua LMKN yang Berlakukan Putar Rekaman Kicauan Burung Harus Bayar Royalti |
![]() |
---|
SOSOK Respati Achmad Ardianto, Wali Kota Solo Disorot Usai Bolehkan Warga Kibarkan Bendera One Piece |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.