Breaking News

Berita Viral

Tangis Driver Ojol Dapat Uang 100 Ribu di Pinggir Jalan, Motor Rusak Kini Selamat 'Tadi Aku Sedih'

Tangis Driver Ojol Dapat Uang 100 Ribu di Pinggir Jalan, Motor Rusak Kini Selamat 'Tadi Aku Sedih'

Editor: Fadhila Rahma
TikTok
Tangis Driver Ojol Dapat Uang 100 Ribu di Pinggir Jalan, Motor Rusak Kini Selamat 

SRIPOKU.COM - Viral driver ojol nangis dapat uang Rp10 ribu di pinggir jalan.

Bahkan pemberi pun kaget melihat driver ojol itu sampai nangis sesegukan.

Video tersebut viral diunggah akun TikTok @ownerjestham.

Alasan di balik tangis driver ojol itu pun terungkap.

Pemilik akun bernama Jessica Thamrin mengungkap kronologi kejadiannya.


Jessica saat itu mengaku sedang berbagi rezeki di hari jumat.

Awalnya ia membagikan kerupuk terlebih dulu dan langsung bergegas pulang.

Namun saat diperjalanan Jessica mengaku ada rasa ingin kembali menemui driver ojol tersebut.

"Kejadiannya waktu bagi kerupuk ketemu bapak ojol ini sepertinya sangat sedih tapi dia tetap terima kerupuk kemudian makan kerupuknya dan waktu perjalanan balek hati ini pengen kesana lagi cuma mau ngasih pertayaan yang iseng2 gt aja “Hari ini hari apa?” Hari Jumat Karena kebetulan Jumat Berkah yahh," tulisnya, dikutip pada Kamis (5/9/2024) via TribunJabar.

Saat driver ojol menjawab pertanyaan, Jessica langsung memberianya sejumlah uang.

"Pas aku keluarkan 100rb bapaknya langsung nangis terharu," sambungnya.

Driver ojol itu terlihat sedang duduk di pinggir jalan dekat sepeda motor yang biasa dipakainya untuk mencari nafkah.

Saat tahu dapat rezeki, justru ia langsung menangis.

Nangisnya semakin pecah saat ditanya oleh Jessica.

Ternyata, ia menangis karena terharu mendapatkan rezeki saat sepeda motornya rusak.

"Rusak kereta," kata driver ojol itu dengan suara bergetar.

Baca juga: Nasib Guru Honorer Dipanggil Kepsek usai Viralkan Kadisdik Merokok di Ruangan: Tidak Sampai Dipecat

Tangis driver ojol pecah begitu saja, bahkan ia terdengar sesenggukan.

Ia pun mencoba menahan tangisnya dan menghapus air matanya.

Driver ojol itu mengatakan motornya rusak lantaran usianya sudah lama sehingga kini turun mesin.

Ia begitu sedih saat motornya tidak bisa digunakan lagi karena itu sumber utama mencari nafkah.

Driver ojol yang tidak diketahui namanya itu mengaku sempat mencari pinjaman kepada temannya.

"Sudah pinjam ke teman tapi gak ada uangnya," katanya.

Jessica pun memberikan sejumlah uang untuk membantu driver ojol itu memperbaiki motornya.

"Ini ada uang hadiah Tuhan untuk bapak," ujarnya.

Sontak saja, driver ojol itu kembali menangis.

Tangisnya semakin kencang ketika mendapatkan rezeki yang tidak terduga itu.

Driver ojol itu pun sangat berterima kasih atas kebaikan yang diberikan oleh Jessica.

"Tadi aku sedih kali, siapa yang bisa nolongku," katanya.


Ia juga mengaku berdoa terus menerus agar mendapatkan rezeki untuk memperbaiki motornya tersebut.

Warganet pun ramai memberikan komentar di video tersebut.

@teh***.
laki laki udah nangis berarti udah cape banget hati nya,semoga bapaknya d berikan kemudahan,dan untuk ka @owner jestham semakin sukses

@che***.
kakaka aku menangiss ga bayang jika ayah ku seperti ituu

@nur***.
tepat sasaran kak

@beb***.
doamu telah didengar pak ,, dan tuhan kirimkan penolong malaikat seperti kak jestham ,, mks kakak semoga rezeki nya lancar trs amin

Sementara itu, para driver ojol kini mengeluh sepi orderan.

Bahkan ia mengaku penghasilannya turun drastis dibanding saat sekitar tahun 2017.

Soleh (nama samaran) menyebut kondisi sepinya orderan ini semenjak pandemi Covid-19.

Sebab dulu Soleh sering membawa pulang Rp 1 juta dalam semalam.

“(Dulu sekitar tahun 2017) merem saja (dapat uang) Rp 1 juta, satu malam (kerja). Semenjak pandemi Covid-19, hancur,” ujar Soleh saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Saat ini, Soleh hanya bisa membawa pulang Rp 150.000-200.000 setiap harinya.

Ini pun belum dipotong biaya rental motor listrik yang dia pakai untuk “narik”.

“(Biaya rental motor) per hari Rp 50.000. Tambah lagi bayar Rp 25.000 (untuk baterai satu hari penuh),” lanjut dia.

Pendapatan Soleh itu masih terpotong uang makan dan rokok sehari-hari.

Sisanya, Soleh berikan ke istri dan menghidupi tiga orang anaknya.

Soleh menjelaskan, banyak pengemudi ojol kesulitan mencapai target yang diberikan oleh penyedia jasa. 

Bukan hanya target order yang dianggap yang terlampau banyak, tapi poin order juga semakin kecil.

Misalnya, untuk mencapai status paling tinggi, seorang driver perlu mengumpulkan 250 poin setiap hari.

Tapi, satu kali mengantar penumpang diberi nilai 8 poin.

Jika mengantar makanan diberi 9 poin.

Sementara, untuk pengantaran paket nilainya 13 poin.

“Kalau (kejar poin atau target) 30-an orderan ke atas (per hari), bengek. Memangnya kita robot? Sejam dapat dua orderan saja sudah dewa,” imbuh Soleh.


Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Jeki (bukan nama sebenarnya).

Pria yang biasa keliling Jakarta dan sekitarnya ini mengaku sudah tidak bersemangat untuk berangkat pagi.

“(Sekarang) saya 10 (orderan setiap hari) saja susah,” ujar Jeki saat ditemui di dekat Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024).

Saat ditemui Kompas.com, Jeki sempat menunjukkan halaman aplikasinya.

Dia menunjukkan, indikator penerimaan bid (orderan) miliknya sedang terpuruk.

Jeki menjelaskan, salah satu penyebab turunnya performa aplikasi ojol adalah jika pengemudi tidak mengambil orderan yang masuk dalam aplikasinya.

Namun, Jeki mengaku pilih-pilih orderan mengingat pendapatan bersih yang diterimanya sangat kecil.

“Ya kalau di jam sibuk, jauh-jauh (alamat pengantarannya), siapa mau ambil. Macet, enggak semimbang sama untungnya. Kalau kita bawa, bisa saja (makan waktu sampai) dua jam,” lanjut dia.

Terlebih, semenjak pandemi, perusahaan penyedia jasa layanan sudah tidak lagi menyediakan bonus untuk para pengemudi.

“(Sebelum pandemi ada bonus) Rp 200.000. Dulu sempat turun jadi Rp 180.000. Pas Covid, habis (bonus dihapus). Keinginan saya sih, itu (bonus) ada lagi,” imbuh warga Menteng ini.

Melihat kondisi yang semakin buruk, Edi (bukan nama sebenarnya) bersama dengan ribuan pengemudi ojol lainnya turun ke jalan untuk menyuarakan kegelisahan mereka.

“Dibilang prihatin, jelas prihatin ya untuk driver online sekarang,” kata Edi saat ditemui di samping Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Edi mengatakan, ada sejumlah kebijakan dari penyedia jasa layanan yang seharusnya diawasi oleh pemerintah.

Misalnya, terkait dengan upah tidak manusiawi yang dikenakan pada perjalanan dengan beberapa orderan sekaligus (multiorder).

“Argo normal misalnya Rp 8.800. Tapi, tambahan (pendapatan untuk ojol) pada satu order selanjutnya hanya Rp 2.500,” jelas Edi.

Menurutnya, skema ini tidak adil mengingat dua orderan itu akan diantar ke dua alamat yang berbeda.

Masing-masing kustomer juga akan membayarkan biaya jasa yang sama. 

Misalnya, masing-masing Rp 15.000.

Oleh karena itu, Edi bersama dengan pengemudi ojol lainnya menyerukan agar pemerintah segera mengintervensi dan memberikan jalan keluar atas masalah yang tengah mereka hadapi.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved